masing variabel tersebut. Pengertian dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Variabel Bebas Independent Variable
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Variabel bebas dalam
penelitian ini berupa:
a. Return on Assets ROA
Return On Assets ROA menurut Veithzal 2007 adalah rasio laba sebelum pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume
usaha dalam periode yang sama. ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Ukuran atau rumus yang
digunakan adalah Rasio perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Menurut Darsono 2005, ROA adalah perhitungan dari laba bersih
dibagi rata-rata total aktiva. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setap satu rupiah asset
yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan
operasionalnya. Raden 2012 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal dengan menggunakan variabel ROA sebagai salah satu variabel
independen, sedangkan variabel yang digunakan untuk mewakili struktur modal adalah DAR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
ROA berpengaruh signifikan negatif terhadap CAR. Ukuran atau rumus yang digunakan adalah Rasio perbandingan
antara laba sebelum pajak dengan total asset. Rasio ini dirumuskan dengan:
= ×
b. Net Operating Margin NOM
Subramanyam 2008 dalam bukunya, memasukkan NOM sebagai salah satu turunan dari rasio Return on Investment ROI yang dibagi
menurut klasifikasi investasinya yaitu investasi pada asset operasional atau asset produktif. Rasio ini digunakan untuk menganalisis kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi perusahaan dalam bentuk asset produktif. Rasio ini juga adalah rasio utama yang
digunakan untuk menilai profitabilitas bank syariah dengan menggunakan Net Operating Margin NOM. NOM digunakan untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Aydin Ozkan 2001, Mira 2004, dan Raden 2001 menjelaskan
bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Debt to Assets Ratio DAR. Tetapi, Aydin Ozkan dan Mira menyatakan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DAR,
sedangkan Raden menyatakan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap DAR.
NOM dihitung dengan rumus sebagai berikut: =
− � −
× Keterangan :
NOM : Net Operating Margin
PO : Pendapatan Operasional
DBH : Dana Bagi Hasil
BO : Biaya Operasional
Rata-rata Aktiva Produktif : Rata-rata aktiva produktif 12 bulan
terakhir
c. Financing to Debt Ratio FDR
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank,
yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank
tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai pembiayaan menjadi semakin besar.
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank,
yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi FDR dimana harta lancar yang dimiliki
perusahaan semakin besar dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya meningkat maka penggunaan
hutang juga akan meningkat karena mampu ditutupi dengan harta lancar yang ada.
Pada penelitian Aydin dan Raden dijelaskan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap DAR, Tetapi hanya Aydin yang
menyatakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh signifikan terhadap DAR, sedangkan Raden menyatakan likuiditas tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap DAR. FDR dirumuskan sebagai berikut:
= ℎ
ℎ ×
d. Non Performing Financing NPF
NPF merupakan rasio yang mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh Bank Syariah. Semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk. Bank Syariah dengan NPF yang tinggi akan memperbesar biaya baik
pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian Bank.
36
Semakin tinggi NPF, maka semakin tinggi debitur yang tidak memberikan kewajibannya dalam bentuk margin ataupun bagi hasil
kepada kreditur, sehingga berpotensi menurunkan pendapatan bank serta menaikkan penggunaan hutang dalam kegiatan usahanya
dibandingkan laba diatahan. Mira 2004 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap DAR.
Tetapi pengaruh likuiditas terhadap DAR ini tidak signifikan. NPF dapat diukur dengan rumusan sebagai berikut:
= ℎ
×
e. Volume Aset Portofolio VAP
Volume Aset Portofolio VAP adalah salah satu indikator untuk melihat dan menilai tingkat risiko pasar dari sebuah Bank. VAP
merupakan porsi aset yang berbentuk portofolio. Dalam lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 1324DPNP tanggal 25 Oktober 2011
Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dijabarkan bahwa yang termasuk dalam Aset Portofolio adalah:
36
Dwi Nur’aini Ihsan, “Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, UIN Jakarta Press, Jakarta, 2013, h. 96
1. Aset Trading, yaitu penempatan pada Bank lain, surat berharga, surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali repo,
tagihan akseptansi, kredit, dan aset lainnya dengan kategori pengukuran diperdagangkan trading.
2. Aset Derivatif, adalah seluruh aset transaksi spot dan derivatif. 3. Aset Fair Value Option FVO, yaitu penempatan pada Bank lain,
surat berharga, surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali repo, tagihan akseptansi, kredit, dan aset lainnya dengan
kategori pengukuran diukur dengan nilai wajar fair value option. VAP merupakan salah satu bentuk pengendalian terhadap risiko
pasar yang memberi gambaran seberapa besar potensi kerugian bank apabila terjadi perubahan kurs atau perubahan nilai dari portofolio itu
sendiri di pasar. Dengan VAP, kerugian Bank yang terjadi akibat perubahan kurs valas dapat terlihat dan dicover oleh modal dan tidak
sampai mengganggu kelangsungan Bank. Maka dengan semakin besarnya VAP maka semakin besar modal yang harus dijaga untuk
mengantisipasi kerugian yang ditimbulkan oleh Aset Portofolio tersebut.
VAP dapat dirumuskan sebagai berikut: � =
, ,
� ×
2. Variabel Terikat Dependent Variable