bahwa masalah autokorelasi telah disesuaikan sehingga dampaknya sudah tidak mengganggu hasil regresi lagi.
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda multiple regression analysis
dengan model Fixed Effect sebagaimana telah dilakukan pada pemilihan model terbaik sebelumnya, yaitu diakukan melalui uji koefisien determinasi,
uji statistik t, dan uji statistik F dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5 . Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05
maka H
a
diterima, sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H
diterima.
a. Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 14. Regresi Linear Berganda
Dependent Variable: CAR Method: Panel EGLS Cross-section SUR
Date: 080615 Time: 20:15 Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19 Cross-sections included: 8
Total panel balanced observations: 152 Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. ROA
-0.247695
0.117799 -2.102703
0.0373 NOM
0.426070 0.141725
3.006309 0.0031
FDR 0.081950
0.028005 2.926239
0.0040 NPF
-0.317403 0.066382
-4.781466 0.0000
VAP
0.036363
0.033711 1.078666
0.2826
C 79.31193
2.889979 27.44377
0.0000 Effects Specification
Cross-section fixed dummy variables Weighted Statistics
R-squared 0.691584 Mean dependent var
66.82652 Adjusted R-squared
0.664959 S.D. dependent var 93.98597
S.E. of regression 1.030487 Sum squared resid
147.6047 F-statistic
25.97422 Durbin-Watson stat 1.673166
ProbF-statistic 0.000000
Unweighted Statistics R-squared
0.525619 Mean dependent var 87.14987
Sum squared resid 477.3600 Durbin-Watson stat
1.338319 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1
Dari tabel diatas dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 79,31 – 0,25ROA + 0,43NOM + 0,08FDR – 0,32NPF + 0,04VAP + e
Dengan penyesuaian terhadap variabel yang tidak berpengaruh signifikan, maka model persamaan regresi adalah sebagai berikut:
Y = 79,31 – 0,25ROA + 0,43NOM + 0,08FDR – 0,32NPF + e
Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 Koefisien konstanta sebesar 79,31, dengan ini dapat diartikan bahwa Y DAR akan bernilai 79,31 jika, Return On Asset
ROA, Net Operating Margin NOM, Financing to Debt Ratio
FDR, Non-Performing Financing NPF, Volume Aset Portofolio VAP masing-masing bernilai 0.
2 Variabel Return On Asset ROA memiliki nilai koefisien regresi - 0,25. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Return On
Asset ROA sebesar 1 dengan asumsi variabel lain tetap, maka terjadi penurunan pada Solvabilitas Bank Syariah yang diukur
dengan Debt to Assets Ratio DAR dengan nilai 0,25. 3 Variabel Net Operating Margin NOM memiliki nilai koefisien
regresi sebesar 0,43. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Net Operating Margin NOM sebesar 1 dengan
asumsi variabel lain tetap maka, akan meningkatkan Solvabilitas Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets Ratio DAR
sebesar 0,43. 4 Variabel Financing to Debt Ratio FDR memiliki nilai koefisien
regresi positif sebesar 0,08. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Financing to Debt Ratio FDR sebesar 1 dengan
asumsi variabel lain tetap, maka akan meningkatkan Solvabilitas Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets Ratio DAR
sebesar 0,08. 5 Variabel Non-Performing Financing NPF memiliki nilai
koefisien regresi sebesar -0,32. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Non-Performing Financing NPF sebesar 1 dengan
asumsi variabel lain tetap, maka akan menurunkan Solvabilitas Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets Ratio DAR
sebesar 0,32. 6 Variabel Volume Aset Portofolio VAP memiliki nilai koefisien
regresi sebesar 0,04. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan Volume Aset Portofolio VAP sebesar 1 satuan
dengan asumsi variabel lain tetap, maka akan meningkatkan Solvabilitas Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets
Ratio DAR sebesar 0,04.
b. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 nol dan 1 satu. Nilai Koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan
Koefisien determinasi dengan menggunakan nilai adjusted R-square untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R-square dalam
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 15. Adjusted R-Square
Dependent Variable: CAR Method: Panel EGLS Cross-section SUR
Date: 080615 Time: 20:15 Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19 Cross-sections included: 8
Total panel balanced observations: 152 Linear estimation after one-step weighting matrix
Weighted Statistics R-squared
0.691584 Mean dependent var 66.82652
Adjusted R-squared 0.664959 S.D. dependent var
93.98597 S.E. of regression
1.030487 Sum squared resid 147.6047
F-statistic 25.97422 Durbin-Watson stat
1.673166 ProbF-statistic
0.000000 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa besarnya adjusted R- square adalah 0,664959 atau 66,50. Hal ini berarti 66,50 variabel
dependen solvabilitas Bank Syariahyang diwakili oleh Debt to Assets Ratio DAR dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel
independen. Variabel independen tersebut adalah Return On Asset ROA, Net Operating Margin NOM, Financing to Debt Ratio
FDR, Non-Performing Financing NPF, Volume Aset Portofolio VAP. Sedangkan sisanya sebesar 33,50 100
– 66,50 dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi dalam penelitian ini.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 5
atau 0, 05. Apabila nilai probabilitas 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan H
a
diterima. Sedangkan apabila nilai probabilitas 0,05 maka koefisien regresi tidak signifikan dan H
a
ditolak. Hasil uji signifikansi parameter individual Uji Statistik t dapat
dilihat pada tabel output dibawah ini:
Tabel 16. Uji Statistik t
Dependent Variable: CAR Method: Panel EGLS Cross-section SUR
Date: 080615 Time: 20:15 Sample: 2010Q2 2014Q4
Periods included: 19 Cross-sections included: 8
Total panel balanced observations: 152 Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob.
ROA -0.247695
0.117799
-2.102703 0.0373
NOM 0.426070
0.141725 3.006309
0.0031
FDR 0.081950
0.028005 2.926239
0.0040
NPF -0.317403
0.066382 -4.781466
0.0000
VAP 0.036363
0.033711
1.078666 0.2826
C 79.31193
2.889979 27.44377
0.0000
Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1
Pada tabel diatas terlihat bahwa variabel independen Return On Asset ROA, Net Operating Margin NOM, Financing to Debt Ratio
FDR, Non-Performing Financing NPF berpengaruh signifikan terhadap solvabilitas Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets
Ratio DAR karena tingkat signifikansi masing-masing lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Sedangkan variabel Volume Aset Portofolio
VAP tidak berpengaruh signifikan terhadap solvabilitas Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets Ratio DAR karena tingkat
signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih lanjut mengenai hasil
temuan pada tabel diatas:
1 Pengaruh Return on Assets ROA terhadap Solvabilitas Bank
Syariah
Hipotesis pertama Ha
1
adalah Tingkat Earning ROA berpengaruh signifikan secara parsial kepada Solvabilitas Bank
Syariah. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar -2,102703 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,97591
negatif diabaikan dengan tingkat signifikan sebesar 0,0373 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel Return On Asset ROA berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah yang berarti Ha
1
diterima. Hasil pengujian menunjukan bahwa Return On Asset ROA
berpengaruh secara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah. ROA yang semakin besar mengindikasikan semakin efektifnya
aktiva yang digunakan sehingga membuat laba semakin tinggi dan akan membuat penggunaan hutang akan menurun. Hal ini
disebabkan oleh kemampuan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya dengan menggunakan laba ditahan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aydin Ozkan 2001, Mira 2004, dan Raden 2001. Ketiganya menjelaskan
bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Debt to Assets Ratio DAR. Tetapi, Aydin Ozkan dan Mira menyatakan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DAR, sedangkan Raden menyatakan bahwa profitabilitas tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap DAR.
2 Pengaruh Net Operating Margin NOM terhadap Solvabilitas
Bank Syariah
Hipotesis kedua Ha
2
adalah Tingkat Earning NOM berpengaruh signifikan secara parsial kepada Solvabilitas Bank
Syariah. Dari hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 3,006309 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,97591
dengan tingkat signifikan sebesar 0,0031 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Net
Operating Margin NOM berpengaruh secara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah yang berarti Ha
2
diterima. Hasil pengujian menunjukan bahwa Net Operating Margin
NOM berpengaruh secara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah. NOM digunakan untuk mengetahui kemampuan aktiva
produktif dalam menghasilkan laba. NOM yang semakin besar menunjukkan kinerja yang baik dari Bank Syariah untuk
mendapatkan laba dari kegiatan operasionalnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Aydin 2001 dan Mira 2004 dimana dalam penelitiannya rasio profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Debt
to Assets Ratio DAR.
3 Pengaruh Financing to Debt Ratio FDR terhadap Solvabilitas
Bank Syariah
Hipotesis ketiga Ha
3
adalah Tingkat risiko likuiditas FDR berpengaruh secara parsial kepada Solvabilitas Bank Syariah. Dari
hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,926239 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,97591 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,0040 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Financing to Debt
Ratio FDR berpengaruh positif secara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah yang berarti Ha
3
diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Financing to Debt
Ratio FDR berpengaruh positif secara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah. FDR merupakan ukuran likuiditas yang
mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk pembiayaan yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank
terutama dana masyarakat. Semakin tinggi FDR dimana harta lancar yang dimiliki perusahaan semakin besar dan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya meningkat maka penggunaan hutang juga akan meningkat karena
mampu ditutupi dengan harta lancar yang ada. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Aydin 2001 dan Raden 2012 dimana dalam penelitiannya menyatakan bahwa rasio likuiditas mempunyai pengaruh positif
terhadap Debt to Assets Ratio DAR.
4 Pengaruh
Non-Performing Financing
NPF terhadap
Solvabilitas Bank Syariah
Hipotesis keempat Ha
4
adalah Tingkat risiko kredit NPF berpengaruh secara parsial kepada Solvabilitas Bank Syariah. Dari
hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar - 4,781466 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,97591 negatif
diabaikan dengan tingkat signifikan sebesar 0,00001 lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Non-Performing
Financing NPF
berpengaruh negatifsecara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah yang
berarti Ha
4
diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Non-Performing
Financing NPF berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
Solvabilitas Bank Syariah. NPF merupakan rasio yang mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh Bank
Syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan Bank Syariah yang semakin buruk, sehingga
berpotensi terhadap kerugian Bank. Semakin tinggi NPF, maka semakin tinggi debitur yang tidak memberikan kewajibannya
dalam bentuk margin ataupun bagi hasil kepada kreditur, sehingga berpotensi menurunkan pendapatan bank serta menaikkan
penggunaan hutang dalam kegiatan usahanya dibandingkan laba ditahan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mira 2004 dimana dalam penelitiannya itu digunakan variabel
likuiditas yang akan mempengaruhi DAR bank. Hasilnya menunjukkan bahwa likuiditas secara parsial berpengaruh
signifikan negatif terhadap DAR
5 Pengaruh Volume Aset Portofolio VAP terhadap Solvabilitas
Bank Syariah
Hipotesis kelima Ha
5
adalah Tingkat risiko pasar VAP berpengaruh secara parsial kepada Solvabilitas Bank Syariah. Dari
hasil pengujian analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 1,078666 yang lebih kecil dari nilai t tabel 1,97591 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,2826 lebih besar dari tingkat signifikan 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Volume Aset Portofolio VAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Solvabilitas Bank Syariah yang berarti Ha
5
diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Volume Aset
Portofolio VAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Solvabilitas Bank Syariah. VAP merupakan salah satu bentuk
pengendalian terhadap risiko pasar yang memberi gambaran seberapa besar potensi kerugian bank apabila terjadi perubahan
kurs atau perubahan nilai dari portofolio itu sendiri di pasar, tetapi pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
DAR.
d. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika F
hitung F tabel dengan df 5,147 dan tingkat signifikansi 0,05 maka Ha diterima. Uji Statistik-F dapat dilihat dari tabel di bawah:
Tabel 17. Uji F Statistik
Dependent Variable: CAR
Method: Panel EGLS Cross-section SUR Date: 080615 Time: 20:15
Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19
Cross-sections included: 8 Total panel balanced observations: 152
Linear estimation after one-step weighting matrix Weighted Statistics
R-squared 0.691584 Mean dependent var
66.82652 Adjusted R-squared
0.664959 S.D. dependent var 93.98597
S.E. of regression 1.030487 Sum squared resid
147.6047
F-statistic 25.97422 Durbin-Watson stat
1.673166 ProbF-statistic
0.000000 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1
Hasil pengolahan data pada tabel diatas melalui F-test terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 25,97422 yang lebih besar dari F tabel
sebesar 2,28 dan nilai signifikansi sebesar 0,00001 0,05. Uji ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan secara bersama-
sama untuk memprediksi tingkat Solvabilitas Bank Syariah DAR. Hal ini membuktikan bahwa Return On Asset ROA, Net Operating
Margin NOM, Financing to Debt Ratio FDR, Non-Performing Financing NPF, Volume Aset Portofolio VAP bersama-sama secara
simultan berpengaruh positif terhadap terhadap Solvabilitas Bank Syariah yang diukur dengan Debt to Assets Ratio DAR. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ha
6
diterima dalam model regresi penelitian ini.
102
BAB V PENUTUP