Hasil Uji Asumsi Klasik

Tabel 8. Hausman Test Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section Random Effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 29.046661 5 0.0000 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1 Dari tabel diatas diperoleh P-value sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 5 sehingga H ditolak yang berarti model regresi yang digunakan adalah model Fixed Effect. Dari kedua test diatas didapatkan kesimpulan bahwa model regresi data panel yang terbaik untuk model regresi dalam penelitian ini adalah model regresi dengan model Fixed Effect.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan atas data sekunder dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dengan hasil pengujian sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Eviews 8.1 menggunakan Test Jarque-Bera untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan Test Jarque-Bera dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Grafik 7. Test Normalitas Jarque-Bera Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1 Uji statistik Jarque-Bera mempunyai kriteria jika nilai Jarque- Bera diatasnilai Chi-Square Tabel dan nilai probability dibawah nilai signifikansi 0,05, maka data yang diuji memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal baku sehingga data yang diuji tidak berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Jarque-Bera dibawah nilai Chi-Square Tabel dan nilai probability diatas nilai signifikansi 0,05, maka data yang diuji memiliki distribusi normal. Berdasarkan grafik diatas dapat dikatakan bahwa data residual terdistribusi normal. Hal ini tercermin dari nilai Jarque-Bera sebesar 3,245155 yang lebih kecil atau dibawahnilai Chi-Square Tabel dengan 2 4 6 8 10 12 14 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 Series: Standardized Residuals Sample 2010Q2 2014Q4 Observations 152 Mean -2.28e-16 Median -0.038459 Maximum 3.512544 Minimum -5.189957 Std. Dev. 1.772364 Skewness -0.354758 Kurtosis 2.905240 Jarque-Bera 3.245155 Probability 0.197389 df 152 yaitu sebesar 174.729 dan nilai probability yang berada diatas nilai signifikansi 0,05.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat korelasi diantara variabel independennya, jika korelasi lebih dari 0,70 maka dinyatakan terdapat multikolinearitas dikarenakan nilai 0,70 pada korelasi berarti hubungan yang kuat. Korelasi antar variabel independen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 9. Korelasi Variabel Independen ROA NOM FDR NPF VAP ROA 1.000000 0.835493 -0.018381 -0.143408 -0.165363 NOM 0.835493 1.000000 -0.021375 -0.044436 -0.149306 FDR -0.018381 -0.021375 1.000000 0.246813 -0.347137 NPF -0.143408 -0.044436 0.246813 1.000000 -0.452407 VAP -0.165363 -0.149306 -0.347137 -0.452407 1.000000 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1 Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang mempunyai korelasi dengan variabel independen lainnya bernilai diatas 0,70, kecuali variabel ROA dan NOM yang merupakan sama- sama rasio profitabilitas, sehingga dapat dikatakan data dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas. Maka dapat disimpulkan semua variabel independen dalam model regresi terbebas dari problem multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan ujiPark dimana residual kuadrat yang di log diregresikan dengan variabel independen yang ada. Apabila variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel residual kurang dari 5, maka terjadi heteroskedastisitas. Namun, apabila probabilitas signifikan diatas 5 maka dapat dikatakan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil uji Park dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel 10. Uji Park Dependent Variable: LOGRES2 Method: Panel Least Squares Date: 080615 Time: 21:11 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 8 Total panel balanced observations: 152 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.775351 7.637491 -0.494318 0.6218 ROA -0.149391 0.322248 -0.463589 0.6436 NOM 0.221538 0.446964 0.495651 0.6209 FDR 0.020934 0.074669 0.280363 0.7796 NPF -0.131651 0.171387 -0.768150 0.4436 VAP 0.098241 0.080962 1.213412 0.2269 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi variabel independen dalam penelitian ini berada diatas 5 atau 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga model regresi layak digunakan untuk melakukan penelitian ini.

d. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Dalam penelitian ini menggunakan Durbin Watson Test D-W untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji autokorelasi: Tabel 11. Uji Durbin-Watson Dependent Variable: CAR Method: Panel Least Squares Date: 080615 Time: 20:03 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 8 Total panel balanced observations: 152 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.528627 Mean dependent var 87.14987 Adjusted R-squared 0.487933 S.D. dependent var 2.581492 S.E. of regression 1.847285 Akaike info criterion 4.146957 Sum squared resid 474.3323 Schwarz criterion 4.405579 Log likelihood -302.1687 Hannan-Quinn criter. 4.252018 F-statistic 12.99030 Durbin-Watson stat 1.344517 ProbF-statistic 0.000000 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1 Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1 du DW 4-du berarti tidak ada autokorelasi, 2 DW dl berarti ada autokorelasi positif, 3 DW 4-dl berarti ada autokerelasi negatif, dan 4 du DW dl atau 4-du DW 4-dl berarti hasilnya tidak dapat disimpulkan. Berdasarkan tabel diatas, dengan n=152 dan k=5 dapat diketahui nilai batas atas dan batas bawah dari nilai Durbin-Watson dengan nilai dU adalah 1,8032 dan nilai dL adalah 1,6675. dikarenakan nilai D-W adalah 1,344517 berada dibawah dL, atau DW dL maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki masalah autokorelasi. Autokorelasi akan menyebabkan variabel yang seharusnya berpengaruh menjadi tidak berpengaruh, hal ini terlihat dari kecilnya adjusted R-square dan tingginya standard error. Cara untuk mengatasi heteroskedastisitas ini adalah dengan menyesuaikan model regresi dengan Cross-section SUR. Di bawah ini adalah hasil regresi ketika mengalami autokorelasi: Tabel 12. Hasil Regresi Autokorelasi Dependent Variable: CAR Method: Panel Least Squares Date: 080615 Time: 20:03 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 8 Total panel balanced observations: 152 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA -0.238170 0.272885 -0.872788 0.3843 NOM 0.585868 0.370933 1.579445 0.1165 FDR 0.039205 0.069546 0.563721 0.5739 NPF -0.281473 0.200477 -1.404012 0.1625 VAP 0.019469 0.076367 0.254943 0.7991 C 83.46946 7.113991 11.73314 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.528627 Mean dependent var 87.14987 Adjusted R-squared 0.487933 S.D. dependent var 2.581492 S.E. of regression 1.847285 Akaike info criterion 4.146957 Sum squared resid 474.3323 Schwarz criterion 4.405579 Log likelihood -302.1687 Hannan-Quinn criter. 4.252018 F-statistic 12.99030 Durbin-Watson stat 1.344517 ProbF-statistic 0.000000 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1 Terlihat bahwa standard error mempunyai nilai yang cukup tinggi dengan adjusted R-square yang rendah. Hal ini diperbaiki dengan penyesuaian cross-section SUR pada regresi untuk menghilangkan autokorelasi. Tabel 13. Hasil Regresi dengan Cross Section SUR Dependent Variable: CAR Method: Panel EGLS Cross-section SUR Date: 080615 Time: 20:15 Sample: 2010Q2 2014Q4 Periods included: 19 Cross-sections included: 8 Total panel balanced observations: 152 Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ROA -0.247695 0.117799 -2.102703 0.0373 NOM 0.426070 0.141725 3.006309 0.0031 FDR 0.081950 0.028005 2.926239 0.0040 NPF -0.317403 0.066382 -4.781466 0.0000 VAP 0.036363 0.033711 1.078666 0.2826 C 79.31193 2.889979 27.44377 0.0000 Weighted Statistics R-squared 0.691584 Mean dependent var 66.82652 Adjusted R-squared 0.664959 S.D. dependent var 93.98597 S.E. of regression 1.030487 Sum squared resid 147.6047 F-statistic 25.97422 Durbin-Watson stat 1.673166 ProbF-statistic 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.525619 Mean dependent var 87.14987 Sum squared resid 477.3600 Durbin-Watson stat 1.338319 Sumber: Data Sekunder Diolah Output Eviews 8.1 Dibandingkan dengan hasil regresi tanpa penyesuaian Cross- Section SUR, hasilnya menunjukkan penurunan pada standard error dan kenaikan pada adjusted R-Square. Sehingga dapat diasumsikan bahwa masalah autokorelasi telah disesuaikan sehingga dampaknya sudah tidak mengganggu hasil regresi lagi.

4. Hasil Uji Hipotesis