Latar Belakang Efek vitamin e terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria seperti yang dijelaskan pada gambar 2.1 terdiri dari testis, sistem duktus epididimis, duktus deferens, duktus ejakulatorius, dan uretra, kelenjar seks aksesorius vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretra, dan struktur penunjang lainnya, yaitu skrotum dan penis. 9 Gambar 2.1 Potongan Sagital Sistem Reproduksi Pria Organ reproduksi pria terdiri atas testis, sistem duktus, kelenjar seks aksesorius, dan struktur penunjang lainnya . 9

2.1.1 Testis

Testis merupakan kelenjar oval berpasangan yang terdapat di dalam skrotum. Testis memiliki ukuran panjang sekitar 5 cm dan diameter sekitar 2,5 cm. Sesuai yang ditampilkan pada gambar 2.2, testis dilapisi oleh membran serosa yang dinamakan tunica vaginalis. Cairan serosa yang terdapat di dalam tunica vaginalis dinamakan hydrocele. Dibagian dalam tunica vaginalis terdapat jaringan ikat iregular yang dinamakan tunica albugenea. Tunica albugenea membentuk septum sehingga membagi bagian dalam testis menjadi beberapa kompartemen internal yang dinamakan lobulus. Setiap lobulus memiliki satu hingga tiga tubulus seminiferus, dimana spermatozoa diproduksi. 9 Tubulus seminiferus terdiri dari dua jenis sel, yaitu sel spermatogenik dan sel sertoli. Sel spermatogenik memiliki fungsi sebagai sel penghasil spermatozoa, sedangkan sel sertoli berfungsi membantu proses spermatogenesis. Di ruang antara tubulus seminiferus terdapat kumpulan sel yang disebut sel Leydig. Sel Leydig berfungsi untuk menghasilkan hormon testosteron, umumnya androgen. Hormon androgen berfungsi membantu perkembangan maskulin. Selain itu, hormon androgen juga berfungsi menghasilkan libido pada pria. 10 Gambar 2.2 Potongan sagital testis Testis memiliki septum sehingga membentuk lobulus-lobulus yang tersusun atas tubulus seminiferus. 9

2.1.2 Sistem Duktus

Sistem duktus pada saluran reproduksi pria memiliki fungsi untuk membawa sperma matur dari testis ke bagian eksterior tubuh. Sperma yang terdapat pada testis akan disalurkan menuju duktus eferen, lalu masuk ke dalam epididimis untuk mengalami proses pematangan dan