Penis Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Gambar 2.5 Proses spermatogenesis Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus testis. Spermatogenesis akan menghasilkan spermatid. 9

2.3.2 Spermatozoa

Terdapat 300 sperma yang telah melewati proses spermatogenesis lengkap setiap harinya. Sperma memiliki panjang 60 µm dan terdiri dari beberapa struktur yang telah diadaptasi untuk melakukan penetrasi pada oosit sekunder. Seperti yang dijelaskan pada gambar 2.5, bagian mayor dari sperma dibagi menjadi dua, yaitu bagian kepala dan ekor. Pada bagian kepala dikandung sebuah nukleus dengan 23 kromosom. Pada dua pertiga bagian nukleus dilapisi dengan akrosom yang mengandung enzim hyaluronidase dan protease yang memudahkan sperma untuk melakukan penetrasi pada oosit sekunder. Bagian ekor dibagi menjadi empat bagian, yaitu neck, middle piece, principal piece, dan end piece. Dalam sekali ejakulasi, sperma tidak dapat hidup lebih dari 48 jam di dalam saluran reproduksi wanita. 9 Gambar 2.6 Morfologi sperma Sperma terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. 9

2.3.3 Semen

Semen merupakan campuran dari sperma dan cairan seminal. Cairan seminal merupakan cairan yang diseksresi oleh tubulus seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar bulbouretra. Volume semen yang disekresikan tiap sekali ejakulasi pada umumnya sekitar 2,5 – 5 mL dengan jumlah sperma sekitar 50- 150 juta per mL semen. Semen memiliki pH yang basa, yaitu sekitar 7,2 – 7,7. Konsistensi semen lengket dan kental, sedangkan penampakannya berwarna putih susu. 10

2.4 Infertilitas

Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan memperoleh keturunan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan pada pasangan suami istri yang telah rutin melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi. 9 Infertilitas pada pria dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain gangguan hormon, faktor genetik, faktor imunologi, faktor sistemik, dan faktor eksogen. Salah satu faktor eksogen yang dapat menyebabkan infertilitas adalah stress oksidatif. 13