BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hewan coba berupa mencit jantan strain DDY dengan kisaran berat badan 30
– 35 gram.
4.1 Hasil
Suspensi sperma yang telah dicampur larutan George dengan pengenceran sebesar 50 kali kemudian diamati dalam bilik hitung NI dibawah mikroskop
cahaya dengan pembesaran 400 kali. Gambar 4.1 menunjukkan gambaran spermatozoa mencit dibawah mikroskop cahaya.
Gambar 4.1 Spermatozoa Mencit Sumber : dokumentasi pribadi, diambil
Menggunakan kamera Samsung 5 MP Dengan resolusi 72 dpi.
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah spermatozoa mencit dibawah mikroskop cahaya dengan menggunakan bilik hitung NI, maka didapatkan jumlah
spermatozoa mencit sebagai berikut
Tabel 4.1 Jumlah Spermatozoa Mencit Normal
Tabel 4.2 Jumlah Spermatozoa Mencit dengan Induksi Gentamisin
He wan Sampel I
II III IV
V Jumlah Total
Jumlah
Spermatozoa 1a
4 1
1 1
7 7,5
18,75 x 10
6
1b 3
2 1
1 1
8
2a 1
3 2
3 4
6 15 x 10
6
2b 2
1 3
8
3a 2
1 1
7 7
17,5 x 10
6
3b 2
2 1
3 7
4a 3
1 2
1 2
3 7,5 x 10
6
4b 3
2 2
4
5a 1
1 9
7,5 18,75 x 10
6
5b 2
1 1
6 Tabel 4.3 Jumlah Spermatozoa Mencit dengan Induksi Gentamisin dan Vitamin E
Hewan Sampel I
II III IV
V Jumlah Total
Jumlah
Spermatozoa 1a
3 3
2 1
2 11
11,5 28,5 x 10
6
1b 2
4 2
2 2
12
2a 2
2 3
1 2
10 10,5
26,5 x 10
6
2b 1
3 4
11
3a 1
2 2
1 2
8 9
23, x 10
6
3b 2
3 4
1 10
4a 1
2 1
1 1
6 8
20 x 10
6
4b 2
2 4
1 1
10
5a 1
1 1
1 3
7 9,5
24 x 10
6
5b 2
4 4
1 1
12
Hewan Sampel I
II III IV
V Jumlah Total
Jumlah
Spermatozoa 1a
1 1
5 4
6 3
29 29,5
73,75 x 10
6
1b 7
5 7
6 5
30
2a 2
7 4
5 4
22 23,5
58,75 x 10
6
2b 7
5 5
5 3
25
3a 3
6 7
4 5
25 23,5
58,75 x 10
6
3b 5
4 4
4 5
22
4a 2
4 4
3 3
19 19
47,5 x 10
6
4b 5
3 4
3 4
19
5a 4
7 5
4 4
24 22,5
56,25 x 10
6
5b 3
5 3
5 5
21
Setelah mendapatkan hasil perhitungan jumlah spermatozoa pada masing- masing kelompok uji, maka dilakukan penghitungan rerata jumlah sperma pada masing-
masing kelompok uji. Rerata jumlah spermatozoa mencit pada masing-masing kelompok uji disajikan pada tabel 4.4 berikut
Tabel 4.4 Rerata Jumlah Sperma
Kelompok Uji N
Rerata Jumlah Sperma
JutamL X ± SD
K1 Normal 5
59 ± 9,4 K2 Gentamisin
5 15,5 ± 4,7
K3 Gentamisin + Vitamin E 5
24,5 ± 3,2
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa rerata jumlah sperma kelompok mencit normal, yang hanya diberi pakan standar K1 adalah 59 juta dengan standar
deviasi 9,4 juta. Pada kelompok mencit yang diinduksi gentamisin 5 mgkgBB i.p selama 10 hari K2, rerata jumlah spermanya adalah 15,5 juta dengan standar
deviasi 4,7 juta. Sedangkan pada kelompok mencit yang diinduksi gentamisin 5 mgkgBB i.p selama 10 hari dan diberi vitamin E 100 mgkgBB i.p selama 14 hari
K3, rerata jumlah spermanya adalah 24,5 juta dengan standar deviasi 3,2 juta. Analisis data selanjutnya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00
for Windows. Dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Saphiro Wilk. Hasil uji normalitas data menunjukkan hasil uji signifikan p value 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Namun, uji varians data pun menunjukkan hasil varians data yang tidak homogen p value 0,05 , sehingga
dilakukan transformasi data dan dihasilkan varians data yang homogen dengan nilai p = 0,193.
Selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan oneway ANOVA. Hasil analisis didapatkan p = 0,000, berarti dapat disimpulkan ada perbedaan jumlah
sperma diantara ketiga kelompok perlakuan mencit. Analisis lebih lanjut menggunakan Post Hoc membuktikan bahwa kelompok yang memiliki perbedaan
signifikan adalah K1 dan K2, K2 dan K3, serta K1 dan K3.
Tabel 4.5 Analisa Post Hoc Kelompok Uji
K1 K2
K3 K1 Normal
- 0.000
0.000 K2 Gentamisin
0.000 -
0.026 K3 Gentamisin + Vitamin E
0.000 0.026
-
4.2 Pembahasan
Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang sering dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian ini, terbukti bahwa
pemberian gentamisin dengan dosis 5 mgkgBBhari i.p selama 10 hari dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma pada mencit strain DDY. Terdapat
perbedaan bermakna antara jumlah sperma mencit yang diinduksi dengan gentamisin dibandingkan dengan jumlah sperma mencit normal yang tidak
diinduksi dengan gentamisin.
Penurunan jumlah sperma mencit dapat disebabkan oleh peningkatan ROS akibat induksi gentamisin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya
terkait efek gentamisin terhadap kuantitas dan kualitas sperma, diketahui bahwa gentamisin dapat meningkatkan peroksidasi lipid pada membran sel, sehingga
terjadi peningkatan kadar ROS. Kadar ROS yang tinggi dapat menimbulkan stress oksidatif yang dapat memengaruhi proses spermatogenesis dengan
berbagai cara, antara lain merusak membran sel sperma dan apoptosis sel sperma.
19
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh Kilakarje pada tahun 2008. Studi tersebut meneliti tentang efek protektif pemberian jahe
terhadap apoptosis sel testis tikus yang telah diinduksi oleh gentamisin. Penelitian tersebut membuktikan bahwa pemberian gentamisin sebesar 50
mgkgBBhari secara intraperitoneal selama 30 hari mampu meningkatkan apoptosis sel testis tikus sehingga dapat menyebabkan penurunan jumlah sperma
tikus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dipahami bahwa penurunan jumlah sperma tikus terjadi akibat meningkatnya apoptosis sel testis yang
disebabkan oleh stress oksidatif akibat induksi gentamisin. Testis tersusun atas
tubulus seminiferus, tempat dimana terjadinya spermatogenesis, sehingga jika terjadi peningkatan apoptosis pada sel testis maka akan menganggu proses
spermatogenesis yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sperma tikus.
19
Selain itu, pada tahun 2009 telah dilakukan penelitian oleh Khaki mengenai efek pemberian antibiotik aminoglikosida gentamisin terhadap spermatogenesis
tikus Wistar. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pemberian gentamisin dengan dosis 5 mgkgBBhari selama 10 hari mampu menurunkan
berat testis, jumlah produksi sperma harian, dan berat vesikula seminalis tikus. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Khaki sesuai dengan hasil penelitian
ini. Pada penelitian tersebut, dijelaskan bahwa penurunan produksi sperma harian disebabkan oleh rusaknya sel-sel tubulus seminiferus pada testis akibat
peningkatan kadar radikal bebas intra-testikular. Kadar radikal bebas yang telah diukur pada penelitian tersebut, seperti antioxidant-superoxide dismutase,
catalase, dan glutathione peroxidase mengalami peningkatan yang signifikan.
20
Vitamin E memiliki 2 substansi antioksidan, yaitu tocopherol dan tocotrienol. Sifat vitamin E larut lipid berperan dalam melindungi membran fosfolipid yang
tidak jenuh pada membran sel dari degradasi oksidatif pada membran sel. Berdasarkan hasil penelitian ini, terbukti bahwa jumlah sperma mencit yang
diinduksi gentamisin dan vitamin E K3 lebih tinggi dibandingkan jumlah sperma mencit yang hanya diinduksi gentamisin K2. Hal tersebut
membuktikan bahwa vitamin E memberikan efek protektif pada membran sel sperma terhadap kerusakan akibat kondisi stress oksidatif yang disebabkan oleh
peningkatan kadar ROS.
21
Hasil penelitian ini sesuai dengan studi yang telah dilakukan oleh Amrit dan Gurmail pada tahun 2008. Studi tersebut menjelaskan tentang efek pemberian
vitamin E terhadap motilitas, viabilitas, dan peroksidasi lipid pada sperma sapi jantan yang mengalami stress oksidatif. Hasil studi tersebut menjelaskan bahwa
pemberian vitamin E dengan dosis 2 mM memiliki efek optimal dalam meningkatkan motilitas dan viabilitas sperma serta mengurangi peroksidasi lipid
yang disebabkan oleh induksi ferrous ascorbate.
21
Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan oleh Yousef pada tahun 2003.
Dalam studi tersebut dijelaskan bahwa vitamin E merupakan komponen primer pada sistem antioksidan yang dimiliki oleh spermatozoa. Vitamin E merupakan
pelindung mayor pada membran sperma terhadap ROS dan peroksidasi lipid.
23
Vitamin E dapat dijadikan lini utama dalam melindungi membran sel sperma dari kerusakan akibat ROS dan peroksidasi lipid. Hal ini disebabkan oleh
membran seluler dan subseluler fosfolipid tersusun atas polyunsaturated fatty acid, sedangkan vitamin E bersifat larut lipid.
23
30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa vitamin E dapat meningkatkan jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin secara
signifikan. 5.2
Saran Diperlukan penelitian lanjutan yang antara lain bertujuan untuk :
Mengevaluasi kualitas sperma dengan parameter yang lebih beragam,
antara lain jumlah sperma, morfologi sperma, dan motilitas sperma.
Mengetahui dosis optimal vitamin E yang memiliki efek protektif terhadap penurunan kualitas dan kuantitas sperma.
Mengevaluasi kualitas dan kuantitas sperma secara in vivo, sehingga
dapat dilakukan penilaian kualitas dan kuantitas sperma sebelum dan setelah dilakukan induksi serta setelah pemberian vitamin E sehingga
tingkat kepercayaan dalam penelitian dapat meningkat.
Menemukan mekanisme yang mendasari efek vitamin E dalam meningkatkan jumlah maupun kualitas spermatozoa.
Mengevaluasi keadaan stress oksidatif pada hewan coba dengan
menggunakan tes malondialdehide MDA.