Spermatogenesis Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

Terdapat 15 kasus infertilitas pada pasangan suami di dunia. Pada 30-40 kasus infertilitas pada pasangan suami istri disebabkan oleh infertilitas pada pria yang tidak diketahui penyebabnya atau bersifat idiopatik. Pada pasien pria dengan infertilitas idiopatik, tidak terdapat riwayat masalah fertilitas dan gangguan hormon. Selain itu, pemeriksaan fisik pada pasien tersebut menunjukkan hasil yang normal. Namun, pada analisa semen akan didapatkan penurunan jumlah sperma oligozoospermia, penurunan motilitas sperma asthenozoospermia, dan morfologi sperma abnormal teratozoospermia. 14 Infertilitas pada pria yang bersifat idiopatik cenderung dikaitkan dengan status stress oksidatif akibat peningkatan kadar ROS. 15 Infertilitas pada pria lebih sering terjadi dibandingkan dengan infertilitas pada wanita. Hal ini disebabkan oleh sel germinal pria yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap stress oksidatif. Sel sperma secara rutin terpapar oleh ROS, hal ini disebabkan oleh sperma dapat menghasilkan ROS melalui fosforilasi oksidatif yang terjadi pada mitokondria sperma. Selain itu, sel sperma terdiri atas banyak polyunsaturated fat, sehingga menjadi target utama terjadinya peroksidasi lipid. 16

2.5 Vitamin E

Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lipid. Vitamin E memiliki dua substansi biologis yang aktif, yaitu tocopherol dan tocotrienols. Vitamin E merupakan antioksidan terpenting yang dapat larut dalam lipid pada membran sel. Vitamin E melindungi fosfolipid yang tak tersaturasi pada membran dari degradasi oksidatif akibat Reactive Oxygen Species ROS dan radikal bebas lainnya. Pada gambar 2.7 dilampirkan mekanisme vitamin E, terutama α- tocopherol, dalam mengikat ROS. 8 Gambar 2.7 Mekanisme vitamin E dalam mengikat ROS α-tocopherol pada vitamin E berikatan dengan carbon- centered free radical sehingga tidak terbentuk ROS. 15 Efektivitas vitamin E dalam mengurangi peroksidasi lipid memang jarang dan sulit dinilai. Namun, sebuah studi telah membuktikan bahwa pentana, sebuah produksi minor dari peroksidari lipid polyunsaturated, berkurang pada nafas manusia yang diberi suplementasi vitamin E. Hal tersebut cukup menjadi bukti bahwa vitamin E dapat mengurangi peroksidasi lipid polyunsaturated secara in vivo. 13 Dapat dilihat pada gambar 2.8 bahwa pada awalnya terbentuk radikal bebas dengan berupa carbon-centered free radical, kemudian radikal bebas tersebut berikatan dengan oksigen bebas sehingga membentuk ROS. ROS dapat dinetralisir oleh lipid polyunsaturated fat menjadi Hydroperoxide. Vitamin E, terutama α-tocopherol dapat membantu lipid untuk menetralisir ROS, bahkan kemampuan α-tocopherol dalam menetralisir ROS lebih cepat dibandingkan dengan lipid. 13 Vitamin E tentunya dapat mengurangi dan mencegah terjadinya peroksidasi lipid pada membran sel. Berikut dilampirkan bagan yang menjelaskan mekanisme vitamin E menetralisir ROS.