Skrotum berfungsi sebagai kantong penyangga testis. Selain itu, skrotum juga berfungsi mengatur suhu testis. Terdapat beberapa
mekanisme untuk meregulasi suhu testis. Lokasi skrotum dan kontraksi serat otot dapat meregulasi suhu dalam testis. Produksi sperma normal
memerlukan suhu 2°-3°C lebih rendah dari suhu inti tubuh. Pada temperatur yang lebih rendah, M.cremaster dan M.dartos akan
berkontraksi. Kontraksi M.cremaster akan menyebabkan posisi testis mendekat ke inti tubuh sehingga dapat menyerap panas tubuh, sedangkan
kontraksi M.dartos menyebabkan kulit skrotum berkerut hingga mengurangi pelepasan panas pada skrotum.
9
Gambar 2.3 Skrotum dan lapisannya Lapisan skrotum dari luar ke dalam tersusun atas kulit
dan lapisan subkutan. Lapisan subkutan tersusun atas M. Dartos dan M. Cremaster.
12
2.1.5 Penis
Penis memiliki uretra sebagai saluran ejakulasi semen dan eksresi urin pada pria, hal ini dapat dilihat pada gambar 2.4. Penis memiliki
bentuk silindris dan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu body, glans penis, dan root. Pada bagian body terdapat jaringan fibrosa yang disebut tunika
albugenia. Diantara corpora cavernosum penis dan corpus spongiosum penis terdapat jaringan erektil yang kaya akan pembuluh darah.
9
Gambar 2.4 Potongan frontal penis Uretra pada penis memiliki fungsi sebagai saluran
ejakulasi semen dan eksresi urin pada pria .
9
2.2 Anatomi Sistem Reproduksi Mencit Jantan
Saluran reproduksi mencit jantan, seperti yang dijelaskan pada gambar 2.10, terdiri atas sepasang testes dengan epididimis, vesikula seminalis,
prostat, kelenjar bulbouretra, kandung kemih, dan penis. Testes dapat terletak di dalam abdomen atau skrotum, hal ini disebabkan oleh karena hewan
pengerat memiliki kanal ingunalis yang terbuka. Prostat pada mencit terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus anterior, lateral, dorsal, dan ventral.
17
Gambar 2.10 Saluran reproduksi mencit Saluran reproduksi mencit jantan terdiri atas
testes, epididimis, veikula seminalis, prostat, kelenjar bulbouretra, kandung kemih, dan penis.
17
2.3 Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
2.3.1 Spermatogenesis
Pada manusia, proses spermatogenesis berlangsung selama 65 – 75 hari.
Proses spermatogenesis diawali dengan terbentuknya spermatogonia dengan jumlah kromosom diploid 2n. Spermatogonia merupakan stem cell yang
terdapat di membran basal tubulus seminiferus. Spermatogonia yang memasuki blood-barrier testes akan mengawali proses spermatogenesis. Spermatogonia
berdiferensiasi menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer memiliki jumlah kromosom diploid 2n dengan total jumlah 46 kromosom sama dengan
spermatogonia.
9
Setelah itu, DNA dalam masing-masing kromosom spermatosit primer bereplikasi secara meiosis. Pada proses meiosis I terbentuk spermatosit
sekunder. Setiap meiosis sekunder mengandung 23 kromosom dan bertipe haploid n. Pada proses meiosis II terbentuk spermatid.
9