Dengan uraian di atas maka Surat Keputusan PNS memungkinkan masuk kategori surat yang berharga, karena tanpa SK tersebut seorang PNS
tidak dapat bekerja dan tidak dapat memperoleh haknya sebagai PNS. Dalam pelaksanaannya hampir seluruhnya atau setidaknya kurang lebih 90 Pegawai
Negri Sipil menjaminkan Surat Keputusannya namun tidak mengetahui apa yang akan terjadi jika para Pegawai tersebut melakukan cidera janji atau
wanprestasi. Banyak pula yang masih mempertanyakan, bisakah Surat Keputusan tersebut di eksekusi apabila seorang penjamin tidak mampu
memenuhi kewajibannya. di Indonesia SK PNS tidak termasuk dalam jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan, tetapi termasuk sebagai hak istimewa
prevelege yang wujudnya dapat berupa ijasah, Surat Keputusan SK, Surat pensiun dan lain-lain.
5
Sehingga dalam perkreditan di Indonesia SK PNS dapat dijadikan sebagai jaminan kredit. Apabila terjadi wanprestasi, yang dapat
disebabkan antara lain karena meninggal dunia, mengundurkan diri. berarti secara otomatis juga menyebabkan berakhirnya keanggotaan sebagai Pegawai
Negeri Sipil beserta hak istimewanya, maka bank akan sulit untuk mengeksekusi, karena SK PNS bukan benda yang dapat diperjual belikan
sehingga tidak bisa dieksekusi secara langsung.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut melalui penelitian dalam bentuk skripsi yang berkaitan
dengan kredit perbankan dengan judul: “Mekanisme Objek Agunan Kredit
5
J. Satrio, “Hukum Jaminan Hak-Hak Jaminan Kebendaan”, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993, Hal.11.
Pada Bank Rakyat Indonesia Dengan Jaminan Surat Keputusan Pegawai
Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan pembahasan terkait hukum jaminan dan perbankan maka penelitian ini difokuskan mengkaji tentang mekanisme
seorang Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan kredit pinjaman menggunakan Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil sebagai objek jaminan
di Bank Rakyat Indonesia serta langkah-langkah bank sebagai kreditur dalam menangani kredit bermasalah atau kredit macet.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah mekanisme perjanjian kredit dengan jaminan Surat
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil ? b.
Bagaimanakah langkah yang akan dilakukan Bank Rakyat Indonesia dalam penyelesaian kredit macet jika Pegawai Negeri Sipil yang
menjaminkan Surat Keterangannya wanprestasi? c.
Bagaimanakah upaya hukum kreditur jika Pegawai Negeri Sipil yang menjaminkan Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil mengalami
pemutusan hubungan kerja?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitan
a. Untuk mengetahui mekanisme perjanjian kredit dengan menggunakan
jaminan Surat Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil. b.
Untuk mengetahui langkah-langkah yang akan dilakukan Bank selaku kreditur dalam penyelesaian kredit macet apabila Pegawai Negeri Sipil
wanprestasi. c.
Untuk mengetahui upaya hukum yang dilakukan oleh Bank selaku kreditur ketika debitur wanprestasi yang disebabkan pemutusan
hubungan kerja antara debitur yang menjaminkan Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil dengan instansinya.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis. Adapun manfaat tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoretis
1 Manfaat penelitian yang bersifat teoretis diharapkan bahwa hasil
penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran baru di bidang hukum perdata terutama hukum perbankan perihal penyelesaian
kredit macet dalam perjanjian kredit perbankan.
2 Salain itu, hasil penelitian ini akan memberikan informasi
mengenai alternatif konsep yang lebih baik dalam pola pemberian kredit lunak kepada Pegawai Negeri Sipil.
b. Manfaat Praktis
1 Manfaat penelitian yang bersifat praktis yaitu hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan bagi kalangan birokrat, akademisi, praktisi dan bankir dalam
menyelesaikan kredit macet sehubungan dengan perjanjian kredit perbankan.
2 Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
mengungkap berbagai kendala yang timbul dalam perjanjian kredit Pegawai Negeri Sipil, khususnya mengenai penyebab timbulnya
kredit macet.
D. Tinjauan Review Kajian Terdahulu
Penelitian dengan judul “Mekanisme Objek Agunan Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia Dengan Jaminan Surat Keputusan Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta ” yang diketahui
berdasarkan penelusuran atas hasil-hasil penelitian hukum, khususnya di Lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, belum pernah dilakukan. Namun demikian terdapat beberapa judul penelitian yang terkait dengan judul skripsi penulis melalui
penelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu:
1. Jefri Lumbantobing, dengan judul skripsi Tinjauan Yuridis Terhadap
Penyelesaian Kredit Macet Dalam Perjanjian Kredit Perbankan Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Studi pada
PT Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk Cabang Lubuk Pakam; 2.
Fitria Dewi Purnamasari, dengan judul tesis Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Di
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Salatiga. Akan tetapi, variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini seperti
perumusan masalah, metode pendekatan, maupun lokasi penelitian berbeda. Walaupun ada pendapat melalui kutipan dalam penulisan ini, semata-mata
adalah sebagai faktor pelengkap dalam usaha menyelesaikan penelitian, karena hal tersebut memang sangat dibutuhkan dalam penulisan. Jadi
penelitian ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka. Sehingga penelitian ini dapat di pertanggung
jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Dalam kedua skripsi diatas, perbedaan terhadap karya penulis saat ini
adalah pembahasan serta pendekatannya. Dimana pembahasan yang saat ini penulis fokuskan adalah tindakan pidana yang dilakukan oleh debitur
terhadap kreditur dimana penulis menjelaskan apa saja tindak perlawanan hukum yang dilakukan debitur dan apa saja langkah yang ditempuh oleh
kreditur.