terdapat 3 macam, yaitu Bank Milik Negara, Bank Koperasi dan Bank Swasta.
Namun pada Undang-undang yang baru, Undang-undang Perbankan tahun 1992, jenis bank hanya dilihat dari segi fungsinya
saja. Dimana hal ini diatur dalam pasal 5 ayat 1, yang terdiri dari :
17
a. Bank Umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran pasal 1 butir 2. b.
Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan danatau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu pasal 1 butir 3.
4. Dasar Hukum Kredit Bank
Pengaturan perbankan pada masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, dimulai ketika dilakukan nasionalisasi perusahaan
perbankan kolonial yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap De Javasche Bank N.V., yang mana bank ini merupakan bank sentral
yang bersifat pertikelir dan merupakan milik pemerintahan kolonial Hindia Belanda sebagai pemodal. Nasionalisasi ini dilakukan oleh
Pemerintah dengan mengundangkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1951 tentang Nasionalisasi De Javasche Bank N.V. pada
tanggal 15 Desember 1951. Pengundangan UU ini menjadi sejarah terhadap pengambilalihan bank sentral dari tangan pemerintahan
kolonial Hindia Belanda ke tangan Pemerintah Republik Indonesia
17
Supramono, Gatot “Perbankan dan Masalah Kredit” Jakarta:Djambatan, 1996 hal.2
sekaligus awal dimana Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat memiliki bank sentral yang bersifat nasional. Sebagaimana
judul undang-undang tersebut, dalam undang-undang tersebut hanya mengatur hal-hal terkait dengan perubahan nama, pengambilalihan
saham dan modal, dan hal teknis lainnya dalam melaksanakan nasionalisasi De Javasche Bank N.V. tersebut menjadi Bank
Indonesia. Oleh karenanya, dalam undang-undang ini tidak ada mengatur bahkan menyebut mengenai kredit bank yang merupakan
kegiatan usaha perbankan yang diawasi oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral. Pasca nasionalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah
Republik Indonesia terhadap De Javasche Bank N.V., pada tanggal 2 Juni 1953 Pemerintah kembali mengesahkan dan mengundangkan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1953 tentang Penetapan Undang- Undang Pokok Bank Indonesia. Dalam undang-undang ini diatur
mengenai tugas, pengurus, neraca, laba, dan hal pokok lainnya terkait Bank Indonesia. Pada undang-undang ini, kata-kata kredit telah
disebutkan pada Pasal 7 ayat 3 sampai dengan ayat 5, Pasal 7 ayat 5 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1953 ini memerintahkan agar
Pemerintah segera membentuk suatu peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengawasan terhadap urusan kredit secara khusus.
Dan dengan didasari ayat 5 tersebut, maka pada tangga l 4 Februari 1955 diundangkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1955
tentang Pengawasan terhadap Urusan Kredit yang kemudian
mengalami perubahan dan penambahan beberapa pasal dengan pengundangan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1964 tentang
Perubahan dan Tambahan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1955 tentang Pengawasan terhadap Urusan Kredit pada tanggal 2 Mei 1964.
Kemudian pada tahun 1966 tepatnya pada tanggal 5 Juli 1966, ditetapkanlah Ketetapan MPRS RI Nomor XXIIIMPRS1966 tentang
Pembaharuan Kebijaksanaan Landasan Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan yang memerintahkan untuk dilakukannya perbaikan
kemerosotan perekonomian negara yang disebabkan oleh tata kelola negara yang salah serta pemberontakan gerakan kontra revolusi
G.30.SPKI dan juga penyelewengan terhadap Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu target pembaharuan kebijaksanaan landasan
ekonomi, keuangan, dan pembangunan dalam Tap MPRS tersebut adalah sektor perbankan, sebagaimana Pasal 55 yang berbunyi:
“Dalam rangka pengamanan keuangan negara pada umumnya dan pengawasan serta penyehatan tata perbankan pada khususnya,
maka segera harus ditetapkan Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-
Undang Bank Sentral.” Atas perintah Tap MPRS ini terutama Pasal 55 tersebut, maka
diundangkanlah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan pada tanggal 30 Desember 1967 dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral pada tanggal 7 Desember 1968. Kredit perbankan dalam undang-undang