Analisis Bentuk dan Tipe Partisipasi Masyarakat dalam

86 Pada dasarnya PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebuah kebijakan pemerintah yang penekanannya adalah pemberdayaan masyarakat di perkotaan tempat tinggalnya dan mendapatkan fasilitas pembangunan dengan layak sehingga ikut merasakan hasil dari pembangunan yang telah diprogramkan oleh Pemerintah melalui PNPM Mandiri Perkotaan. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan ada beberapa bentuk dan tipe yang menjadi tolak ukur dalam menjalankan tahapan program pembangunan gedung PAUD di Kelurahan Petukangan Utara sebagai berikut: a. Bentuk Partisipasi 1 Bentuk partisipasi nyata seperti partisipasi dalam bentuk uang dan tenaga. Partisipasi tersebut untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan, dalam hal ini pembangunan gedung PAUD di Kelurahan Petukangan Utara merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang nyata. Pada dasarnya pembangunan gedung PAUD tersebut terdapat swadaya dari masyarakat Kelurahan Petukangan Utara dengan memberikan sejumlah uang yang berkisar Rp 20.000,00 sampai Rp 100.000,00 ada juga dari masyarakat Petukangan Utara hanya dapat memberikan sumbangan tenaga seperti pada saat proses pengukuran gedung, pengadukan semen, pembelian bahan-bahan bangunan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan pembangunan gedung PAUD. Dalam bentuk partisipasi nyata ini bapak AK memberikan swadaya berbentuk 87 tenaga seperti dalam proses pembangunan gedung PAUD, memberikan swadaya uang dan dari seluruh masyarakat dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 75.725.000,00 tujuh puluh lima juta tujuh ratus dua puluh lima ribu rupiah. Semua partisipasi masyarakat yang berupa tenaga maupun uang tidak akan tercipta kalau tidak karena ada rasa kebersamaan untuk membangun daerahnya dalam hal ini pembangunan gedung PAUD. 2 Bentuk partisipasi tidak nyata abstrak seperti buah pikiran. Partisipasi tersebut berupa sumbangan ide perencanaan kegiatan program dan ide pengolahan dana yang telah terkumpul dari masyarakat, pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan untuk mewujudkan dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikuti. Dalam bentuk partisipasi abstrak ini ibu T selaku LKM memberikan sumbangan ide untuk menumbuhkan swadaya masyarakat. Pada partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat terlibat dalam setiap diskusiforum dalam rangka untuk mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama dalam hal ini pembangunan gedung PAUD di Kelurahan Petukangan Utara. b. Tipe Partisipasi 1 Tipe partisipasi fungsional yaitu masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan 88 dengan proyek, pembentukan kelompok biasanya setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati, pada awalnya kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar fasilitator, dll tetapi pada saatnya mampu mandiri. Sebagaimana didalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok kerja untuk melakukan perencanaan kegiatan dalam program pembangunan gedung PAUD di Kelurahan Petukangan Utara seperti, adanya Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM yang di ketuai oleh ibu T, dan Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang termasuk didalamnya ketua RT. Dalam pembentukan LKM, KSM dan kegiatan-kegiatan rembuk lainnya biasanya dilakukan di ruang Aula Kelurahan Petukangan Utara, di rumah Ketua Rt atau Rw, atau pun dirumah warga. 2 Tipe partisipasi interaktif yaitu masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada, Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematik, Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan. Seperti LKM dan KSM dalam program pembangunan gedung PAUD merupakan hasil kesepakatan yang di setujui oleh kelompok masyarakat kelurahan Petukangan Utara. 89

2. Analisis Manfaat Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Gedung

PAUD pada PNPM MP di Kelurahan Petukangan Utara. Pemberdayaan partisipasi merupakan pendekatan pemberdayaan yang sesuai dengan hakikat otonomi daerah yang meletakkan landasan pembangunan yang tumbuh berkembang dari masyarakat, diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati oleh seluruh masyarakat. Melalui program-program pemberdayaan partisipasi tersebut diharapkan bermanfaat bagi semua elemen masyarakat agar dapat secara bersama-sama berpartisipasi dengan cara mencurahkan pemikiran dan sumber daya yang dimiliki guna memenuhi kebutuhannya sendiri. 40 Partisipasi masyarakat dalam pembangunan mutlak diperlukan, tanpa adanya partisipasi masyarakat pembangunan hanyalah menjadikan masyarakat sebagai objek semata. Salah satu kritik adalah masyarakat merasa “tidak memiliki” dan “acuh tak acuh” terhadap program pembangunan yang ada. Penempatan masyarakat sebagai subjek pembangunan mutlak diperlukan sehingga masyarakat akan dapat berperan serta secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pembangunan. PNPM Mandiri Perkotaan dalam hal ini sudah mulai kerjasama dengan para pihak LKM dan KSM untuk membangun memberdayakan partisipasi yang dimiliki masyarakat Petukangan Utara. Dengan lebih melibatkan atau memprioritaskan pendapat, saran atau komunikasi yang di utarakan oleh masyarakat dalam menentukan perencanaan program pembangunan PAUD. 40 Burke, M .Edmun. Pendekatan Partisipatif Dalam Perencanaan Kota. Terjemahan Puji Lestari, Bandung: Yayasan Sugijanto Soegijoko Indonesia. 2004. 90 Terlebih apabila kita akan melakukan pendekatan pembangunan dengan semangat lokalitas. Dalam menjalankan program sangat diharapkan partisipasi yang diberikan oleh masyarakat berupa swadaya. Swadaya yang diberikan dapat berupa uang, tenaga, pangan ataupun buah pikiran yang dapat diberikan masyarakat agar program pembangunan gedung PAUD dapat berjalan dengan baik. Masyarakat lokal menjadi bagian yang paling memahami keadaan daerahnya tentu akan mampu memberikan masukan yang sangat berharga. Masyarakat lokal dengan pengetahuan serta pengalamannya menjadi modal yang sangat besar dalam melaksanakan pembangunan. Masyarakat lokal-lah yang mengetahui apa permasalahan yang dihadapi serta juga potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Bahkan pula mereka akan mempunyai “pengetahuan lokal” untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat Petukangan Utara. Midgley 1986 menyatakan bahwa partisipasi bukan hanya sekedar salah satu tujuan dari pembangunan sosial tetapi merupakan bagian yang integral dalam proses pembangunan sosial. Partisipasi masyarakat berarti eksistensi manusia seutuhnya. Tuntutan akan partisipasi masyarakat semakin menggejala seiring kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara. Kegagalan pembangunan berperspektif modernisasi yang mengabaikan partisipasi negara miskin pemerintah dan masyarakat menjadi momentum yang berharga dalam tuntutan peningkatan partisipasi negara miskin, tentu saja termasuk di dalamnya adalah masyarakat. Tuntutan ini semakin kuat seiring semakin kuatnya negara menekan kebebasan masyarakat. Post- 91 modernisme dapat dikatakan sebagai bentuk perlawanan terhadap modernisme yang dianggap telah banyak memberikan dampak negatif daripada positif bagi pembangunan di banyak negara berkembang. Post-modernisme bukan hanya bentuk perlawanan melainkan memberikan jawaban atau alternatif model yang dirasa lebih tepat. Post-modernisme merupakan model pembangunan alternatif yang ditawarkan oleh kalangan ilmuan sosial dan LSM. Isu strategis yang diusung antara lain anti kapitalisme, ekologi, feminisme, demokratisasi dan lain sebagainya. Modernisme dianggap tidak mampu membawa isu-isu tersebut dalam proses pembangunan dan bahkan dianggap telah menghalangi perkembangan isu strategis itu sendiri. Post-modernisme dinyatakan sebagai model pembangunan alternatif karena memberikan penawaran konsep yang jauh berbeda dengan modernisme. Tekanan utama yang dibawa oleh post- modernisme terbagi dalam tiga aspek, yaitu agen pembangunan, metode dan tujuan pembangunan itu sendiri. 41 Partisipasi dan pemberdayaan merupakan dua buah konsep yang saling berkaitan. Untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat diperlukan upaya berupa pemberdayaan. Masyarakat yang dikenal “tidak berdaya” perlu untuk dibuat “berdaya” dengan menggunakan berbagai model pemberdayaan. Dengan proses pemberdayaan ini diharapkan partisipasi masyarakat akan meningkat. Partisipasi yang lemah dapat disebabkan oleh kekurangan kapasitas dalam masyarakat tersebut, sehingga peningkatan kapasitas perlu dilakukan. 41 Handayani, Suci. 2006. Pelibatan Masyarakat Marginal dalam Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif Sebuah Pengalaman di Kota Solo. Solo: Kompip 92 Pemberdayaan yang memiliki arti sangat luas tersebut memberikan keleluasaan dalam pemahaman dan juga pemilihan model pelaksanannya sehingga variasi di tingkat lokalitas sangat mungkin terjadi. Konsep partisipasi dalam pembangunan di Indonesia mempunyai tantangan yang sangat besar. Model pembangunan yang telah kita jalani selama ini tidak memberikan kesempatan pada lahirnya partisipasi masyarakat. Oleh karenanya PNPM Mandiri Perkotaan dan LKM dan juga KSM Kelurahan Petukangan Utara ber upaya “membangkitkan partisipasi” masyarakat tersebut. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat akan berpartisipasi secara langsung terhadap pembangunan gedung PAUD di kelurahan Petukangan Utara. PNPM Mandiri Perkotaan merupakan salah satu program bertujuan mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pendidikan anak usia dini yang berkualitas melalui progam pembangunan gedung PAUD. Kelurahan Petukangan Utara merupakan salah satu lokasi fokus program PNPM Mandiri Perkotaan dalam pembangunan gedung PAUD. Adapula manfaat dari partisipasi yang akan dirasakan oleh masyarakat diantaranya, masyarakat mendapatkan informasi mengenai rencana pembangunan di kelurahan Petukangan Utara sehingga dapat mengetahui dampak apa yang akan terjadi baik yang positif maupun yang negatif, dan cara menanggulangi dampak negatif yang akan dan harus dilakukan. Masyarakat akan ditingkatkan pengetahuannya mengenai masalah lingkungan,

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

MODEL KOMUNIKASI DALAM PROSES FASILITASI COMMUNITY DEVELOPMENT (Studi Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kelurahan Ngaglik Kota Batu)

0 7 53

Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Cempaka Di Rw 02 Kelurahan Petukangan Selatan

5 50 176

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan (Pnpm-Mp): Studi Atas Pembangunan Gedung Paud Di Kelurahan Petukangan Utara, Pesanggrahan Jakarta Selatan

2 24 162