Bentuk dan Tipe Partisipasi

25 Terdapat dua bentuk partisipasi menurut Khotim 2004, yaitu partisipasi ide dan partisipasi tenaga. Partisipasi ide merupakan bentuk keterlibatan yang mengarah pada perumusan, perancangan, perencanaan kegiatan. Dalam proses pembangunan, partisipasi ide berada pada fase-fase awal. Sedangkan partisipasi tenaga, merupakan bentuk keterlibatan masyarakat secara fisik dalam aktivitas sosial. Bentuk partisipasi semacam ini mudah teridentifikasi, bahkan dalam konteks pembangunan partisipatoris semu, bentuk partisipasi tengalah yang lebih diakui. Dari kedua bentuk partisipasi tersebut dalam pelaksanaannya terwujud aktivitas individual dan komunal. 12 Sedangkan menurut Chapin bentuk-bentuk partisipasi, terdiri dari: 13 a. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat terlibat dalam setiap diskusiforum dalam rangka untuk mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan bersama. b. Partisipasi representatif. Partisipasi yang dilakukan dengan cara memberikan kepercayaanmandat kepada wakilnya yang duduk dalam organisasi atau panitia. Berdasarkan bentuk-bentuk partisipasi yang telah dianalisis, dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai tipe partisipasi yang diberikan masyarakat. Tipe partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat kita sebut juga sebagai tingkatan partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sekretariat Bina 12 Adi Fahrudin, “Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat, h.39. 13 Holil Soelaiman, Partisipasi Sosial dalam Usaha Kesejahteraan Sosial. Bandung, h. 27. 26 Desa mengidentifikasikan partisipasi masyarakat menjadi 7 tujuh tipe berdasarkan karakteristiknya, diantaranya: 14 a. Partisipasi pasif manipulatif, karakteristiknya: 1 Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi; 2 Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat; 3 Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran. b. Partisipasi dengan cara memberikan informasi, karakteristiknya: 1 Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan- pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya; 2 Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penyelesaian; 3 Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat. c. Partisipasi melalui konsultasi, karakteristiknya: 1 Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi; 2 Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat; 3 Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama; 14 Ibid, h. 29. 27 4 Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan- pandangan masyarakat sebagai masukan untuk ditindak lanjuti. d. Partisipasi untuk insentif materil¸ karakteristiknya: 1 Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi, dan sebagainya; 2 Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses pembelajarannya; 3 Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakanditerima habis. e. Partisipasi fungsional, karakteristiknya: 1 Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek; 2 Pembentukan kelompok biasanya setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati; 3 Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar fasilitator, dll tetapi pada saatnya mampu mandiri. f. Partisipasi interaktif, karakteristiknya: 1 Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada; 28 2 Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematik; 3 Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan. g. Self mobilization, karakteristiknya: 1 Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas tidak dipengaruhiditekan pihak luar untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki; 2 Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan; 3 Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada. 15 Artinya, tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, memberikan indikasi adanya pengakuan pemerintah bahwa masyarakat bukan hanya sekedar objek atau penikmat hasil pembangunan, melainkan sebagai subjek atau pelaku pembangunan yang memiliki kemampuan dan kemauan yang dapat diandalkan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. 15 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik, h. 88-90. 29 Pada dasarnya, tidak ada jaminan bahwa suatu program akan berkelanjutan melalui partisipasi semata. Keberhasilannya tergantung sampai pada tipe macam apa partisipasi masyarakat dalam proses penerapannya. Artinya, sampai sejauh mana pemahaman masyarakat terhadap suatu program sehingga ia turut berpartisipasi.

3. Manfaat Partisipasi

Keberhasilan pembangunan dalam masyarakat tidak selalu ditentukan oleh tersedianya sumber dana keuangan dan manajemen keuangan tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh peran serta dan respon masyarakat terhadap pembangunan atau dapat disebut sebagai partisipasi masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan partisipasi masyarakat dalam pembangunan diperlukan kepemimpinan lokal yang cakap, berwibawa, dan diterima oleh masyarakat yang mampu mensinergikan tradisi sosial budaya dengan proses manajemen modern. Dari uraian diatas perencanaan secara partisipatif diperlukan karena memberikan manfaat sekurang-kurangnya, yaitu: 16 a. Anggota masyarakat mampu secara kritis menilai lingkungan sosial ekonominya dan mampu mengidentifikasi bidang atau sektor yang perlu dilakukan perbaikan, dengan demikian diketahui arah masa depan mereka. b. Anggota masyarakat dapat berperan dalam perencanaan masa depan masyarakatnya tanpa memerlukan bantuan para pakar atau instansi perencanaan pembangunan dari luar. 16 Rahardjo Adisasmita, Membangun Desa Partisipatif, h.40-41. 30 c. Masyarakat dapat menghimpun sumberdaya dan sumber dana dari kalangan anggota masyarakat untuk mewujudkan tujuan yang dikehendaki masyarakat. Adapula manfaat dari partisipasi yang akan dirasakan oleh masyarakat menurut Suratmo 1992 adalah sebagai berikut: 17 a. Masyarakat mendapatkan informasi mengenai rencana pembangunan didaerahnya, sehingga dapat mengetahui dampak apa yang akan terjadi baik yang positif maupun yang negatif, dan cara menanggulangi dampak negatif yang akan dan harus dilakukan. b. Masyarakat akan ditingkatkan pengetahuannya mengenai masalah lingkungan, pembangunan dan hubungannya, sehingga Pemerintah dapat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggungjawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup. c. Masyarakat dapat menyampaikan informasi dan pendapatnya atau persepsinya kepada pemerintah terutama masyarakat di tempat proyek yang akan terkena dampak. d. Pemerintah mendapatkan informasi-informasi dari masyarakat yang belum atau tidak ada dalam laporan Andal, sehingga kebijaksanaan atau keputusan yang diambil akan lebih tepat, karena didalam informasi tersebut pemerintah sering menemukan masalah-masalah yang penting bagi masyarakat yang belum terekam dalam laporan secara jelas terutama hal-hal yang tidak dapat dikuantitatifkan. 17 Adi Fahrudin, Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat, h.42 31 e. Apabila masyarakat telah mengetahui cukup banyak mengenal proyek tersebut termasuk dampak apa saja yang akan terjadi positif dan negatif dan usaha-usaha apa saja yang akan dilakukan untuk mengurangi dampak negatif, sedang dari pihak pemerintah dan pemrakarsa proyek mengetahui pendapat masyarakat serta keinginannya atau hal apa yang diperlukan, sehingga salah paham atau terjadinya konflik dapat dihindari. f. Masyarakat akan dapat menyiapkan diri untuk menerima manfaat yang akan dapat dinikmati dan apabila mungkin manfaat tersebut dampak positif dan ikut menekan atau menghindarkan diri terkena dampak negatif. g. Dengan ikut aktifnya masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup sejak penyusunan Andal, biasanya perhatian dari instansi pemerintah yang bertanggung jawab dan pemrakarsa proyek pada maysarakat akan meningkat. Pada dasarnya, interaksi merupakan kristalisasi dari faktor situasional beserta kognisi, keinginan, sikap, motivasi, dan respon. Latar belakang sosio- kultural, status sosial, dan tingkat kehidupan menentukan kesempatan dan kemampuan untuk turut dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi faktor-faktor yang menjadi pendukungnya, yaitu: 18 a. Adanya kesempatan, yaitu adanya suasana atau kondisi lingkungan yang disadari oleh orang tersebut bahwa dia berpeluang untuk berpartisipasi. 18 Ibid., h.44. 32 b. Adanya kemauan, yaitu adanya sesuatu yang mendorongmenumbuhkan minat dan sikap mereka untuk termotivasi berpartisipasi, misalnya berupa manfaat yang dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut. c. Adanya kemampuan, yaitu adanya kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa dia mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi, dapat berupa pikiran, tenaga, waktu, atau sarana dan material lainnya. Menurut Sahidu 1998 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemauan masyarakat untuk berpartisipasi adalah motif harapan, kebutuhan, hadiah, dan penguasaan informasi. Faktor yang memberikan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi adalah pengaturan dan pelayanan, kelembagaan, struktur dan stratifikasi sosial, budaya lokal, kepemimpinan, sarana dan prasarana. Sedangkan faktor yang mendorong partisipasi adalah pendidikan, modal, dan pengalaman yang dimiliki. Terdapat tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat agar ikut serta dalam proses pembangunan, yaitu: 19 a. Learning process Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas kegiatan pelaksanaan program dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan masyarakat. b. Institutional development Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata sosial yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau lembaga sosial masyarakat merupakan daya tampung dan daya dukung sosial. 19 Ibid., h.45.

Dokumen yang terkait

“Efektivitas Pelaksanaan Pembangunan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM –MP) Di Desa Hutapadang Kota Padangsidimpuan Hutaimbaru

1 83 111

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan (studi kasus : Pinjaman Bergulir di Kelurahan Bantan Kecamatan Tembung)

4 79 75

Efektivitas Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat

9 74 97

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

MODEL KOMUNIKASI DALAM PROSES FASILITASI COMMUNITY DEVELOPMENT (Studi Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kelurahan Ngaglik Kota Batu)

0 7 53

Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Wanita Tani Cempaka Di Rw 02 Kelurahan Petukangan Selatan

5 50 176

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan (Pnpm-Mp): Studi Atas Pembangunan Gedung Paud Di Kelurahan Petukangan Utara, Pesanggrahan Jakarta Selatan

2 24 162