53
maka Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga penyelenggara executing agency memberikan tugas kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya
untuk menyelenggarakan PNPM-MP. Direktorat Jenderal Cipta Karya kemudian membentuk Unit
Manajemen Proyek atau lebih dikenal sebagai PMU Project Management Unit yang dipimpin oleh Kepala Unit dan mendapat mandat penuh serta
bertanggung jawab langsung kepada Dirjen Cipta Karya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan PNPM-MP. Dalam pelaksanaan di lapangan, PMU melalui
Satker Satuan Kerja mengontrak Konsultan Manajemen Pusat KMP yang akan bertindak atas nama PMU sesuai dengan kewenangan yang diberikan
PMU, untuk melakukan manajemen proyek secara menyeluruh termasuk Konsultan Manajemen Wilayah KMW yang akan bertugas dibeberapa
provinsi yang membawahi team leader sesuai jumlah provinsi yang didampinginya, dipimpin oleh seorang Program Director. Begitu juga untuk di
setiap kota dan kabupaten akan dipimpin oleh seorang Korkot Koordinator Kota yang berkantor di kotakabupaten bersangkutan dibantu beberapa tenaga
ahli sesuai kebutuhan. Ditingkat kelurahan, yang terdiri dari 7 sampai dengan 10 kelurahan
akan didampingi oleh Tim Fasilitator. Di setiap kelurahan, warga masyarakat didorong untuk memilih para relawan sekurang-kurangnya 30 orangkelurahan.
Para relawan ini melalui suatu pelatihan secara khusus oleh KMW akan menjadi kader masyarakat PNPM-MP yang akan berperan sebagai agen
pembangunan dan bekerja bersama warga sebagai relawan untuk
54
meningkatkan kesejahteraan warga dikelurahan masing-masing, terutama warga miskin dan kelompok masyarakat rentan lainnya.
3
6. Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip yang Melandasi PNPM Mandiri Perkotaan
Berdasarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang bersifat universal, dan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan, yang melandasi pelaksanaan P2KP adalah sebagai berikut : a.
Nilai-Nilai Universal Kemanusiaan Gerakan Moral Nilai-nilai universal kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi,
ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP dalam melaksanakan P2KP adalah : Jujur, dapat dipercaya, ikhlaskerelawanan,
adil, kesetaraan, kesatuan dalam keragaman. b.
Prinsip Prinsip Universal Kemasyarakatan Good Governance Prinsip-prinsip universal kemasyarakatan Good Governance yang
harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP adalah : Demokrasi, partisipasi, transparansi dan
akuntabilitas, desentralisasi. c.
Prinsip-Prinsip Universal Pembangunan Berkelanjutan Tridaya Prinsip-prinsip universal pembangunan berkelanjutan harus
merupakan prinsip keseimbangan pembangunan, yang dalam konteks P2KP diterjemahkan sebagai sosial, ekonomi dan lingkungan yang
tercakup dalam konsep Tridaya.
3
Ibid. h. 67
55
d. Perlindungan Lingkungan Environmental Protection
Dalam pengambilan keputusan maupun pelaksanaan kegiatan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak, terutama kepentingan
masyarakat miskin, perlu didorong agar keputusan dan pelaksanaan kegiatan tersebut berorientasi pada upaya perlindunganpemeliharaan
lingkungan baik lingkungan alami maupun buatan termasuk perumahan dan permukiman, yang harus layak, terjangkau, sehat, aman, teratur, serasi
dan produktif. Termasuk didalamnya adalah penyediaan prasarana dan sarana dasar perumahan yang kondusif dalam membangun solidaritas
sosial dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya. e.
Pengembangan Masyarakat Social Development Tiap langkah kegiatan P2KP harus selalu berorientasi pada upaya
membangun solidaritas sosial dan keswadayaan masyarakat sehingga dapat tercipta masyarakat efektif secara sosial sebagai pondasi yang kokoh
dalam upaya menanggulangi kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Pengembangan masyarakat juga berarti upaya untuk meningkatkan potensi
segenap unsur masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang rentan vulnerable groups dan marjinal yang selama ini tidak memiliki
peluangakses dalam programkegiatan setempat. f.
Pengembangan Ekonomi Economic Development Dalam upaya menyerasikan kesejahteraan material, maka upaya-
upaya kearah peningkatan kapasitas dan keterampilan masyarakat miskin dan atau penganggur perlu mendapat porsi khusus termasuk upaya untuk