13 menemukan tema dan amanat, pemilihan bentuk pengungkapan, pemilihan kata-
kata, penggunaan majas, dan penentuan ritme dan rima. Dalam penelitian ini proses penciptaan puisi hampir sama dengan tahap
menulis pada umumnya, proses penciptaan puisi meliputi tahap prapenciptaan pencarian ide, penulisan, dan revisi.
3. Puisi Bebas
a. Pengertian Puisi
Waluyo Supriyadi, 2006: 44 mengungkapkan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Sedangkan Indra Jaya
2001: 4 mengungkapkan bahwa yang merupakan struktur fisik adalah pilihan kata, rima, dan ritma puisi. Sedangkan struktur batin mencakup perasaan, nada,
tema, dan amanat. Selain itu, Burhan Nurgiyantoro 2005: 312, juga mengungkapkan bahwa puisi merupakan genre sastra yang sangat memperhatikan
pemilihan aspek kebahasaan. Efek keindahan dari puisi diperoleh dari pemilihan bahasa terutama aspek diksi yang menyangkut unsur bunyi, bentuk dan makna
puisi. Shanon Ahmad Maman Suryaman, :18 menjelaskan bahwa puisi
merupakan emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindra, susunan kata-kata, kata-kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-
baur. Sedangkan Asul Wiyanto 2005: 28-29 mengungkapkan bahwa hakikat
14 puisi adalah apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Hakikat puisi ada tiga
hal, 1 fungsi estetik yang berarti bahwa puisi merupakan karya seni yang menonjol pada unsure estetikanya seperti rima, irama, diksi, dan gaya bahasa, 2
kepadatan yang berarti bahwa puisi mengandung sedikit kata tapi mengungkapkan banyak hal, dan 3 ekspresi tidak langsung yang berarti bahwa puisi
menyampaikan gagasan pengarangnya secara tidak langsung karena pengarang banyak menggunakan bahasa kiasan..
Dalam penelitian ini puisi yang dimaksud merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu.
Sedangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai arti sebanyak mungkin.
b. Puisi Bebas
Sesuai dalam silabus Bahasa Indonesia kelas V SD dalam KTSP, siswa diharapkan mempunyai kompetensi melakukan berbagai jenis kegiatan menulis
untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. Sedangkan dalam kompetensi dasar
diharapkan siswa mampu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Sesuai dengan SK dan KD tersebut, pengertian puisi bebas dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia 2005: 903 adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata
dalam setiap larik. Sedangkan menurut Muh. Darisman 2007: 26, mengungkapkan bahwa puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima serta
15 tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait. Zainuddin 1992: 122 juga
mengatakan bahwa puisi bebas merupakan puisi yang telah meninggalkan ikatan- ikatan atau syarat-syarat tertentu merupakan konvensi, misalnya meninggalkan
keterikatan jumlah baris, rima, dan irama. Meninggalkan dalam arti tidak sangat memperhatikan atau tidak menomorsatukan ikatan-ikatan dan syarat-syarat yang
ada. Yang dipentingkan dan diperhatikan dalam puisi bebas adalah keindahan, kebaikan, dan ketepatan dalam mengungkapkan peristiwa dengan bahasa yang
indah, baik, dan tepat. Sejalan dengan beberapa pendapat di atas, puisi bebas dapat dikategorikan
dalam puisi modern. Puisi modern merupakan puisi angkatan ‟45. Nursisto 2000, 72 mengungkapkan bahwa puisi angkatan ‟45 tidak lagi mementingkan sajak
atau irama. Bentuk puisi tidak lagi diutamakan, tapi yang ditonjolkan adalah isi. Lebih lanjut lagi Nursisto 2000, 74 juga mengungkapkan bahwa secara hakikat,
puisi angkatan ‟45 sangat mengutamakan keindahan. Dalam penelitian ini puisi bebas yang diteliti adalah puisi yang tidak
terikat rima dan irama, juga tidak mengutamakan aspek bentuk, namun yang diperhatikan dalam puisi bebas adalah isi dan keindahannya.
c. Unsur Pembangun Puisi