23
b. Tahap-tahap Model Quantum Teaching
Bobbi De Porter 2012: 39-40 menyatakan bahwa kerangka rancangan belajar quantum teaching dikenal sebagai TANDUR tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Tumbuhkan yaitu menumbuhkan minat dengan memuaskan “Apa manfaatnya bagiku” AMBAK dan memanfaatkan
kehidupan siswa. Alami yaitu mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Namai yaitu pemberian makna atas pengalaman yang
dialami sebelumnya. Demonstrasikan yaitu memberikan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”. Ulangi yaitu menunjukkan siswa cara
mengulang materi, dan rayakan yaitu pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan. Secara rinci kerangka belajar quantum teaching
dapat dijelaskan sebagai berikut. 1
Tumbuhkan Dalam tahap ini guru menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk
belajar dengan cara memberitahu mereka mengenai AMBAK apa manfaatnya bagiku dan bisa juga cara guru menuliskan tujuan di papan tulis berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Jadi, di sini guru memberitahu siswa mengenai manfaat mempelajari materi yang diajarkan.
2 Alami
Dalam tahap ini guru menghadirkan pengalaman umum yang dapat dimengerti dan dipahami semua siswa. Karena pengalaman menciptakan ikatan
emosional yang nantinya akan menciptakan peluang untuk pemberian makna penamaan
24 3
Namai Dalam tahap ini siswa mulai menamai sesuai pengalaman yang mereka
alami sebelumnya. Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, strategi belajar.
4 Demonstrasikan
Pada tahap ini guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu dan guru harus mengingat bahwa setiap siswa
memiliki cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaannya. 5
Ulangi Ulangi merupakan tahap di mana siswa mengulangi apa yang sudah
mereka pahami. Pada tahap ini siswa bersama guru merefleksi mengenai materi yang telah dipelajari.
6 Rayakan
Rayakan merupakan pengakuan atas keberhasilan siswa, bisa dalam bentuk pujian, bernyanyi bersama, tepuk tangan, dll. Setelah siswa menyelesaikan
pekerjaannya, maka berhak dirayakan dengan cara tepuk tangan, pujian dari guru. Di sini sudah menjadi kesepakatan antara guru dan siswa, jika salah seorang siswa
sudah menyelesaikan puisinya maka guru dan siswa memberikan tepuk tangan. Dari kerangka TANDUR di atas, maka pembelajaran menulis puisi sesuai
jika menggunakan kerangka TANDUR tersebut. Tahap „tumbuhkan‟ di mana siswa mengetahui manfaat pembelajaran menulis puisi, kemudian tahap „alami‟ di
mana siswa mengalami suatu pengalaman yang membangkitkan emosinya, selanjutnya tahap „namai‟ di mana siswa menulis puisi, sampai pada tahap siswa
25 membacakan puisinya, menyimpulkan apa yang sudah diketahui siswa, dan
perayaan atas apa yang dikerjakan siswa. Tahap-tahap dalam kerangka TANDUR memudahkan siswa dalam menulis puisi.
c. Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Quantum Teaching