Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT
18
indera penglihatan, peraba, pera sa,dan penciuman”. Sedangkan menurut Thoha
2007: 141-142 persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik
lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Hal senada dinyatakan oleh Basri dalam Catturia 2010: 11 persepsi adalah kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sehingga
berkesan menjadi suatu pemahaman, pengetahuan, sikap, dan anggapan. Penilaian, pengenalan, dan pengamatan ini dapat dijadikan sebagai pemahaman,
pengetahuan, sikap, dan anggapan seseorang terhadap suatu objek.
Menurut Slameto 2003: 102-105 menyatakan bahwa prinsip persepsi adalah sebagai berikut.
1. Persepsi itu relatif bukan absolut.
2. Persepsi itu selektif.
3. Persepsi itu mempunyai tatanan.
4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan penerima rangsangan.
5. Persepsi seseorang atau sekelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi
orangtua atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
19
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima Daryanto, 2009: 4. Salah satu komponen pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil
belajar yang maksimal adalah media pembelajaran. Pemanfaatan media yang baik dan sesuai dengan materi pelajaran akan meningkatkan hasil belajar yang baik,
demikian pula sebaliknya.
Menurut Hamidjono dalam Arsyad 2007: 4 media adalah semua bentuk prantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan,
atau pendapat sehingga sampai kepada penerima yang dituju. Hal ini diperkuat oleh Gerlach dan Ely dalam Arsyad 2007: 3 mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan
ketrampilan, atau sikap.
Hal senada dinyatakan oleh Luhan dalam Hamalik 2006: 201 berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya
mempengaruhi orang lain yang tidak mengandakan kontak langsung dengan dia. Sedangkan menurut Hamalik 2006: 202 menyatakan bahwa media dirumuskan
dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya
20
meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media
komunikasi elektronik yang kompleks tetapi mencangkup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram dan bagan buatan guru, objek-objek nyata, serta
kunjungan ke luar sekolah.
Menurut Heinich dalam arsyad 2007: 4 menggemukakan bahwa istilah media sebagai perantara yang mengatur informasi antara sumber dan penerima.
Sedangkan Robertus 2007: 75 mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Akan tetapi, secara lebih khusus pengertian media dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad 2006: 4 secara implicit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
21
Sedangkan menurut Puskur Diknas Indonesia tentang TIK sebagai berikut. a.
Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK mencakup dua aspek berikut ini.
1. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
2. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
b. Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transferpemindahan informasi antar media.
Menurut Sannai 2004: 58 menyatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan
antara seseorang kepada orang lain. Menurutnya teknologi informasi dapat dimaknai sebagai ilmu yang diperlukan untuk memanag informasi agar informasi
tersebut dapat ditelusuri kembali dengan mudah dan akurat.
Menurut Franklin dalam Leask 2001: 105, media ICT is vaunted as the cure to many problem within special education needs. Selain itu, menurut Davis dalam
Leask 2001: 36 ICT has many roles to play in education and will continue to develope there dimension through this century.
1. ICT aspect of core skill.
2. ICT as theme of knowledge.
3. ICT as mean a means of enriching learning.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan baik benda mati maupun benda hidup yang dapat digunakan
22
sebagai sarana perantara dalam proses pembelajaran, untuk menyampaikan materi pelajaran guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Gerlach dan Ely dalam Arsyad 2007: 11 mengemukakan tiga ciri media sebagai berikut.
1. Fiksatif fixative property
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwaobjek.
Dengan cara fiksatif , media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa
mengenal waktu.
2. Manipulatif manipulatif property
Ciri ini memungkinkan suatu kejadian atau objek ditransformasikan menjadi cepat atau bahkan diperlambat. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3. Distributif distributive property
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu abjek atau kejadian transportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, media memiliki ciri-ciri yang menjadi unsur penting penggunaannya dalam proses pembelajaran. Ciri-ciri di atas memberikan
gambaran sejauh mana media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memberikan informasi dari guru dengan mengoptimalkan penggunaan media
tersebut.
Menurut Arsad 2005: 27 kriteria pemilihan media yang harus diperhatikan oleh guru antara lain sebagai berikut.
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip
atau generalisasi.
23
3. Praktis, luwes, dan bertahan.
4. Guru terampil mengunakanya.
5. Pengelompokan sasaran, mutu teknis.
Secara teoretis menurut Tpers 2008: 105 menyatakan bahwa TIK memainkan peran yang sangat luar biasa untuk mendukung terjadinya proses belajar seperti
berikut ini. 1.
Active; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
2. Constructive; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru
kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam
benaknya.
3. Collaborative; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau
komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
4. Intentional; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 5.
Conversational; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan
dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. 6.
Contextualized; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna real-world
melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning.
7. Reflective; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia
pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa
teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebu, dalam hal ini media yang dapat
digunakan adalah komputer dan LCD proyektor.
24
Berdasarkan peryataan di atas, dapat dikategorikan bahwa media komputer dan LCD proyektor merupakan media rancangan yang mana di dalam penggunaannya
sangat diperluakan perancangan khusus dan didesain sedimikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras hardware yang difungsikan dalam menginspirasi
media tersebut adalah menggunkan satu unit komputer atau komputer jinjing yang sudah terkoneksi dengan LCD proyektor. Dengan demikian, media dapat menarik
perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
Hal ini diperkuat oleh Sudjana Rivai dalam Arsyad 2007: 24 mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa sebagai berikut.
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar. 2.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran. 3.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru,tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sadiman 2005: 17 mengatakan secara umum kegunaan media pendidikan dalam proses pembelajaran meliputi sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam
bentuk kata – kata tertulis atau lisan belaka.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, seperti misalnya:
a. objek yang terlalu besar bias digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film, atau model; b.
objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
timelaps dan high-speed photography;
25
d. kejadian atau pristiwa yang terjadi dimasa lalu bias ditmpilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto, maupun secara verbal; e.
objek yang terlalu kompleks misalnya mesin-mesin dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain;
f. konsep yang terlalu luas gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-
lain dapat divisualkan dalam bentuk film atau video, gambar, dan lain-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a.
menimbulkan kegairahan belajar; b.
memunginkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan;
c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya. 4.
Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi
pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah
ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuan dalam:
a.
memberikan perangsang yang sama; b.
mempersamakan pengalamn; c.
menimbulkan persepsi sama.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, media pembelajaran sangat membantu proses pembelajara, baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, media akan
mempermudah guru dalam proses penyampaian materi. Guru hanya perlu sedikit waktu untuk menyiapkan media untuk proses belajar yang akan disampaikan
kepada siswa. Sedangkan bagi siswa, media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar lebih baik, dan media pun akan membantu siswa
dalam menyerap dan memahami materi pelajaran.
Menurut Bretz dalam Sadiman 2009: 20 menggolongkan media ke dalam 8 kelas yaitu:
1. media audio visual gerak,
2. media audio visual diam,
3. media audio semi gerak,
4. media visual gerak,
26
5. media visual diam,
6. media semi-gerak,
7. media audio, dan
8. media cetak.
Menurut Arsyad 2002: 89 mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1.
media hasil teknologi cetak, 2.
media hasil teknologi audio-visual, 3.
media hasil teknologi berbasis komputer, dan 4.
media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Hal ini diperkuat oleh Thomas dalam Sihkabuden 2002: 37 menggolongkan media pembelajaran berdasarkan pengalaman, yaitu; pengalaman langsung,
pengalaman tiruan, pengalaman dari kata-kata. Sedangkan menurut Schramm dalam Satyasa 2007: 10 media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan
media sederhana.
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media
yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik belajar akan sangat menunjang efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang
27
klasifikasi media yang baku. Dengan kata lain, belum ada klalisifikasi media yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem
instruksional pembelajaran. Meskipun demikian, apapun dan bagaimana pun cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan
informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui. Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan
tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu. Multimedia
yang akan dikembangkan termasuk dalam kategori media hasil teknologi audio- visual.