29
7 Menghilangkan kerugaian akibat salah berkomunikasi. Komunikasi interpersonal dapat melakukan pendekatan secara langsung guna
menjelaskan kesalahan penerimaan maksud dari suatu pesan. 8 Memberikan bantuan konseling. Komunikasi interpersonal dapat
dipakai dalam kegiatan konsultasi guna membantu seseorang dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan pemaparan tujuan komunikasi interpersonal maka dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi interpersonal guna
menyampaikan informasi, berbagi pengalaman, melakukan kerjasama, dan
menumbuhkan motivasi.
Komunikasi interpersonal
sangat bermanfaat, bagi seorang siswa komunikasi interpersonal dapat
membentuk dan menjaga hubungan antar siswa, dapat saling bertukar informasi dan pengetahuan, mampu merubah sikap, perilaku, dan
kepercayaan diri, saling berbagi guna memecahkan masalah, merubah citra diri menjadi lebih baik, serta membantu meraih kesuksesan seorang
siswa karena saling berbagi.
4. Pendidikan Kewirausahaan
a. Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan merupakan sesuatu yang universal terjadi pada siapa pun, dimana pun, dan kapanpun sepanjang hayat manusia. Salah satu dasar
pendidikan adalah teori humanisme. Pendidikan menyiapkan manusia menjadi seseorang yang mampu melaksanakan kodratnya sebagai
30
makhluk individu maupun sosial yang dapat melaksanakan semua kewajiban dan menyadari hak nya secara penuh.
Menurut Tatang M. Amirin., dkk. 2 011: 16 “Abraham Maslow,
Carl Rogers, Artur Combs, John Holt merupakan tokoh-tokoh humanisme yamg menginginkan agar siswa menjadi humanis
”. Pusat dari pendidikan humanis adalah kekuatan menciptakan lingkungan belajar di mana siswa
mwnjadi bebas dalam kompetisi, disiplin yang kaku, dan takut gagal, akan tetapi bagaimana siswa dalam menjalin hubungan dengan guru maupun
antar sesama siswa diliputi rasa percaya, aman, dan suasana hangat. Pendidikan humanis membantu siswa menyelidiki, manjadi, dan
mengembangkan realitas dirinya dan potensinya. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
“pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Menurut John Dewey Dwi Siswoyo, dkk. 2011: 54 menyatakan “pendidikan adalah rekontruksi atau reorganisasi
pengalaman yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya”. Frederick
Mayer Dwi Siswoyo, dkk. 2 011: 54 menyatakan “pendidikan adalah
suatu proses yang menuntun pencerahan umat manusia”. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
31
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah upaya mengajar dan melatih manusia untuk mengubah tingkah lakunya agar menjadi dewasa, bertanggung jawab, dan
menjadi lebih terampil. Pengertian pendidikan kewirausahaan menunjuk pada definisi pendidikan dan kewirausahaan. Definisi dari pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya, sedangkan kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang menghasilkan produk baru yang bermanfaat. Pendapat
Basrowi 2011: 80 menyatakan “pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah
pembentukan kecakapan hidup life skill pada peserta didiknya melalui kurikulum yang dikembangk
an di sekolah”. Menurut Jamal Ma’mur Asmani 2011: 123 menyatakan “pendidikan entrepreneurship adalah
tangga masyarakat untuk mandiri secara finansial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran individu, sekaligus membangun kesejahteraan
masyarakat”. Menurut Astim Eman Suherman, 2010: 22 mengemukakan:
Pendidikan kewirausahaan merupakan semacam pendidikan yang mengajarkan agar orang mampu menciptakan usaha sendiri.
Pendidikan semacam itu ditempuh dengan cara: a. membangun keimanan,
jiwa, dan
semangat, b.
membangun dan
mengembangkan sikap mental dan watak wirausaha, c. mengembangkan daya pikir dan cara wirausaha, d. memanjukan
dan mengembangkan daya penggerak diri, e. mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam menghadapi resiko, persaingan
dan suatu proses kerjasama, f. mengerti dan menguasai
32
kemampuan menjual ide, g. memiliki kemampuan kepengurusan dan pengelolaan, serta h. mempunyai keahlian tertentu termasuk
penguasaan Bahasa asing tertentu untuk keperluan komunikasi.
Aspek lain yang mendorong keberanian membentuk kewirausahaan didorong oleh guru sekolah, sekolah yang memberikan mata pelajaran
kewirausahaan yang praktis dan menarik dapat membangkitkan siswa untuk berwirausaha. Menurut Hisrich-Peters Buchari Alma, 2013: 7
menyatakan “pendidikan formal dan pengalaman bisnis kecil-kecilan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi potensi utama untuk menjadi
wirausaha yang berhasil”.
b. Komponen Pendidikan Kewirausahaan