Proses Pengelolaan Arsip Pengelolaan Arsip

14 c. Tahap Penyusutan Istirahat Pada tahap ini sudah jarang diperlukan sebagai berkas kerja karena urusannya telah selesai. Untuk selanjutnya sudah harus dipikirkan proses penyusutannya agar terjadi efisiensi. Proses penyusutan arsip meliputi: 1 Pemindahan arsip dari Unit pengolah ke Unit Kearsipan 2 Pemusnahan arsip 3 Penyerahan arsip ke Arsip Nasional RI d. Tahap Penyimpanan Tahap ini khusus diperuntukkan bagi arsip statis permanen yaitu arsip yang memiliki nilai guna tinggi sebagai bahan pertanggungjawaban nasional. Arsip-arsip ini disimpan di Arsip Nasional RI ANRI.

3. Proses Pengelolaan Arsip

a. Penerimaan Arsip Kegiatan penerimaan menurut Basir Barthos 1989: 24-29 merupakan kegiatan pertama yang dilakukan dalam pengelolaan arsip. Langkah-langkah yang dilakukan petugas kearsipan dalam penerimaan adalah : 1 Menerima surat. 2 Memeriksa jumlah dan alamat surat. 3 Memberi paraf dan nama terang pada buku ekspedisilembar pengantar surat. 4 Meneliti tanda-tanda kerahasiaan surat, kesesuaian isi surat serta kebenaran surat itu sah atau tidak. 5 Meneruskan surat kepada penyortir Setelah surat diterima maka kegiatan selanjutnya adalah penyortiran. Surat- surat tersebut dipilah-pilahkan berdasarkan kelompok surat yaitu surat dinas dan 15 pribadi. Dalam penyortiran ini, surat dinas yang bersifat penting dan biasa boleh dibuka. Sedangkan untuk surat yang bersifat rahasia dan pribadi tidak boleh dibuka. Kemudian surat-surat tersebut disampaikan kepada pihak yang bersangkutan dan jika surat tersebut ditujukan kepada pimpinan maka surat tersebut dilampiri lembar disposisi. b. Pencatatan Arsip Sebagaimana diketahui di Indonesia dewasa ini terdapat 3 tiga cara pencatatan dan pengendalian surat, yaitu dengan mempergunakan perangkat Buku Agenda, Kartu-Kendali, Takah Tata Naskah Basir Barthos, 1989:205. 1 Prosedur Buku Agenda Halaman-halaman buku ini berisi kolom-kolom keterangan data dari surat yang dicatat. Buku agenda juga dapat dipakai sebagai alat bantu untuk mencari surat yang disimpan di file. Pencatatan dengan buku agenda dilakukan oleh instansi yang belum menerapkan kartu kendali. Yang dicatat didalam buku agenda hanya surat-surat yang penting dan perlu disimpan lama. Surat keluar dan surat masuk dicatat di dalam satu buku agenda berganda. Halaman sebelah kiri untuk masuk; halaman sebelah kanan untuk surat keluar. Yang saling berhubungan jawaban dicatat dalam garis lurus dengan surat yang dihubungijawab. 2 Prosedur Kartu Kendali Kartu kendali dapat dibuat dari kertas tipis dengan ukuran 10 x 15cm. Pada kartu kendali terdapat kolom-kolom : a Kolom indeks subyek, yaitu kolom yang harus diisi dengan masalah yang 16 terkandung di dalam surat yang disesuaikan dengan pola klasifikasi. b Kolom kode klasifikasi, yaitu kolom yang diisi dengan tanda tangan atau kode klasifikasi dari masalah yang tergantung dalam surat. c Kolom tanggal terima yang diisi tanggal datangnya surat atau pengiriman surat. d Kolom kode klasifikasi, yaitu kolom yang diisi. e Kolom hal yang diisi perihal yang terkandung didalam surat. f Kolom isi ringkas, yaitu kolom yang diisi tentang isi pokok surat dan macam lampirannya. g Kolom darikepada, yaitu catatan asal surat nama, alamat, pejabatinstansi dan kolom untuk catatan nama pejabat, jabatan unit yang menerima surat. h Kolom nama pengolah, yaitu bkolom yang diisi nama pejabat unitsatuan kerja yang harus menangani surat. i Kolom pengolah tanda tangan, yaitu kolom yang diisi oleh pejabat yang harus menangani surat. j Kolom catatan, yaitu kolom yang diisi keterangan yang diperlukan termasuk untuk tunjuk silang. Kartu kendali ini terdiri dari tiga lembar : a Kartu kendali lembar pertama berwarna putih b Kartu kendali lembar kedua berwarna biru c Kartu kendali lembar ketiga berwarna merah Basir Barthos, 1989:207 17 d Prosedur Tata Naskah Tata naskah juga memudahkan penyajian, pengolahan, pengawasan, dan pencarian kembali segi-segi tertentu dari sesuatu persoalan yang dihimpun di dalam naskah. Terdapat empat macam prosedur yang digunakan dalam pencatatan: a Agendaris Suatu sistem pencatatan untuk semua surat yang masuk dan keluar. b Ekspeditur Sistem yang berfungsi untuk mencatat semua pengiriman surat-surat yang akan dikirim. c Kurir Suatu sistem yang berfungsi untuk mengirim, menyampaikan, mengantarkan surat-surat. d Pengganda Suatu sistem cara untuk memperbanyak suratwarkat. c. Penyimpanan Arsip Prosedur penyimpanan adalah langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan sehubungan dengan akan disimpannya suatu warkat. Ada 2 macam penyimpanan arsip : 1 Prosedur Penyimpanan Sementara File pending atau file tindak lanjut follow-up file adalah file yang digunakan untuk penyimpanan sementara sebelum suatu warkat selesai diproses. File ini terdiri dari map-map yang diberi label tanggal yang berlaku untuk tiga 18 bulan. Setiap bulan terdiri dari 31 map tanggal, yang meliputi 31 map bulan yang sedang berjalan, 31 map bulan berikutnya, dan 31 map bulan berikutnya lagi. Pergantian bulan ditunjukkan dengan pergantian penunjuk guide bulan yang jumlahnya 12. Warkat yang dipending sampai waktu tertentu misalnya dapat dimasukkan dalam map dibawah bulan dan tanggal yang dikehendaki. Sesudah selesai diproses barulah warkat yang dipending itu disimpan pada file penyimpanan. File pending biasanya ditempatkan pada salah satu laci dari almari arsip filling cabinet yang dipergunakan 2 Prosedur Penyimpanan Tetap Umumnya kantor-kantor kurang memperhatikan prosedur atau langkah- langkah penyimpanan warkat. Memang pengalaman menunjukkan bahwa banyak dokumen atau warkat yang hilang pada prosedur permulaan, sedang kalau sudah sampai ke penyimpanan, kecepatan penemuan dokumen yang disimpan memegang peranan. Dan kecepatan ini banyak tergantung pada sistem yang dipergunakan, peralatan dan petugas filling. Untuk pekerjaan filling yang dilakukan oleh satu orang seperti misalnya pada pekerjaan sekertaris, prosedur penyimpanan tidak begitu penting kelihatannya. Langkah-langkah penyimpanan yang benar walau sudah dilakukan oleh sekertaris tidaklah begitu kelihatan. Tetapi pada penataan file yang banyak seperti pada bursa-bursa uang misalnya, maka langkah-langkah ini akan kelihatan jelas. Untuk volume dokumen yang banyak, satu langkah bahkan dapat dikerjakan oleh beberapa orang, dimana surat yang akan disimpan berjalab dari satu tangan ke tangan yang lain. 19 3 Sistem Penyimpanan Arsip Sistem penyimpanan adalah sistem yang digunakan untuk menyimpan warkat agar lebih mudah dalam menyimpan dan penemuan warkat yang sudah disimpan dapat dilakukan dengan cepat apabila warkat tersebut sewaktu-waktu diperlukan. Adapun sistem penyimpanan arsip menurut Zulkifli Alamsyah 2003:71- 149 meliputi : a Sistem kronologis Sistem kronologis adalah sistem penyimpanan warkat yang didasarkan pada urutan waktu surat diterima atau waktu dikirim keluar. Dengan sistem kronologis ini pencarian sering harus didahului dengan pencarian informasi mengenai waktu surat diterima melalui Buku Agenda. Tetapi pencarian informasi ini dapat memakan waktu yang lama karena petugas tidak mungkin ingat waktu-waktu warkat diterima atau dikirim, sehingga dalam proses pencarian harus membalik satu persatu halaman buku agenda. b Sistem abjad Sistem abjad merupakan sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan urutanabjad dari kata-tangkap nama dari dokumen yang bersangkutan. Nama dapat terdiri dari dua jenis, yaitu : 1 Nama orang yang terdiri dari nama lengkap dan nama tunggal. 2 Nama badan yang terdiri dari : a nama badan pemerintah; b nama badan swasta; c nama organisasi. Sistem abjad merupakan sistem penyimpanan yang sederhana dan mudah 20 dalam menemukan dokumen. Sistem abjad disebut dengan sistem penyimpanan langsung, artinya untuk mencari warkat pada sistem abjad kita dapat langsung menuju tempat penyimpanan setelah mengetahuinama. c Sistem nomor Sistem penyimpanan dengan sistem nomor hampir sama dengan sistem abjad yang penyimpanan warkatnya berdasarkan nama, hanya kalau pada sistem nomor disini nama diganti dengan kode nomor. Sistem nomor disebut juga sistem penyimpanan tidak langsung, karena kita tidak dapat langsung mencari penyimpanan tanpa mengetahui nomor dari suatu nama yang dicari dapat diketahui. d Sistem geografis Sistem geografis merupakan sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan kepada penggolongan menurut nama tempat. Adapun nama tempat yang digunakan dapat berupa pembagian umum seperti pembagian ilmu bumi, tetapi dapat juga berupa pembagian-pembagian khusus dari instansi masing- masing seperti pembagian wilayah suatu bank. e Sistem subyek Sistem subyek adalah sistem penyimpanan dokumen yang berdasarkan pada isi dari dokumen bersangkutan. Isi dokumen sering juga disebut sebagai perihal, pokok masalah, permasalahan, masalah, pokok surat, atau subyek. Sistem subyek ini dapat dikatakan sebagai sistem yang paling sukar pengamanannya. Karena 21 arsip yang berasal dari unit kerja mempunyai subyek sendii-sendiri, dan pada penyimpanan semuanya bergabung menjadi satu. d. Pemeliharaan Arsip 1 Perawatan Arsip Perawatan arsip mencakup usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga arsip-arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan. Kerusakan atau kemusnahan arsip bisa datang dari arsip itu sendiri, maupun disebabkan oleh serangan- serangan dari luar arsip. Adapun upaya perawatan dan penjagaan arsip agar terhindar dari hal-hal tersebut diatas menurut Basir Barthos 1989: 58 adalah dengan: a Membersihkan ruangan b Pemeriksaan ruangan dan sekitarnya c Penggunaan racun serangga d Larangan makan dan merokok e Membersihkan arsip f Memperbaiki arsip-arsip yang rusakrobek 2 Pengamanan Arsip Pengamanan arsip adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga arsip- arsip dari kehilangan maupun dari kerusakan akibat penggunaan. Usaha pemeliharaan arsip berupa melindungi, mengatasi, mencegah, dan mengambil langkah-langkah, tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip- arsip beserta informasinya isinya. Pengamanan arsip dari segi fisiknya dapat dilakukan dengan cara restorasi dan laminasi. Restorasi arsip adalah memperbaiki arsip-arsip yang sudah rusak, atau yang sulit digunakan, agar dapat dipergunakan dan dapat disimpan kembali. 22 Sedangkan, laminasi adalah menutup kertas arsip diantara 2 dua lemari plastik, sehingga arsip terlindung dan aman dari bahaya kena air, udara lembab dan serangan serangga. Dengan cara itu, arsip akan tahan lebih lama untuk disimpan. Sedangkan pengamanan atau upaya menyelamatkan informasi yang terkandung dalam arsip isi dapat dilakukan dengan mengalih mediakan ke dalam bentuk media lain, seperti pada micro film, dan ke media digital. Pengamanan ini merupakan usaha menjaga arsip agar tidak hilang dan agar isi atau informasi tidak sampai diketahui oleh orang yang tidak berhak. Petugas arsip harus mengetahui mana saja arsip yang sangat penting bagi organisasi, mana arsip yang tidak terlalu penting, mana arsip yang sangat rahasia, dan sebagainya. Usaha pengamanan arsip dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a Petugas arsip harus betul-betul orang yang dapat menyimpan rahasia. b Harus dilakukan pengendalian dalam peminjaman arsip. c Diberlakukanya larangan bagi semua orang selain petugas arsip mengambil arsip dari tempatnya. d Arsip diletakkan pada tempat yang aman dari pencurian. Zulkifli Alamsyah; 2003:151. e. Penyusutan Arsip Penyusutan arsip merupakan kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 1979 penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara: 1 Memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan dalam lingkungan lembaga-lembaga Negara atau Badan-Badan Pemerintahan 23 masing-masing; 2 Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku; 3 Menyerahkan arsip statis oleh Unit Kearsipan kepada Arsip Nasional. Kegiatan pengurangan arsip dapat didasarkan suatu pedoman berupa Jadwal Retensi Arsip, frekuensi penggunaan arsip atau ketentuan lain yang menjadi kebijaksanaan pimpinan organisasi. Jadwal Retensi Arsip adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jenis arsip beserta waktu penyimpanannya sesuai dengan nilai kegunaannya, dan dipakai sebagai pedoman untuk penyusutan arsip. Penentuan jangka waktu penyimpanan arsipretensi arsip ditentukan atas dasar nilai kegunaan arsip tersebut. Tujuan Penyusutan arsip adalah sebagai berikut: 1 Mengurangi jumlah arsip; 2 Memudahkan penemuan kembali arsip dalam rangka pelayanan informasi; 3 Meningkatkan mutu pengelolaan dan pengamanan arsip-arsip yang mengandung pertanggung jawaban pembuktian sejarah kehidupan kebangsaan. Menurut Sedamaryanti 2001:203, langkah-langkah pelaksanaan penyusutan dapat dibagi menjadi 2 dua yaitu: 1 Langkah-langkah umum pelaksanaan penyusutan arsip adalah: a Menyiangi yaitu memilih atau mengambil arsip yang tidak berguna, supaya arsip berkurang; b Menyiapkan peralatan dan tempat untuk menampung arsip yang akan disusutkan; c Membuat catatan berupa daftar tentang arsip yang akan disusutkan; d Arsip yang akan dipindahkan harus mendapat persetujuan dari pimpinan unit kerja. 2 Langkah-langkah khusus pelaksanaan penyusutan arsip adalah: a Memindahkan arsip dari file aktif ke file inaktif b Membuat daftar serah terima arsip dari unit pengolah ke unit arsip 24 pusat. f. Pemusnahan Pemusnahan arsip merupakan aktivitas menghancurkan arsip yang telah habis nilai gunanya. Pemusnahan dapat dilakukan dengan dirobek, dibakar atau dihancurkan. Zulkifli Alamsyah 2003 : 218 menyebutkan beberapa langkah prosedur pemusnahan yaitu : 1 Seleksi. 2 Pembuatan daftar jenis arsip yang dimusnahkan daftar penelaahan. 3 Pembuatan berita acara pemusnahan. 4 Pelaksanaan pemusnahan dengan saksi – saksi.

B. Fasilitas Pengelolaan Arsip