23
sedikit karbon dibanding bahan bakar fosil lain, mendorong ke arah emisi gas karbon dioksida yang lebih rendah CO
2
per kilometer jalannya kendaraan. Emisi cold-start dari Kendaraan BBG juga rendah, karena pengayaan cold-start tidaklah
diperlukan, dan ini mengurangi baik hidro- karbon non metana NMHC dan emisi CO. Pengurangan emisi yang spesifik untuk kendaraan BBG dibandingkan
dengan bensin adalah GTZ, 2003: • CO, 60-80
• gas organik non metana NMOG, 87 • NO
x
, 50-80 • CO
2
, sekitar 20 • Reaktifitas produksi ozon, 80-90
2.10 Inventory Emisi
Inventory emisi merupakan kumpulan informasi secara kuantitas tentang pencemaran udara dari keseluruhan sumber yang berada pada suatu wilayah
geografis selama periode waktu tertentu. Inventori emisi menyediakan informasi dari semua sumber emisi beserta lokasi, ukuran, frekuensi, durasi waktu, serta
konstribusi relatif emisi. Inventori emisi tersebut nantinya dapat digunakan sebagai dasar acuan untuk tindakan pencegahan terhadap pencemaran udara pada
masa yang akan datang serta membantu dalam menganalisa aktivitas yang berperan dalam peningkatan pencemaran di area geografis dalam studi yang
dilakukan Canter, 1996. Inventory emisi menyajikan perhitungan kuantitas suatu kontaminan yang
diemisikan oleh sumber tertentu dan dikombinasikan dengan emisi yang berasal dari sumber lainnya. Metodologi dasar dari inventori emisi menggunakan rata-rata
emisi untuk setiap aktivitas yang didasarkan pada kuantitas penggunaan material seperti bahan bakar. Penting untuk diperhatikan bahwa inventori emisi
menampilkan perhitungan rata-rata emisi dalam periode waktu tertentu dan tidak mengidikasikan emisi yang aktual dalam satuan hari Wilton, 2001.
24
Sasaran utama dari inventory emisi adalah untuk menganalisa sumber buangan yang mengemisikan kontaminan ke dalam atmosfer. Inventori emisi
dapat memberikan indikasi tentang kondisi udara di lingkungan dan gambaran kualitas udara yang ada. Inventory emisi jika dikaitkan dengan instrumen
pengelolaan kualitas udara, dapat digunakan untuk mengidentifikasi sumber permasalahan mengenai kualitas udara dan membantu dalam mengidentifikasi
alternatif pengelolaan untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran udara. Inventori emisi merupakan komponen penting dari sekian banyak strategi
pengelolaan kualitas udara. Komponen atau instrumen lainnya dalam strategi pengelolaan kualitas udara antara lain pemantauan, pembuatan tujuan kualitas
udara, analisa dampak meteorologi, serta analisa biaya-manfaat. Inventory emisi juga diperlukan untuk penentuan perencanaan yang
mencakup identifikasi konstributor utama, menentukan tingkat pengendalian dan sebagai dasar pengembangan strategi pengendalian. US EPA 2004
mengungkapkan bahwa inventori emisi diperlukan guna penentuan perijinan suatu kegiatan yang dapat berdampak terhadap lingkungan pada suatu wilayah tertentu
seperti penentuan terhadap attainment status suatu wilayah. Selain itu inventori emisi diperlukan untuk sumber informasi publik yang bersifat terbuka mengenai
status kondisi kualitas udara dan sebagai alat untuk melacak emisi-emisi sepanjang waktu. Melalui inventori emisi dapat diketahui dimana polusi udara
diemisikan, berapa besar emisi yang dikeluarkan oleh setiap sumber dan sumber mana yang lebih efektif dan menjadi skala prioritas untuk dilakukan pengendalian
emisinya. Perhitungan emisi yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan data dasar atau indeks dari operasi suatu sistem seperti jumlah dan kandungan material
dari energi yang digunakan, proses alamiah, sistem penanganan kontrol emisi yang digunakan, perhitungan keseimbangan massa, dan perhitungan berdasarkan
faktor emisi. Inventory emisi biasanya mencakup dua komponen data penting yaitu mencakup data kategori polutan dan data kategori sumber emisi.
berdasarkan acuan dari US EPA 1972, pembuatan inventory emisi mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klasifikasi semua polutan dan sumber emisi pada lokasi yang dimaksud
25
2. Identifikasi dan mendapatkan informasi mengenai faktor emisi untuk tiap polutan dan sumber
3. Memperkirakan kuantitas informasi unit produksi 4. Perhitungan rata-rata untuk tiap polutan yang diemisikan ke atmosfer
5. Menyimpulkan emisi polutan yang spesifik untuk masing-masing sumber yang teridentifikasi
Inventory emisi dapat digunakan pada keseluruhan area geografis, akan tetapi dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan
dengan pembaruan informasi termasuk faktor emisi, perubahan informasi sumber yang hilang dan sumber yang baru, sehingga diperlukan pengecekan atau
pengawasan secara periodik terhadap ketersediaan berbagai informasi serta perubahan-perubahan dalam pembuatan inventory emisi Canter, 1996.
Menurut IPCC 2006, pelaksanaan inventory harus dapat memberikan jaminan kualitas mulai dari pengumpulan data sampai pada pelaporan. Indikator
dari kualitas inventori meliputi beberapa hal, yaitu : a. Transparansi. Pihak di luar pelaksana inventory dapat mengerti tentang
bagaimana inventori dilaksanakan dan mudah untuk diaplikasikan dalam skala nasional
b. Kelengkapan. Semua pengukuran yang berdasar pada sumber, parameter gas dan lokasi harus dilaporkan secara lengkap termasuk adanya komponen-
komponen yang terlewatkan selama melakukan inventory c. Konsistensi. Inventory yang digunakan untuk mengetahui pola tahunan harus
dihitung berdasarkan metode dan sumber data yang tetap setiap tahunnya sehingga mampu memberikan gambaran fluktuasi dari emisi yang dihasilkan
d. Perbandingan. Inventory emisi yang dilakukan harus dapat dibandingkan dengan inventori emisi di kota atau negara lain untuk skala yang sama
e. Akurasi. Adanya overunder estimate dalam perhitungan inventory emisi harus dapat dipertanggungjawabkan.
Pembaruan data inventory emisi perlu dilakukan secara teratur, sedikitnya setiap dua tahun. Tujuan dan kegunaan pembaruan data inventory emisi adalah:
• Pengkajian kualitas udara • Pengamatan kecenderungan emisi
26
• Input pemodelan kualitas udara • Mengevaluasi skenario di masa yang akan datang, seperti memperkirakan
dampak suatu rencana aksi pengelolaan terhadap perbaikan kualitas udara, dampak adanya sumber pencemaran baru, atau skenario penurunan emisi
• Panduan untuk mengembangkan dan menyempurnakan jaringan pemantau kualitas udara Bappenas, 2006
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai kehadiran satu atau lebih kontaminanpolutan ke dalam atmosfer yang karena jumlah dan lama waktu
keberadaannya dapat mengakibatkan kerugian pada manusia, tumbuhan kehidupan binatang dan atau propertimaterial serta menyebabkan gangguan kenyamanan
dalam melakukan aktivitas hidup. Materi yang diemisikan ke atmosfer oleh aktivitas manusia maupun secara alami merupakan penyebab beberapa masalah
lingkungan seperti hujan asam, penurunan kualitas udara pemanasan global, rusaknya infrastruktur bangunan, pengurangan lapisan ozon dan pemaparan
ekosistem oleh bahan beracun Canter, 1996.
2.2 Sumber Pencemar Udara
Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis sumber frekuensi terjadinya, distribusi spasial dan jenis emisi. Berdasarkan jenis sumber
pencemar maka dapat dibedakan menjadi sumber yang terjadi secara alami dan sumber yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Sumber alami meliputi letusan
gunung berapi, penyerbukan tanaman, kebakaran hutan dan lain sebagainya sedangkan sumber yang berasal dari aktivitas manusia seperti sektor transportasi
proses industri, pembangkit energi, aktivitas konstruksi, dan aktivitas latihan militer. Sumber pencemaran berdasarkan distribusi spasial dapat dibedakan atas
beberapa kategori antara lain sumber titik seperti cerobong industri serta sumber garis yang merupakan sumber pencemar yang begerak seperti aktivitas kendaraan
bemotor. Selain itu juga terdapat sumber area seperti emisi debu dari lokasi konstruksi dan aktivitas pelatihan militer yang semuanya terjadi dalam satu lokasi
geografis tertentu Canter, 1996.