11
Karbon monoksida hanya larut ringan dalam air dan termasuk zat yang tidak meracuni air. CO memiliki densitas yang kira-kira sama dengan udara. CO masuk
ke atmosfir melalui gas buang dan akan cepat teroksidasi membentuk CO
2
. CO berbahaya karena tingkat toksisitasnya yang tinggi terhadap manusia dan hewan.
Waktu tinggal CO di atmosfir antara 1 sampai 2 bulan. Waktu paruh CO terikat dalam darah kira-kira 250 menit. Konsentrasi CO dapat meningkat di
sepanjang jalan raya yang padat lalu lintas dan menyebabkan pencemar lokal.
Data kimiawi dan sifat fisik dari CO adalah sebagai berikut : Rumus Empiris
: CO
Berat Molekul Relatif :
28,01 gram Densitas
: 1,25 gl pada 0
o
C Densitas Gas Relatif
: 0,97
Titik didih :
-191,5
o
C Titik Leleh
: -199
o
C Temperatur nyala
: 605
o
C Batas Meledak
: 12,5 - 74 vol
Tekanan Meledak Maksimum :
7,3 x 10
5
Pa Faktor Konversi
: 1 ppm = 1,164 mgm
3
1 mgm
3
= 0,859 ppm
2.5 Partikel Debu PM
10
Partikel adalah padatan atau likuid di udara dalam bentuk asap, debu dan uap, yang dapat tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama. Ukuran partikel
antara 0,1 mikron hingga 100 mikron. Di samping mengganggu estetika, partikel berukuran kecil di udara dapat terhisap ke ke dalam sistem pernafasan dan
menyebabkan penyakit gangguan pernafasan dan kerusakan paru-paru.. Partikel yang terhisap ke dalam sistem pernafasan akan disisihkan tergantung dari
diameternya. Partikel berukuran besar akan tertahan pada saluran pernafasan atas, sedangkan partikel kecil inhalable akan masuk ke paru-paru dan bertahan di
dalam tubuh dalam waktu yang lama Gambar 4. Partikel inhalable adalah partikel dengan diameter di bawah 10µm PM
10
. PM
10
diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernafasan, pada konsentrasi 140 µgm
3
dapat menurunkan
12
fungsi paru-paru pada anak-anak, sementara pada konsentrasi 350 µgm
3
dapat memperparah kondisi penderita bronkhitis. Toksisitas dari partikel inhalable
tergantung dari komposisinya. Partikel juga merupakan sumber utama haze kabut asap yang menurunkan visibilitas. Partikel debu yang melayang dan berterbangan
dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi pemandangan mengurangi batas pandang.
Gambar 4 Struktur pernapasan dalam tubuh manusia
Sumber : Colls, 2002
13
Adanya cacahan logam beracun yang terdapat dalam partikel di udara merupakan bahaya yang cukup besar bagi kesehatan. Udara yang tercemar pada
umumnya hanya mengandung logam berbahaya sekitar 0,01 sampai dengan 0,03 mikron dan seluruh partikel di udara, akan tetapi logam tersebut bersifat
akumulatif dan kemungkinan dapat terjadi reaksi synergistic dalam jaringan tubuh manusia.
Ada beberapa jenis logam yang terkandung dalam partikel udara, diantaranya ada 4 empat jenis logam berat yang dianggap berbahaya bagi
kesehatan yaitu timah hitamtimbal Pb, cadmium Cd, nikel Ni, dan merkuri Hg. Keempat jenis partikel logam tersebut umumnya akan mengganggu sistem
pernapasan, penyakit paru-paru, kanker paru-paru, serta radang otak. Menurut Hodges 1976 dalam Satudju 1991, terdapat empat tingkat
penyakit yang dihasilkan oleh bahan partikel di udara, yaitu: •
Bronchitis kronis, kerusakan pada tabung bronchial yang tetap atau permanen, produksi mukus yang berlebihan sehingga mengakibatkan batuk
yang kronis. •
Bronchial asthma, bahan-bahan asing yang berupa timah yang memberikan reaksi alergi pada bronchial membran yang hebat, dan menyebabkan
pernapasan pendek dan berbunyi. •
Emphysema, pengerutan bronchiole yang menyebabkan transfer oksigen ke dalam darah berkurang serta menyebabkan pernapasan menjadi pendek dan
kronis. •
Kanker paru-paru, lung cancer, diakibatkan beberapa partikel yang terdapat di atmosfer yang tercemar dan kebanyakan terdapat di wilayah
perkotaan, yaitu partikel debu logam, asbestos, aromatik hidrokarbon carcinogen 3, benzylphyrene. Tetapi konsentrasi partikel-partikel tersebut
sangat kecil.
14
2.6 Nitrogen Oksida