Bahan Bakar Gas TINJAUAN PUSTAKA

21 dan kandungan olefin, aromatik dan benzen pada level yang rendah sehingga menghasilkan pembakaran tang lebih sempurna pada mesin. Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal unleaded. Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converter. c. Pertamax Plus RON 95, merupakan bahan bakar dengan kandungan energi tinggi. Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance international world fuel charter WWFC. Pertamax plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi electronic fuel injection, variable valve timing intelligent, turbocharge dan catalytic converter Bphmigas, 2005.

2.8.2 Solar

High speed diesel HSD merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka Performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin transportasi jenis diesel dengan sistem injeksi pompa mekanik injection pump dan electronic injection . Penggunaan jenis BBM ini adalah untuk transportasi dan mesin industri. Berikut ini memperlihatkan properti dari minyak solar Bphmigas, 2005.

2.9. Bahan Bakar Gas

Bahan Bakar Gas adalah gas bumi yang telah dimurnikan dan aman, bersih, andal, murah. BBG digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Komposisi BBG sebagian besar terdiri dari gas metana dan etana kurang lebih 90 dan selebihnya adalah gas propana, butana, nitrogen dan karbondioksida. BBG lebih ringan dari udara dengan berat jenis sekitar 0,6036 dan mempunya nilai oktan 120 Bphmigas,2003 Gas alam terkompresi compressed natural gas, CNG adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas BBG. Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah 22 lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana CH 4 yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. Argentina dan Brazil di Amerika Latin adalah dua negara dengan jumlah kendaraan pengguna CNG terbesar berdasarkan laporan kajian bahan bakar gas untuk transportasi, Departemen Energi Sumber Daya Mineral tahun 2003. Konversi ke CNG difasilitasi dengan pemberian harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair bensin dan solar, peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi CNG yang terus berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran lingkungan, CNG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk barang berdaya ringan hingga menengah. CNG bukanlah barang baru di Indonesia. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan dari pada bahan bakar minyak BBM sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari armada taksi harus memakai CNG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat untuk menggunakannya tidak sempat membesar. CNG terkadang dianggap sama dengan LNG. Walaupun keduanya sama- sama gas alam, perbedaan utamanya adalah CNG adalah gas terkompresi sedangkan LNG adalah gas dalam bentuk cair. CNG secara ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan dibandingkan LNG yang membutuhkan pendinginan dan tangki kriogenik yang mahal. Akan tetapi CNG membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih besar untuk sejumlah massa gas alam yang sama serta perlu tekanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi yang dekat dengan sumber gas alam. CNG juga perlu dibedakan dari LPG, yang merupakan campuran terkompresi dari propana C 3 H 8 dan butana C 4 H 10 Wikipedia, 2008 Bahan bakar gas memiliki emisi karbon monoksida CO yang lebih rendah, hampir tidak memancarkan partikulat dan telah mengurangi senyawa organik yang mudah menguap VOC. Per unit energi, bahan bakar gas mengandung lebih 23 sedikit karbon dibanding bahan bakar fosil lain, mendorong ke arah emisi gas karbon dioksida yang lebih rendah CO 2 per kilometer jalannya kendaraan. Emisi cold-start dari Kendaraan BBG juga rendah, karena pengayaan cold-start tidaklah diperlukan, dan ini mengurangi baik hidro- karbon non metana NMHC dan emisi CO. Pengurangan emisi yang spesifik untuk kendaraan BBG dibandingkan dengan bensin adalah GTZ, 2003: • CO, 60-80 • gas organik non metana NMOG, 87 • NO x , 50-80 • CO 2 , sekitar 20 • Reaktifitas produksi ozon, 80-90

2.10 Inventory Emisi