Kerangka Berpikir Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA

40 Persamaan penelitiannya yaitu: 1 Dua variabel dan kecerdasan emosi sebagai variabel bebas. 2 Rumusan masalah asosiatif. 3 Analisis statistik melalui uji korelasi sederhana. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu: 1 Variabel terikat penelitian tersebut Kompetensi Kepribadian Guru. 2 Hipotesis penelitian tersebut yaitu ada dan tidak adanya hubungan. Penelitian Bahri 2011 yang berjudul Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru SD di Dataran Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan menghasilkan kesimpulan bahwa: Tingkat kinerja guru berada pada kategori baik rerata = 100,93 dari skor maksimum 119. Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel kemampuan mengajar, persepsi tentang lingkungan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru berturut-turut: r1y 2,3 sebesar 0,647; r2y 1,3 sebesar 0,367; r3y 1,2 sebesar 0,271. Hasil analisis regresi ganda menunjukkan koefisien korelasi R sebesar 0,774. Besarnya pengaruh Ry1,2,3 teramati dari besarnya koefisien determinasi R2 sebesar 59,29. Besarnya sumbangan efektif tersebut diperoleh dari kemampuan mengajar 52; persepsi tentang lingkungan kerja sebesar 4,8; motivasi kerja sebesar 3,2. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu: 1 Mengkaji kinerja guru. 2 Penelitian di lingkungan sekolah dasar. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu penelitian tersebut mengarah kepada analisis faktor, sedangkan penelitian ini mengarah kepada mencari pengaruh.

2.3 Kerangka Berpikir

Guru merupakan subjek penting dalam sistem pendidikan, sehingga kinerjanya menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan. Kinerja guru dapat diamati 41 dari indikatornya. Indikator dari kinerja guru yaitu kemampuannya pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Pelaksanaan kinerja guru akan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kecerdasan emosional guru. Apabila guru memiliki komponen kecerdasan emosional yaitu: 1 kesadaran diri; 2 pengendalian diri; 3 motivasi; 4 empati, dan 5 hubungan dengan orang lain yang terus berkembang, maka kinerja akan berkembang pula. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di objek penelitian, peneliti menemukan adanya kesesuaian antara teori yang dikaji yaitu mengenai kecerdasan emosional dengan kinerja guru serta hasil penelitian yang relevan memiliki kesesuaian dengan objek. Oleh karena itu, kerangka pemikiran penelitian ini yaitu apabila kecerdasan emosional merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru, maka pengaruh tersebut akan dapat membangkitkan, mendorong, dan memelihara perilaku seseorang mencapai tujuan. Gambar 2.1 Paradigma penelitian Kecerdasan Emosional X -kesadaran diri -pengendalian diri -motivasi -empati -hubungan sosial Kinerja Y -merancang pembelajaran -melaksanakan pembelajaran -menilai hasil belajar siswa 42 Berdasarkan pola hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru yang akan diteliti tersebut, maka penelitian ini memiliki paradigma penelitian seperti pada gambar 2.1.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis penelitiannya yaitu: Ho: Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan kinerja guru bersertifikat pendidik di sekolah dasar Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Ho: ρ = 0 Ha: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan kinerja guru bersertifikat pendidik di sekolah dasar Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Ha: ρ ≠ 0 43 43

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian, variabel, definisi operasional, populasi dan sampel, metode penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Berikut ini merupakan penjabarannya:

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan metode yang digunakan, yaitu metode survai. Menurut Sukmadinata 2005:82-83, “survai ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi,” yang mana “dapat digunakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, cita-cita, perilaku, kebiasaan, dll.”. Menurut Sugiyono 2011:12, peneliti dalam penelitian survei mengumpulkan data dari beberapa orang sebagai responden. Data yang terkumpul berisi mengenai perilaku diri sendiri baik yang telah lalu maupun sekarang masih terjadi. Menurut Kline 1980 dalam Sugiyono 2011:12, pengamatan dalam penelitian survei dilakukan secara tidak mendalam, tetapi apabila sampel yang digunakan bersifat representatif maka generalisasi yang dilakukan akan lebih akurat daripada menggunakan metode eksperimen. Oleh karena itu, agar dalam penelitian ini generalisasi akan lebih akurat, maka metode yang digunakan yaitu metode survai.