tentang energi alternatif, KD 8.3 tentang karya dengan menerapkan konsep perubahan energi gerak, dan KD 8.4 tentang konsep perubahan energi bunyi
melalui alat musik pada siswa IV SD diterapkan melalui Pembelajaran Berbasis Masalah berbantuan media Audiovisualdengan menayangkan media Audiovisual
sebagai media penyampaian materi pembelajaran IPA.
2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM
Arends berpendapat, “it is strange that we expect students to learn yet
seldom teach then about learning, we expect student to solve problems yet seldom teach then about problem solving”Trianto, 2011: 66. Dari pernyataan tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa seharusnya siswalah yang harusnya berperan aktif dalam pembelajaran, yaitu dengan belajar memecahkan masalah.
Finkle dan Torp menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi
pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan me- nempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan
sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik Shoimin, 2014: 130. Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahu-
an mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks Trianto, 2013: 92.
Menurut Hamdayama 2014: 209-210 karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah adalah 1 belajar dimulai dengan satu masalah; 2 memastikan bahwa
masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata siswa; 3 mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu; 4 memberikan tanggung
jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri; 5 menggunakan kelompok kecil; 6
menuntut siswa untuk mendemonstrasikan yang telah mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
Berdasarkan uraian di atas, model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran IPA pada KD 8.2 tentang energi alternatif, KD 8.3 tentang karya
dengan menerapkan konsep perubahan energi gerak, dan KD 8.4 tentang konsep perubahan energi bunyi melalui alat musik adalah sistem pengajaran yang
membantu siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari
yang tidak terstruktur dengan baik serta membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Ibrahim dan Nur mengelaborasi pendapat dari Arends mengenai tahap-tahap
model pembelajaran berbasis masalahTrianto, 2011: 71-72, yaitu: a.
Orientasi siswa pada masalah b.
Mengorganisasi siswa untuk belajar c.
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok d.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan para proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah Hamdayama, 2014: 209. Pembelajaran Berbasis Masalah memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru
menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Kelebihannya menurut Shoimin 2014: 132 : a.
Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata
b. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuaanya sendiri
melalui aktivitas belajar c.
Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
beban siswa dengan menghaafal atau menyimpan informasi. d.
Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok. e.
Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi
f. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
g. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah
dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka. h.
Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching
2.1.7 Media Audiovisual