4.3.3. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga professional yang diperlukan oleh suatu instansi atau
organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas
tertentu. Soekidjo Notoatmodjo, 2003 Menurut T. Hani Handoko 2001, latihan training dimaksudkan untuk
memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa latihan
digunakan untuk mempersiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan “sekarang”. Apabila pihak manajemen ingin menyiapkan para karyawan untuk
memegang tanggungjawab ”di waktu yang akan datang” maka diperlukan kegiatan pengembangan sumberdaya manusia. Pengembangan development
mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan sikap dan sifat – sifat kepribadian.
Suatu pelatihan, orientasi atau penekanannya pada tugas yang dilaksanakan Job Orientation, sedangkan pendidikan lebih pada pengembangan kemampuan
umum. Oleh karena itu, dengan melihat orientasinya kepada pelaksanaan tugas serta kemampuan khusus pada sasaran, maka jangka waktu pelatihan umumnya
lebih pendek dari pada pendidikan. Demikian pula metoda belajar mengajar yang digunakan pada pelatihan lebih inovatif dibandingkan dengan pendidikan. Pada
akhir suatu proses pelatihan biasanya peserta hanya memperoleh suatu sertifikat, sedangkan pendidikan, peserta pada umumnnya memperoleh ijazah atau gelar.
Soekidjo Notoatmodjo, 2003
4M
Kemampuan Keterangan :
4M : Man, Money, Material, dan Methods Gambar 7. Proses Pendidikan dan Pelatihan Diklat
Soekidjo Notoatmodjo, 2003 PT TPL Tbk dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
merasa perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan K3 bagi para pekerja melalui diklat. Dari hasil wawancara dan kuesioner yang diberikan kepada
perusahaan dan karyawan kegiatan diklat dilaksanakan dengan dua cara yaitu: Pihak Internal : diklat yang diselenggarakan di PT TPL Tbk, Porsea antara
lain: a. Kursus K3 untuk pelaksana pekerjaan berpotensi bahaya operator,
pemelihara, pelayanan gangguan dan lain sebagainya b. Kursus pengawas K3 untuk pengawas pekerjaan berpotensi bahaya
c. Kursus ahli K3 dan pejabat yang bertanggungjawab mengelola instansibangunan
d. Kursus manajemen, seminal dan lokakarya untuk manajer e. Pelatihan kebakaran untuk pegawai
f. Penyuluhan untuk pegawai Pihak Eksternal : Depnaker, Dewan K3 Nasional DK3N dan instansi
lainnya. Dari pihak eksternal terdapat penawaran kursus singkat, seminar, lokakarya dan kegiatan lainnya yang dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam pelaksanaan K3. Seluruh responden menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah
salah satu hal yang perlu diselenggarakan sesering mungkin karena hal ini dapat INPUT
SUMBERDAYA
PESERTA DIKLAT
KURIKULUM OUTPUT
mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja yang dapat mengganggu stabilisasi kegiatan produksi.
Pendidikan dan pelatihan diklat yang dilaksanakan sangat berpengaruh pada tingkat ketelitian para pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Berikut
adalah tabel pernyataan pekerja mengenai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan mengenai K3 baik tentang pengadaan diklat
tersebut maupun manfaatnya bagi karyawan tersebut. Tabel 20. Pengadaan Diklat Perusahaan
Pernyataan Persentase Diklat
Sangat setuju
Setuju Kurang setuju
Tidak setuju
60
33,33 6,67
- Total
100 Tabel 20 menunjukkan bahwa sebagian karyawan menyatakan sangat
setuju dan setuju dengan diadakannya diklat terhadap karyawan karena mereka beranggapan selain menambah ilmu dan pengetahuan mengenai pekerjaannya
dapat juga menambah kreativitas dalam melaksanakan aktivitas kerja. Dari hasil wawancara dengan karyawan menyatakan bahwa sebelum karyawan mengikuti
diklat, karyawan sering mengalami nyaris kecelakaan bahkan ada juga yang mengalami kecelakaan meskipun dalam skala kecelakaan ringan atau kecil.
Sehingga karyawan menyimpulkan bahwa diklat sangat bermanfaat dalam melakukan setiap pekerjaan yang memiliki resiko kecelakaan. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 21 yang menunjukkan bahwa karyawan sudah merasakan manfaat diklat dalam melakukan setiap pekerjaannya. Sebagian besar karyawan
menyatakan bahwa diklat sangat bermanfaat dan bermanfaat dalam pekerjaan dalam mengatasi gangguan kesehatan dengan bijak dan dapat menekan jumlah
kecelakan yang terjadi. Hal ini sangat menguntungkan perusahaan karena dapat menurunkan biaya untuk korban kecelakaan. Karyawan yang menyatakan bahwa
diklat kurang bermanfaat adalah karyawan yang kurang setuju dengan
diadakannya diklat karena diklat dianggap hanya membuang waktu dan biaya saja.
Tabel 21. Manfaat Pelaksanaan Diklat Pernyataan
Persentase Diklat
Sangat bermanfaat
Bermanfaat Kurang bermanfaat
Tidak bermanfaat
53,33
40 6,67
- Total
100 Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanan diklat oleh perusahaan adalah
menyediakan diklat untuk semua posisi yang ada di perusahaan sehingga seluruh karyawan dapat merasakan manfaat diklat dan aktivitas produksi pun dapat
berjalan lancar dan kecelakaan pun dapat ditekan sekecil mungkin.
4.3.4. Persepsi Pekerja Terhadap K3