Lingkungan Kerja Pola Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 PT TPL Tbk A. Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

berhubungan dengan insiden yang timbul di kawasan pabrik. Sebuah penyelidikan insiden dan laporan harus dilangkapi ketika insiden terjadi yang menimbulkan luka – luka, properti yang rusak atau situasi yang hampir saja menyebabkan suatu insiden. 3. Smoking Control Measure Ukuran Pengendalian Rokok Prosedur ini dibuat untuk menerangkan dan menegaskan hukuman, pertanggungjawaban, dan proses yang berhubungan dengan ukuran pengendalian asap oleh perusahaan pada lokasi pabrik. PT TPL Tbk mengetahui bahwa asap yang berasal dari pabrik dan rokok beresiko untuk kesehatan. Bagi yang tidak merokok harus dilindungi dari asap yang tidak sengaja terhirup. Asap yang tanpa sengaja terhirup menjadi penyebab timbulnya penyakit dan gangguan pernafasan. 4. Employee Penalty for Safety and Traffic Violation Sanksi bagi Karyawan yang Melanggar Peraturan Keselamatan Kerja dan Lalu Lintas SOP ini dibuat untuk menetapkan sanksi, tanggungjawab dan prosedur yang berhubungan dengan pelanggaran peraturan keselamatan kerja dan rambu – rambu lalu lintas di dalam kawasan pabrik. Pelaksanaan tugas dan pekerjaan di dalam pabrik, para pekerja harus selalu menggunakan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja. Alat pelindung diri yang digunakan terdiri dari helmet, sepatu kerja dan pakaian kerja. Untuk operator di bagian tertentu harus menggunakan alat penutup telinga untuk meredam kebisingan, masker dan sarung tangan.

D. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja di PT TPL Tbk memiliki kondisi faktor – faktor lingkungan sebagai berikut: 1. Temperatur Temperatur daerah kerja berkisar antara 18 – 26 C. Temperatur ini dirasakan telah cocok dengan karyawan karena tidak terlalu panas ataupun dingin. 2. Kelembaban Kelembaban udara di perusahaan berkisar antara 54 - 75 . Kelembaban udara pada lingkungan kerja dirasa tidak menjadi masalah bagi karyawan dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga kelembaban udara pada tingkat tersebut dianggap normal atau ideal. 3. Sirkulasi Udara Sirkulasi udara cukup baik di ruangan kantor bagian produksi karena ventilasi udara yang baik dan sebagian besar kantor berada pada ruangan terbuka sehingga udara bebas keluar masuk. Penanaman pohon – pohon di sekitar pabrik juga menambah kesegaran di sekitar pabrik. 4. Pencahayaan Setiap stasiun kerja diberikan penerangan yang cukup serta penempatan pencahayaan yang tidak menyilaukan pandangan operator untuk mengoperasikan mesin. 5. Kebisingan Kebisingan di bagian Wood Preparation, Digester Plan dan di bagian Pulp Machine melebihi 85dB, hal ini terbukti jika berada di stasiun kerja ini tanpa alat pelindung telinga akan mendengung dan lama kelamaan akan terasa sakit. Namun hal ini dapat diatasi dengan menggunakan ear muff. Jika tidak memakai ear muff akan diberikan peringatan oleh pihak yang berwenang. 6. Bau - bauan Bau – bauan ada pada bagian Digester Plant yang berasal dari bahan – bahan kimia yang digunakan sehingga bila terhirup akan mencium bau yang tidak sedap. Untuk mangatasi hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan gas respirator alat pernafasan. 7. Debu Debu serbuk kayu yang halus banyak terdapat pada saat pengayakan atau penyaringan serpihan kayu pada bagian Wood Preparation. Debu – debu ini banyak beterbangan dan juga pada saat pembersihan lingkungan pabrik. Oleh karena itu karyawan diwajibkan menggunakan masker debu. PT TPL Tbk senantiasa berperan aktif dalam program K3, oleh karena itu Departemen Loss Prevention and Control yang menangani masalah kesehatan kerja karyawan membuat program – program keselamatan antara lain: 1. Membuat peraturan larangan keras merokok baik dalam maupun luar lingkungan pabrik, kecuali pada tempat – tempat yang ditentukan untuk merokok smoking zone. 2. Memberikan sanksi pelanggaran peraturan yaitu bagi yang tidak memakai alat pelindungan diri yang pantas, lalai dalam mengikuti peraturan perusahaan, sikap dan sifat yang tidak dapat diterima. Sebelum melakukan tindakan sesuai peraturan di atas, setiap atasan yang membawahi departemennya harus memberitahukan hal – hal yang terkait dengan peraturan tersebut kepada anggotanya. Pemberian sanksi bagi pelanggar aturan dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut: a. Pelanggaran pertama, perringatan secara lisan berlaku 6 bulan b. Pelanggaran kedua, dikeluarkan surat peringatan pertama berlaku 3 bulan c. Pelanggaran ketiga, dikeluarka surat peringatan kedua berlaku 3 bulan d. Pelanggaran keempat, dikeluarkan surat peringatan ketiga berlaku 6 bulan e. Pelanggaran kelima, pemutusan hubungan kerja 3. Melaksanakan inspeksi keselamatan kerja dilaksanakan secara rutin di setiap tempat kerja oleh tim dari LPC secara bergantian selama 24 jam. Adapun yang menjadi sasaran inspeksi adalah kondisi tempat kerja, mesin – mesin dan alat kerja, alat pengaman dan peralatan kerja. 4. Membuat tanda – tanda peringatan di setiap stasiun kerja beserta alat perlindungan diri apa saja yang harus dipakai untuk memasuki daerah kerja. 4.2. Analisa K3 4.2.1. Kegiatan Produksi