Statistik Kecelakaan Kerja Analisa K3 1. Kegiatan Produksi

Control Digital System CDS, yang berfungsi untuk melakukan pengendalian secara terkomputerisasi untuk mengawasi proses produksi. Bagian Wood Preparation memiliki ruang CDS sendiri di lokasi tersebut, dan demikian juga dengan bagian Pulp Machine. Sedangkan untuk bagian Digester, Washing Screening serta Bleaching memiliki satu CDS yang digunakan bersama – sama. Dengan penerapan CDS ini, dirasakan manfaat yang sangat besar dalam keefisienan produksi kerja bagi PT TPL Tbk. PT TPL Tbk berupaya untuk meningkatkan utilitas proses produksinya dengan memanfaatkan kembali air sisa pengolahan, uap panas steam dan pemanfaatan listrik dari Turbine Generator yang menggunakan steam. Bahan bakar yang digunakan adalah minyak, tanah gambut, cangkang sawit, kulit kayu dan serbuk kayu serta sisa – sisa kayu.

4.2.2. Statistik Kecelakaan Kerja

Statistik kecelakaan adalah catatandata kecelakaan atau penyakit yang diderita oleh seseorang akibat melakukan suatu pekerjaan atau ditimbulkan oleh lingkungan. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang diderita oleh seseorang akibat polusi atau kontaminasi lingkungan kerja. Sedangkan kecelakaan kerja adalah kesalahan yang dilakukan oleh pekerja saat melakukan pekerjaannya yang dapat menimbulkan luka atau sakit atau bahkan kematian. Namun setiap kecelakaan kerja penyebabnya tidak sama, begitu pula intensitas dan akibatnya.Payaman, 1997 Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi kecelakaan yang dikarenakan akibat penderitaan pada waktu menjalankan pekerjaan yang berakibat kematian atau kelainan, dan meliputi penyakit – penyakit akibat kerja. Satuan perhitungan kecelakaan untuk statistik dalam peristiwa kecelakaan yaitu apabila seorang tenaga kerja menderita dua atau lebih kecelakaan, maka yang dihitung adalah banyaknya peristiwa kecelakaan yang terjadi. Statistik kecelakaan kerja digunakan untuk mencegah kecelakaan dan kompensasi kecelakaan. Dalam rangka pencegahan kecelakaan, statistik harus bisa memberikan gambaran lengkap tentang sebab, frekuensi, serta faktor – faktor lain yang mempengaruhi resiko kecelakaan. Sebaliknya dalam hubungan kompensasi, statistik digunakan terutama untuk keperluan administrasi dan harus menunjukkan banyaknya kecelakaan menurut beratnya, lamanya cacat dan besarnya uang untuk ganti rugi yang meliputi biaya pengobatan, perawatan di rumah sakit, rehabilitasi, absensteisme, kerusakan mesinperalatan dan bahan karena kecelakaan. PT TPL Tbk memiliki data kecelakaan kerja sebagai bahan penyusunan statistik kecelakaan. Data kecelakaan yang terjadi mulai tahun 2003 sampai tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 8. Data kecelakaan tersebut menunjukkan jumlah kecelakaan yang terjadi dan jumlah jam kerja yang hilang dalam satu tahun akibat terjadinya kecelakaan serta ringan atau beratnya suatu kecelakaan yang terjadi pada setiap unit kerja. Statistik kecelakaan akan memberikan gambaran angka frekuensi kecelakaan, angka keparahan kecelakaan serta Safe – T – Score . Statistik ini digunakan untuk mengetahui kondisi kecelakaan kerja pada setiap unit kerja di dalam perusahaan. Frekuensi kecelakaan kerja menggambarkan jumlah kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan meninggal dunia, cacat permanen total, cacat permanen sebagian dan tidak mampu bekerja sementara dibandingkan dengan jam kerja total. Hasil perhitungan angka frekuensi kecelakaan dan Safe – T – Score dapat dilihat pada Tabel 4. Pada tabel tersebut dapat dilihat kecenderungan penurunan angka frekuensi kecelakaan kerja yang terjadi dari kurun waktu 2003 sampai dengan 2005. Angka frekuensi yang paling tinggi terjadi pada tahun 2003 sebesar 39,308 poin dengan kasus kecelakaan sebanyak 59 kali, hal tersebut diduga karena pada tahun 2003 PT TPL baru beroperasi kembali setelah tutup pada tahun 1998 sehingga sistem manajemen perusahaan dan program K3 perusahaan masih belum optimal. Adapun besarnya angka frekuensi kecelakaan kerja yang diperoleh dalam penelitian ini berkisar antara 1,977 dan 5,562 untuk setiap satu juta jam kerja manusia dalam setahun. Tabel 4. Angka Frekuensi Kecelakaan dan Safe – T – Score PT TPL Tbk 2003 – 2005 Sumber : PT Toba Pulp Lestari Tbk, 2005 Membandingkan angka frekuensi kecelakaan kerja pada saat ini dan angka frekuensi kecelakaan kerja pada masa lampau akan menghasilkan Safe – T – Score yang menunjukkan kondisi perusahaan selama kurun waktu tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa selama kurun waktu tersebut angka Safe – T – Score berada di bawah -2,00 hal ini berarti bahwa keadaan kecelakaan tidak mengalami perubahan tetapi cenderung semakin membaik atau berkurang. Angka keparahan kecelakaan adalah angka yang diartikan jumlah hari kerja hilang karena kecelakaan dalam satu juta jam orang. Untuk mengetahui besarnya angka tersebut dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut. Tabel 5. Angka Keparahan Kecelakaan Kerja AKK di PT TPL Tbk 2003 – 2005 Jumlah Kecelakaan Kerja Tahun Jumlah Pekerja Ringan Berat Meninggal Jumlah Jumlah Hari Hilang Angka Keparahan Kecelakaan 2003 2004 2005 708 1272 1908 25 4 5 34 11 3 - - - 59 15 8 2166 485 50 1443,076 179,853 12,361 Tabel 5 menunjukkan bahwa angka keparahan kecelakaan kerja selama kurun waktu tahun 2003 sampai dengan 2005 mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa kasus kecelakaan yang terjadi semakin kecil setelah diterapkanya sistem K3 di perusahaan, dikarenakan para pekerja sudah mulai memperhatikan kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja. Hal ini yang sangat penting untuk perusahaan khususnya tenaga kerja karena kecelakaan selalu membawa dampak Tahun Jumlah pekerja orang Jumlah Kecelakaan Kerja kali Angka Frekuensi Kecelakaan AFK intensitas Safe – T – Score 2003 2004 2005 708 1272 1908 59 15 8 39,308 5,562 1,977 - 0,859 -0,645 yang tidak baik. Perhitungan angka statistik kecelakaan kerja secara rinci terlampir pada Lampiran 8.

a. Penyebaran Kecelakaan Berdasarkan Usia Pekerja, Pengalaman Kerja dan Jenis Kegiatan