3. Undang-undang kecelakaan, menentukan penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan atau penyakit akibat kerja Work Compensation
Law 4. Undang-undang keselamatan kerja, memuat tentang ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi dalam rangka pembinaan
norma-norma keselamatan kerja. 5. Konvensi ILO International Labour Organization Nomor 120 tahun 1969
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam perniagaan dan kantor. Dalam konvensi ini ditetapkan syarat mengenai bangunan tempat kerja, suhu
sekeliling, air minum, dan lain-lain.
2.5. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah bagian yang tak terduga dan tidak diharapkan, yang dapat menghentikan aktivitas seseorang atau proses produksi. Tidak terduga
karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan apalagi bentuk perencanaan, tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan itu biasanya disertai
dengan kerugian material maupun fisik. Suma’mur, 1994 Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang bertalian dengan
hubungan kerja pada perusahaan, hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerja atau pada waktu melaksanakan
pekerjaan. Kecelakaan dapat terjadi karena tindakan seseorang yang membahayakan
atau pemaparan terhadap alat mesin dalam keadaan membahayakan Sabdoadi, 1999. Secara terperinci ada lima faktor dalam urutan terjadinya kecelakaan:
1. Faktor Herediter keturunan dan lingkungan sosial, misalnya sifat-sifat: acuh tak acuh, keras kepala, tamak dan lain-lain sifat yang herediter. Lingkungan
dapat mempengaruhi sifat dan menghambat pendidikan seseorang. 2. Unsur kesalahan atau kelainan yang ada pada diri seseorang, antara lain
sembrono, pemarah, nerveus, perasa, acuh tak acuh tehadap peraturan merupakan penyebab terjadinya kecelakaan fisik maupun mekanis
3. Tindakan yang salah dari seseorang danatau kesalahan mekanis ataupun fisik.
Tindakan yang salah misalnya: berdiri dibawah beban yang menggantung, menjalankan mesin dengan tidak memberitahu teman sekerja lebih dulu,
memindahkan alat pengaman mesin, dan sebagainya. 4. Terjadinya kecelakaan, kejadian seperti seseorang jatuh, terkena benda
melayang sehingga menyebabkan terjadinya luka injury 5. Terjadinya luka, misalnya; fraktur, luka lecet dan lain-lain.
Gambar 2. Model Sistem Manajemen K3 di Lingkungan Kerja Santoso, 2004
Sistem manajemen secara keseluruhan meliputi stuktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja sehingga tercapainya tempat kerja dan lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.
Perencanaan
Pelaksanaan Pengukuran
Peningkatan berkelanjutan Komitmen dan
kebijaksanaan
Peninjauan ulang dan peningkatan manajemen
Gambar 3. Diagram Alir dari Proses Penanggulangan Kecelakaan Santoso, 2004
Adanya kecelakaan mengakibatkan produktivitas menurun dan sangat berpengaruh terhadap:
1. Karyawan - Kematian cacat cidera
- Persoalan kejiwaan akibat cacat atau cidera - Kesedihan keluarga akibat kecelakaan yang diderita oleh anggota
keluarganya 2. Perusahaan
- Biaya pengobatan dan operasi pertolongan - Biaya ganti rugi yang harus dibayar
- Kerusakan peralatan bangunan untuk produksi - Kerusakan produk dan bahan-bahan
- Keterlambatan produksi - Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja
- Biaya lembur - Waktu ekstra bagi pengawas
- Penurunan kemampuan korban setelah bekerja kembali - Biaya melatih pekerja yang baru
- Turunnya moral semangat kerja karyawan 3. Masyarakat
- Menimbulkan korban jiwa cacat cidera - Terhambatnya kebutuhan masyarakat
Mengumpulkan dan menganalisis data
Memilih tindakan perbaikan
Mengukur hasil Menerapkan
tindakan perbaikan
Umpan balik
Umumnya setiap kecelakaan yang terjadi dalam perusahaan disebabkan oleh salah satu faktor dari unsur – unsur produksi manusia, mesin, peralatan, bahan
dan lingkungan baik secara sendiri-sendiri ataupun saling berkaitan. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa ternyata faktor manusia dalam
timbulnya kecelakaan sangat menonjol. Selain itu ditemui dari hasil-hasil penelitian bahwa 80 persen hingga 85 persen kecelakaan di lingkungan kerja
disebabkan oleh kesalahan manusia. Ratna, 2002 Menurut Santoso 2004, secara langsung terjadinya kecelakaan kerja di
tempat kerja dapat dikelompokan menjadi dua penyebab yaitu: 1. Tindakan yang membahayakan atau tidak aman Unsafe Practices Actions
Tindakan yang membahayakan atau tidak aman dari manusia atau pekerja antara lain:
Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai wewenang bekerja bukan pada kesewenangannya
Gagal menciptakan keadaan yang baik sehingga menjadi tidak aman atau memanas
Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kecepatan geraknya Memakai alat pelindung APD safety hanya berpura-pura
Menggunakan peralatan yang tidak layak Pengrusakan alat pengaman peralatan yang digunakan untuk melindungi
manusia Bekerja berlebihan tenaganya hanya untuk main-main
Peminum pemabuk mengkonsumsi narkoba 2. Kondisi yang membahayakan atau tidak aman Unsafe Condition
Kondisi yang membahayakan atau tidak aman antara lain: Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan
Peralatan yang sudah tidak layak Terjadi kemacetan congestion
Sistem peringatan yang berlebihan in adequate warning system dan sebaliknya kurangnya sarana pemberi tanda
Ada api dan di tempat yang berbahaya Alat penjaga pengaman gedung kurang standard
Kondisi suhu atmosfir yang membahayakan dan udara yang beracun; terpapar gas
Lingkungan yang terlalu bising terpapar bising Terpapar radiasi
Pencahayaan dan ventilasi yang kurang ataupun berlebihan
2.6. Keselamatan Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja