Lokasi Penelitian Tahapan Penelitian Jenis dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara PTPN IV Persero Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan kelapa sawit sebagai komoditas utama di samping teh dan kakao. Luas areal tanaman kelapa sawit yang dikelola sebesar 118.904,21 ha. Dalam melaksanakan kegiatannya, PTPN IV bermitra dengan perkebunan plasma 8.996,56 ha. PTPN IV juga mengusahakan industri hilir berupa pabrik fraksionasi dan rafinasi.

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan secara bertahap dengan tiga tahapan yaitu tahap pembuatan model penilaian kinerja dan simulasi model dalam bentuk sistem penilaian terpadu pabrik kelapa sawit SPT-PKS, tahap penentuan faktor kunci dan skenario pengelolaan, dan tahap perumusan strategi implementasi. Pada tahap pemodelan, dilakukan review kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan limbah PKS, kajian alternatif teknologi pengelolaan limbah PKS, dan identifikasi jenis, volume, pengolahan, dan dampak limbah PKS. Secara detail tahapan penelitian ini disajikan pada Gambar 8. Gambar 8. Tahapan penelitian 41

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian ini mencakup data sekunder dan data primer. Sebagai sebuah model sistem mikro small scale system, data yang diperlukan adalah data sekunder yang terdiri dari data yang bersumber dari berbagai laporan dan dokumen perusahaan dan berbagai instansi yang terkait dengan topik penelitian. Data primer bertujuan untuk mengklarifikasi konstruksi model, khususnya model penilain terpadu pengelolaan limbah PKS berkelanjutan. Data ini diperoleh dari laporan perusahaan, hasil kajian PPKS, observasi langsung di lokasi pabrik, dan wawancara dengan staf pabrik yang berkompeten. Penentuan faktor kunci dan skenario alternatif pengelolaan limbah PKS menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara yang terdiri dari dua jenis yaitu: data pemerintah dan industri pengelolaan limbah, baik yang bersumber dari perencana, pengendali dan pelaksana program pemerintah serta yang bersumber dari industri dan data kualitatif yang bersumber dari pendapat judgment pakarpengambil keputusan tentang pengembangan environmental management system industri minyak sawit di Indonesia khususnya pada proses di PKS. Jenis data yang diambil disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan No Tujuan Penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Metode Analisis Output yang Diharapkan 1 Menilai kinerja pabrik kelapa sawit terutama yang terkait dengan limbah yang dihasilkan Kapasitas pabrik, input yang digunakan, proses, limbah yang dihasilkan, kinerja lingkungan, ekonomi, dan sosial. Data primer dan sekunder Survai di lokasi pabrik dan wawancara dengan direksi dan staf PTPN IV Sistem penilaian terpadu kinerja pabrik kelapa sawit SPT PKS Kinerja PKS pada PTPN IV. Perangkat lunak sistem aplikasi yang dapat memberikan penilaian kinerja PKS secara cepat 2 Menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit menuju nir limbah Peraturan tentang pengelolaan dan pengolahan limbah PKS, pendapat stakeholder dan pakar Kuesioner, dokumentasi, wawancara Deskriptif review kebijakan Analisis kebutuhan Analisis prospektif Faktor kunci dalam pengelolaan limbah PKS di PTPN IV 42 Lanjutan Tabel 6 No Tujuan Penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Metode Analisis Output yang Diharapkan 3 Menyusun skenario pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit yang dapat meningkatkan produksi kebun dan diterapkan secara terpadu Preferensi para stakeholder yang terkait dengan pengelolaan limbah PKS Diskusi pakar Analisis prospektif Skenario optimal pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit yang dapat meningkatkan produksi kebun dan diterapkan secara terpadu 4 Merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit menuju nir limbah yang sekaligus dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan dengan pemanfataan limbah secara ekonomis Preferensi para stakeholder yang terkait dengan pengelolaan limbah PKS Wawancara terstruktur dan focus group discussion Focus group discussion Rumusan strategi implementasi skenario optimal secara operasional yang disepakati oleh stakeholder 3.4 Metode Analisis Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kedua pendekatan tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan analisis. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah review kebijakan, analisis sistem penilaian kinerja perusahaan, analisis kebutuhan stakeholder, analisis prospektif, dan focus group discussion. Review kebijakan, analisis kebutuhan, dan focus group discussion menggunakan pendekatan kualitatif secara partisipatif dengan melibatkan pakar dan stakeholder yang terkait. Analisis sistem penilaian kinerja perusahaan dan analisis prospektif menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaatkan data hasil survai, data sekunder, dan pendapat pakar. 1. Review kebijakan Review kebijakan dilakukan terhadap dokumen kebijakan yang terkait dengan pengelolaan limbah PKS menuju nir limbah. Aspek kebijakan yang dianalisis adalah substansi kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan kinerja kebijakan terhadap kualitas lingkungan. Kebijakan yang direview adalah peraturan pemerintah PP dan keputusan menteri lingkungan hidup Kepmen LH. PP dan Kepmen yang dianalisis adalah PP 271999, Kepmen LH 172001, PP 822001, PP 411999, 43 KepmenLH 511995, KepmenLH 501996, KepmenLH 1112003 dan 1422003, KepmenLH 282003, dan KepmenLH 292003. Penilaian mengenai kinerja kebijakan dilakukan melalui wawancara mendalam dengan peneliti dan pengambil kebijakan. Responden penelitian untuk review kebijakan adalah peneliti USU, peneliti PPKS, Bapedalda Sumatera Utara, Kementerian Lingkungan Hidup, Dinas Perkebunan, dan Direksi PTPN IV Sumatera Utara. Hasil review kebijakan merupakan masukan dalam penyusunan skenario keberlanjutan pengelolaan limbah PKS. 2. Analisis sistem penilaian kinerja Pendekatan sistem memberikan penyelesaian masalah dengan metode dan alat yang mampu mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi dan mendesain sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait, yang diformulasikan secara lintas-disiplin dan komplementer Eriyatno, 2002 untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan sistem adalah analisis kebutuhan, formulasi permasalahan, identifikasi sistem, pemodelan, verifikasi dan validasi, dan implementasi. Model penilaian kinerja SPT-PKS disusun dalam lingkungan sistem operasi Windows menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. SPT- PKS dirancang dengan tampilan grafis window yang bersifat interaktif user friendly. Manajemen basis data SPT-PKS dibangun menggunakan sistem menejemen basis data Access 2000. Sistem ini dapat dijalankan pada PC personal computer dengan kecepatan minimum 233 MHz dan memori 32 MB. Paket model penilaian kinerja SPT-PKS membutuhkan ruang kosong hardisk sebesar 13 MB. Dalam pengembangan suatu perangkat lunak antar muka pengguna user interface merupakan bagian yang berinteraksi secara langsung antara model dengan pengguna. User interface mempengaruhi pemahaman dan penggunaan pada suatu perangkat lunak. Semakin baik tampilan user interface suatu perangkat lunak maka program tersebut semakin mudah untuk dipergunakan bahkan oleh user yang awalnya tidak mengerti model dalam perangkat lunak tersebut. Model penilaian kinerja model SPT-PKS diharapkan mampu membantu peneliti maupun evaluator dalam menganalisa kinerja penanganan limbah pada PKS. Keluaran yang dihasilkan dari model penilaian cepat penanganan limbah 44 PKS adalah berupa nilai penyimpangan atau gap kinerja penanganan limbah PKS terhadap standar ideal yang telah ditetapkan. Model SPT-PKS mencakup empat jenis teknologi penanganan limbah, yaitu teknologi sistem kolam, teknologi aplikasi lahan, teknologi mulsa, dan teknologi pengomposan. Secara umum pada PKS yang ada, terdapat 3 kelompok alternatif penanganan limbah PKS. Alternatif pertama, limbah cair ditangani dengan menggunakan teknologi sistem kolam yang kemudian dibuang ke lingkungan dan tandan kosong sawit dimanfaatkan sebagai pupuk mulsa dengan teknologi mulsa. Alternatif kedua, limbah cair PKS ditangani dengan menggunakan teknologi aplikasi lahan yang menghasilkan pupuk cair organik dan tandan kosong sawit menjadi pupuk mulsa dengan teknologi mulsa. Alternatif ketiga, limbah cair dan tandan kosong kelapa sawit dimanfaatkan sebagai bahan baku teknologi pengomposan yang akan menghasilkan pupuk kompos. Selain faktor internal yang terdiri dari input, proses dan produk sebagai pusat kajian penelitian ini, faktor eksternal yang terdiri dari faktor ekonomi, faktor sosial, dan faktor lingkungan merupakan tonggak model yang mempengaruhi kinerja internal pada teknologi penanganan limbah kelapa sawit. Faktor ekonomi yang menjadi tolak ukur kinerja model adalah nilai investasi teknologi penanganan limbah, biaya penanganan limbah dan nilai tambah produk limbah yang diinterpretasikan dalam peningkatan keuntungan PKS. Faktor sosial melihat dampak yang diperoleh dari produk limbah yang dihasilkan terhadap kehidupan sosial sekitar PKS. Parameter yang dilihat pada fator sosial antara lain, kemungkinan pencemaran, produksi bau limbah, nilai tambah produk limbah dan tersedianya standar mutu terhadap karakteristik limbah yang dibuang ke lingkungan. Verifikasi bertujuan untuk mengetahui apakah model penilaian kinerja PKS penanganan limbah PKS yang telah disusun sesuai dengan tujuan semula, yaitu dapat melakukan penilaian kinerja PKS secara relatif cepat dan akurat. Dari verifikasii model diperoleh informasi tentang pencapaian kinerja pengelolaan limbah PKS atau penyimpangan penanganan limbah PKS terhadap standar ideal. Perbandingan data kinerja PKS dengan indikator pada model akan menunjukkan nilai variasi yang signifikan dapat disusun rekomendasi untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan PKS. Validitas model SPT-PKS dilaksanakan untuk menilai kinerja PKS PTPN IV Sumatra Utara. 45 3. Analisis kebutuhan stakeholder Stakeholder yang terlibat dalam sistem pengelolaan limbah PKS berkelanjutan pada dimensi adalah pemerintah yang mewakili kepentingan publik, pabrik kelapa sawit yang mewakili kepentingan industri, karyawan PKS dan masyarakat setempat yang mewakili kepentingan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat serta akademisi yang mewakili kalangan intelektual. Analisis kebutuhan stakeholder dalam sistem pengelolaan terpadu PKS berkelanjutan dilakukan dengan teknik wawancara mendalam menggunakan pedoman wawancara. Aspek yang dianalisis adalah kebutuhan stakeholder di masa mendatang dalam kaitan dengan sistem produksi bersih dan keberlanjutan usaha kelapa sawit pada PTPN IV. Hasil analisis kebutuhan stakeholder menjadi faktor input dalam penyusunan skenario kebijakan pengelolaan limbah PKS di masa mendatang. 4. Analisis prospektif Analisis prospektif digunakan untuk merumuskan alternatif kebijakan di masa yang akan datang. Analisis prospektif mampu mengeksplorasi kemungkinan di masa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan, sehingga dapat dipersiapkan tindakan strategis masa depan dengan cara menentukan faktor-faktor kunci yang berperan penting dalam mencapai keberlanjutan pengelolaan limbah PKS. Tahapan dalam melakukan analisis prospektif adalah sebagai berikut : a. Menjelaskan tujuan studi b. Melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor kunci berdasarkan hasil yang didapat dari model dinamik. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor kunci tabel di atas harus diisi terlebih dahulu. Pedoman pengisian matriks analisis pengaruh disajikan pada Gambar 9: Gambar 9. Pedoman pengisian matriks analisis pengaruh 46 c. Analisis matriks pengaruh dan ketergantungan. Hasil matriks dengan program prospektif disajikan pada Gambar 10. Variabel Penentu INPUT Variabel Penghubung STAKES Variabel Bebas UNUSED Variabel Terikat OUTPUT Ketergantungan Pengaruh Gambar 10. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem pengelolaan limbah PKS Godet, 1999 d. Menentukan keadaan state suatu faktor. Ketentuan-ketentuan yang harus diikuti pada tahap ini adalah: 1 keadaan harus memiliki peluang sangat besar untuk terjadi bukan khayalan dalam suatu waktu di masa datang, 2 keadaan bukan merupakan suatu tingkatan atau ukuran suatu faktor seperti besarsedangkecil atau baikburuk tetapi merupakan deskripsi tentang situasi dari sebuah faktor, 3 Setiap keadaan harus diidentifikasikan dengan jelas, 4 bila keadaan dalam suatu faktor lebih dari satu maka keadaan- keadaan tersebut harus dibuat secara kontras, dan 5 selanjutnya mengidentifikasi keadaan yang peluangnya sangat kecil untuk terjadi atau berjalan bersamaan mutual incompatible. e. Membangun skenario yang mungkin terjadi. Langkah-langkah dalam membangun skenario terhadap tahapan faktor-faktor yang mungkin terjadi adalah: 1 skenario yang memiliki peluang besar untuk terjadi di masa datang disusun terlebih dahulu, 2 skenario merupakan kombinasi dari faktor-faktor. Oleh sebab itu, sebuah skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk setiap faktor hanya memuat satu tahapan dan tidak memasukkan pasangan keadaan yang mutual incompatible saling bertolak belakang, 3 setiap skenario mulai dari alternatif paling optimis sampai alternatif paling pesimis 47 diberi nama, dan 4 langkah selanjutnya adalah memilih skenario yang paling mungkin terjadi. f. Implikasi Skenario. Merupakan kegiatan terakhir dalam analisis prospektif yang meliputi: 1 skenario yang terpilih pada tahap sebelumnya dibahas kontribusinya terhadap tujuan studi, 2 skenario tersebut didiskusikan implikasinya, dan 3 tahap selanjutnya menyusun rekomendasi kebijakan dari implikasi yang sudah disusun. 5. Focus group discussion Pembahasan tentang strategi implementasi skenario pengelolaan limbah PKS dilakukan dengan melibatkan semua stakeholder utama secara partisipatif. Metode pembahasan yang digunakan adalah Focus Group Discussion FGD yang dilakukan di Kota Medan, sedangkan untuk stakeholder dan pakar pengelolaan limbah di Jakarta digunakan metode wawancara. Selain itu, untuk memperkaya analisis dan pembahasan juga dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner. Wakil stakeholder ditentukan secara sengaja purposive sampling. Dasar pertimbangan dalam menentukan atau memilih pakar untuk dijadikan responden adalah: 1 mempunyai pengalaman yang memadai sesuai dengan bidangnya, 2 mempunyai reputasi, jabatan dan telah menunjukkan kredibilitas sebagai stakeholder yang konsisten atau pakar pada bidang yang akan diteliti, dan 3 kesediaan untuk menjadi responden. Berdasarkan kriteria tersebut, dipilih responden dalam penelitian ini yaitu: peneliti dari Universitas Sumatera Utara, Bapedalda Provinsi Sumatera Utara, Bappeda Provinsi Sumatera Utara, anggota DPRD bidang pembangunan, asosiasi pengusaha perkebunan Provinsi Sumut, direktur bidang produksi PTPN IV, kepala bagian bidang pengolahan PTPN IV, seksi pengolahan limbah PKS Dolok Sinumbah, bagian pengolahan limbah PKS Dolok Ilir, dan tokoh masyarakat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit Pt Perkebunan Nusantara Iv (Studi Kasus : Pks Kebun Ptpn Iv Kecamatan Sosa)

19 129 107

Evaluasi Pengolahan Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit (Studi Kasus : Pabrik Kelapa Sawit Dan Pabrik Inti Sawit, PTPN - I –Tg. Seumentoh, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang)

23 154 102

Energi Terbarukan Sisa Keluaran Limbah Padat Pengolahan Kelapa Sawit (Studi Kasus Perencanaan Pembangunan PLTBS PKS Blangkahan)

4 55 68

Komposisi Komunitas Cacing Tanah Pada Areal Kebun Kelapa Sawit Ptpn Iii Sei Mangkei Yang Diberi Pupuk Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

0 64 56

Perawatan Sistem Tenaga Pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Perkebunan Tanah Gambus

4 79 75

Kajian Pengembangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Supermini Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Petani Kelapa Sawit Di Sumatera Utara (The Study On The Development Of Supermini Palm Oil Factory In Order To Increase The Palm Oil Farmers Income In North Sumater

0 49 7

Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan

6 92 49

Penyebaran Unsur Hara Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Diaplikasikan Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Amal Tani

1 42 58

Pola Pemanfaatan Limbah Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Upaya Menghindari Pencemaran Lingkungan (Studi Kasus Di Perkebunan Kelapa Sawit PT.Tapian Nadenggan SMART Group, Langga Payung, Sumatera Utra),

0 44 207

Model Kebijakan Penglolaan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Menuju Nir Limbah (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara IV)

2 47 132