IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum PTPN IV Sumatera Utara
Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara IV PTPN IV merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN penggabungan merger dari PTP
VI, PTP VII, dan PTP VIII yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara. Jenis tanaman perkebunan yang diusahakan adalah kelapa sawit, kakao dan teh.
Penggabungan tersebut dilandasi oleh Akte Notaris Harun Kamil SH Nomor 37 tangal 11 Maret 1996 dan Surat keputusan Menteri Kehakiman Nomor
C2.8335.HT.01.01 tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996 yang dicantumkan dalam Tambahan Berita Negara Nomor 81 tanggal delapan 1996. Visi PTPN IV adalah
menjadi perusahaan agribisnis perkebunan yang tangguh dan mampu bersaing, baik di sektor hulu dan hilir di tingkat nasional dan regional. Untuk mewujudkan
visi tersebut, PTPN IV mengemban misi sebagai berikut: 1. Menjalankan usaha agribisnis di bidang perkebunan kelapa sawit komoditas
utama, teh dan kakao serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, teh jadi, biji kakao kering serta produk turunannya yang berkualitas untuk
memberikan kepuasan bagi pelanggan. 2. Meningkatkan daya saing produk serta terus menerus yang didukung oleh
sistem, cara kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi.
3. Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat dan
nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham, karyawan dan stakeholder lainnya.
4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa
berpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat. 5. Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam membangun
kemitraan dan mengembangkan masyarakat lingkungan serta kelestarian lingkungan hidup.
Maksud dan tujuan pendirian PTPN IV adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah dalam pembangunan nasional di
bidang ekonomi, khususnya pembangunan di bidang perkebunan. Maksud dan
49 tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan pengusahaan budidaya
perkebunan berupa tanaman kelapa sawit, teh dan kakao. Luas areal yang diusahakan pada saat ini berupa: 1 tanaman kelapa sawit seluas 126.343,85
ha, terdiri atas tanaman menghasilkan seluas 96.777 ha dan tanaman belum menghasilkan seluas 10.459 ha, tahun tanam yang akan datang TTAD seluas
4.087 ha , dan tanaman ulangbarukonversi seluas 15.020,85 ha; 2 tanaman teh seluas 5.396,11 ha, yang terdiri dari tanaman menghasilkan seluas 5.341,07
ha, tanaman belum menghasilkan seluas 55.04 ha; dan 3 tanaman kakao seluas 4.135 ha yang semuanya merupakan tanaman menghasilkan.
Tabel 7. Luas areal perkebunan yang dikelola oleh PTPN IV pada tahun 2005 ha
No Komoditi Status lahan
Prognosa 2004 RKAP 2005
Selisih
TM 99.509 96.777
2.732 TBM 8.597
10.459 1.862
TTAD 4.677 4.087
590 TUTBKonversi 5.864
15.020 9.156,85
Lain-lain 15.340,35 14.627,7
712,65 1. Kelapa
sawit Jumlah
133.987,35 140.971,55 6.984,20
TM 4.135 4.135
Konversi Lain-lain 3.383,66
188,59 3.195,07
2. Kakao Jumlah
7.518,66 4.323,59 3.195,07
TM 5.341,07 5.341,07
TBM 55,04 55,04
TU Lain-lain 5.066,31
1.277,18 3.789,13
3. Teh Jumlah
10.462,42 6.673,29 3.789,13
TM 108.985,07 106.253,07
2.732 TBM 8.652,04
10.514,04 1.862
TTAD 4.677 4.087
590 TUTBKonversi 5.864
15.020,85 9.156,85
Lain-lain 23.790,32 16.093,47
7.696,3 4.
Jumlah seluruhnya
Jumlah 151.968,43
151.968,43 Sumber: Rencana kerja dan anggaran perusahaan 2005
Areal tanaman yang menghasilkan TM kelapa sawit pada tahun 2005 adalah 96.777 ha, berkurang 2.732 ha bila dibandingkan dengan tahun 2004.
Berkurangnya areal ini disebabkan adanya mutasi areal TM seluas 7.219 ha
50 yang terdiri atas areal tanaman ulangan TU 1.126 ha, TTAD 3.887 ha, areal
percobaan PPKS 65 ha, pabrik kompos 8 ha, pengeboran minyak oleh Pertamina 1 ha dan realisasi penanaman TU tahun 2003 sebesar 10 ha dan penambahan
areal tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman yang menghasilkan adalah 2.365 ha.
Tanaman kakao memiliki luas areal lahan yang menghasilkan 4.135 ha. Luas areal ini berkurang setelah sebagian areal dikonversi menjadi perkebunan
kelapa sawit seluas 3.281 ha pada tahun 2004 dan 2005. Untuk tanaman teh, pada tahun 2005 luas areal TM yaitu 5.341,07 ha dan areal TBM 55,04 ha. Luas
areal ini sama untuk tahun 2004. Luas areal tanaman yang menghasilkan dicapai setelah dikurangi dengan areal yang dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit
seluas 3.179,85 ha pada tahun 2004 dan 2005. PTPN IV memiliki peralatan produksi untuk operasional dengan kapasitas
terpasang dan kapasitas terpakai disajikan pada Tabel 8. Selain itu perusahaan juga memiliki pabrik perakitan mesin 1 unit dan pabrik kompos 1 unit yang
tedapat pada PKS Dolok Sinumbah. Perusahan tidak memiliki load factor. Tabel 8. Alat produksi, kapasitas terpasang, dan kapasitas terpakai PTPN IV
Alat Produksi Kapasitas Terpasang
Kapasitas Terpakai
Pabrik Kelapa Sawit 15 unit 560 ton TBSJam
474 ton TBSJam Pabrik Fraksionasi dan Rafinasi 1
unit 300 ton CPOhari
310 ton CPOhari Pabrik Pengolahan Inti Sawit 1 unit
400 ton IShari 350 ton IShari
Pabrik Teh 4 unit 266 ton DTBhari
254 ton DTBhari Sumber: PTPN IV 2007
Selain bergerak pada sub sistem hulu budidaya, PTPN IV juga bergerak pada sub sistem hilir industri pengolahan. Industri pengolahan yang beroperasi
pada saat ini berupa pabrik fraksionasi dan rafinasi yang berlokasi di Belawan dengan kapasitas 300 ton crude palm oil CPO per hari. Produk yang dihasilkan
dalam bentuk RDB olien, crude stearin, dan fatty acid. Industri hilir ini pada tahun 2005 sudah di spin off dengan PT Pamina yang merupakan anak perusahaan
PTPN IV yang mengusahakan produk sejenis. Pabrik Pengolahan Inti Sawit PPIS yang berlokasi di Kebun Pabatu dengan kapasitas 400 ton inti sawit per
hari menghasilkan produk berupa palm kornel oil PKO dan palm kornel meal PKM.
51 Pihak manajemen PTPN IV menerapkan budaya kerja perusahaan
corporate culture yang bersifat aktif agar para karyawan memiliki motivasi dan kinerja yang optimal. Setiap karyawan diberi bimbingan dan dorongan agar
memiliki perilaku sebagai berikut: 1 berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang; 2 proaktif dalam menghasilkan inovasi dan prestasi; 3
kerjasama tim untuk membangun kekuatan; 4 menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi setiap keputusan yang diambil
oleh setiap jajaran perusahaan; dan 5 menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian
sasaran perusahaan. Sasaran PTPN IV adalah menjaga kesinambungan perusahaan dengan
mengupayakan pencapaian laba yang optimal agar dapat tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Pada tahun 2005 ditetapkan beberapa
indikator sasaran yang perlu dicapai perusahaan, seperti: tingkat produksi dan produktivitas, pendemen, harga pokok produksi termasuk pembelian, harga
pokok penjualan, volume penjualan, pengadaan barang, pendapatan penjualan, kinerja keuangan, laba sebelum pajak, jumlah tenaga kerja, peningkatan
kompetensi karyawan, dan perpanjangan hak guna usaha HGU 11 unit kebun yang sudah habis masa berlakunya dan penerbitan HGU baru untuk 6 unit kebun
yang belum ada. Untuk mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan dilandasi oleh
kebijakan-kebijakan dasar sesuai bidang masing-masing. Selanjutnya setiap kebijakan tersebut dilengkapi dengan strategi dan program guna memudahkan
pencapaian sasaran. Strategi yang dirumuskan pihak perusahaan secara umum adalah meningkatkan kinerja perusahaan melalui upaya peningkatan
pengendalian biaya dan produktivitas sumber-sumber yang tersedia. Kebijakan PTPN IV dalam rangka mencapai sasaran yang sudah
ditetapkan dikelompokkan ke dalam 13 bidang. Kebijakan, strategi, dan program pada masing-masing bidang tersebut dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1. Bidang tanaman
Kebijakan bidang tanaman adalah pemeliharaan tanaman yang sesuai dengan baku teknis yang telah disesuaikan dengan kondisi tiap blok serta
pemupukan berpedoman pada rekomendasi yang disusun oleh balai penelitian. Permenjaan tanaman kelapa sawit didasarkan bukan hanya kepada umur
52 tanaman tetapi juga mempertimbangkan kondisi blok, kualitas produksi harus
tetap dipertahankan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku dan upaya peningkatan kualitas struktur tanah dengan pemberian limbah cairpadat
LCKS, tankos, dan kompos. Strategi bidang tanaman adalah menyempurnakan sistem panen,
mengintensifkan pemeliharaan tanaman dengan melaksanakan pemupukan tepat waktu dan dosis sesuai rekomendasi balai penelitian, dan memperbaiki
komposisi umur khususnya kelapa sawit. Program kerja bidang tanaman adalah panen kelapa sawit, kakao dan teh yang dilakukan sesuai rotasi yang ditetapkan,
pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan, pemupukan dua kali setahun dan peremajaan tanaman kelapa sawit, konversi tanaman teh ke
kelapa sawit, konversi kakao ke kelapa sawit seluas 15.020,85 ha dan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan kelapa sawit seluas 10.459 ha dan
teh seluas 55,04 ha. 2. Bidang
pengolahan Kebijakan bidang pengolahan adalah semua hasil produksi kebun yang
dipanen setiap hari harus dapat diolah pada hari itu juga dan pabrik hanya mengolah hasil produksi yang kualitasnya memenuhi persyaratan. Strateginya
adalah melaksanakan pembelian TBS pihak ketiga masyarakat dalam rangka mengoptimalkan kapasitas pabrik kelapa sawit dan meningkatkan mutu produk
yang dihasilkan. Program kerja bidang pengolahan adalah melakukan pengaturan jam
olah, melakukan sortasi TBS yang akan diolah, mengatur pengolahan TBS plasma dan pihak ketiga, menganalisa hasil olahan produksi secara teratur.
3. Bidang teknik
Kebijakan bidang teknik adalah penggantian mesin-mesin dan peralatan pabrik agar disesuaikan dengan jadwal dan memperhatikan masa manfaat dan
rehabilitasipenggantian sarana dan prasarana produksi lainnya harus memperhatikan tingkat kepentingannya.
Strategi bidang teknik adalah melaksanakan pemeliharaan maintenance mesin-mesin dan instalasi pabrik, meningkatkan pemeliharaan sarana dan
prasarana produksi dan melaksanakan penggantian replacement atas mesin dan sarana pabrik. Program kerja bidang teknik adalah melaksanakan
53 pemeliharaanpenggantian mesin dan peralatan pabrik sesuai jadwal, mengatur
alat transport untuk mengangkut hasil produksi, dan membangun sarana dan prasarana sesuai jadwal.
4. Bidang perencanaan, pengkajian, dan pengembangan
Kebijakannya adalah membuat perencanaan, pengembangan usaha, pengkajian dan peningkatan informasi teknologi dan sistem informasi
manajemen, harus berpedoman pada rencana kerja jangka pendek dan rencana jangka panjang.
Strategi bidang perencanaan, pengkajian dan pengembangan adalah: melaksanakan pengkajian dan pengembangan usaha mengenai industri hilir teh
dan kelapa sawit, pemanfaatan limbah menjadi pupuk dan pemanfaatan pupuk organik, melaksanakan aplikasi lahan land application atas limbah pabrik
kelapa sawit dan membangun sarana teknologi informasi dan sistem informasi manajemen. Program kerjanya meningkatkan teknologi informasi dan sistem
informasi manajemen dan manajemen resiko dan meningkatkan sarana local area network.
5. Bidang pemasaran hasil
Kebijakan pemasaran hasil adalah semua pesanan harus dapat dipenuhi tepat waktu dengan mutu sesuai persyaratan yang tercantum dalam kontrak
kerja. Strateginya adalah mempertahankan pasar yang telah ada dan mencari peluang pasar baru, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, pengujian dan
sertifikasi, melakukan koordinasi dengan lembaga pemasaran dalam rangka memperluas pasar, meningkatkan komunikasi dengan pembeli dalam rangka
mempercepat pengapalan dan pembayaran atas kontrak penjualan. Program kerja pemasaran hasil adalah melakukan penjualan sesuai jadwal
dan produksi yang dihasilkan, mengatur alat pengangkutan sesuai jadwal pengiriman yang ditetapkan, memonitor produksi di gudang, kebun atau tempat
penimbunan untuk mendukung rencana penjualan, melakukan penagihan sesuai jadwal, dan melaksanakan pengadaan bahanbarang tepat waktu.
6. Bidang pengadaan
Kebijakan pengadaan adalah pengadaan barang dan bahan sesuai kebutuhan dan levering tepat waktu. Strateginya adalah berupaya mendapatkan
54 harga beli yang wajar dan bersaing dengan mutu yang terjamin, melaksanakan
sistem dan prosedur yang berlaku serta memonitor persediaan barang bahan di gudang penimbunan umum GPU kantor pusat, membina dan mensosialisasikan
sistem dan prosedur pengadaan yang berlaku di PTPN IV kepada seluruh mitra kerja.
7. Bidang keuangan
Kebijakan bidang keuangan adalah: pelaksanaan kegiatan-kegiatan disesuaikan dengan rencana kerja operasional yang dibahas setiap tiga bulan
dan pelaksanaan investasi hanya dilakukan jika kondisi keuangan mendukung. Strategi bidang keuangan adalah: mengendalikan arus kas cash flow
perusahaan, meningkatkan pengendalian pelaksanaan anggaran sesuai RKAP, pengendalian biaya melalui Rencana Kerja Operasional RKO, dan
meningkatkan sosialisasi, manajemen perpajakan dan asuransi. Program kerja bidang keuangan adalah: mengadakan pengendalian
terhadap penggunaan biaya di kebununit kebun dengan melaksanakan penyusunan RKO setiap tiga bulan dan mengadakan evaluasi setiap bulan
terhadap realisasi biaya dibanding anggaran dan RKO, melaksanakan pembayaran hutang dan bunga sesuai jadwal, dan menyediakan dana yang
cukup untuk pembiayaan operasional dan investasi. 8. Bidang
akuntansi Kebijakan akuntansi adalah mengoptimalkan penggunaan komputer,
mengolah data dan penyusunan laporan. Strategi akuntansi adalah meningkatkan kegiatan verifikasi agar pencatatan lebih akurat dan penyelesaian
laporan tepat waktu. Program kerja akuntansi adalah mengadakan pengecekan semua dokumen pengeluaran secara cermat dan melaksanakan verifikasi secara
berkala sesuai kebutuhan. 9.
Bidang sumberdaya manusia Kebijakan sumberdaya manusia adalah pendidikan dan latihan dilakukan
sesuai kebutuhan perusahaan dan penerimaan rekruitmen karyawan dilaksanakan sesuai standar formasi. Strategi sumberdaya manusia adalah
penyempurnaan struktur organisasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan agar dapat dicapai efisiensi dan efektifitas kerja yang tinggi, menyempurnakan sistem
55 imbal jasa yang lebih kompetitif dan mengarah pada prestasi kerja,
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan disiplin kerja agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan perusahaan, menyusun man
power planning untuk mengoptimalkan pemanfaatan tenaga kerja yang tersedia dan meningkatkan hubungan industrial, kesehatan dan K3.
Program kerja sumberdaya manusia adalah menyusun struktur organisasi dan pembagian kerja job description, agar ada kejelasan masing-masing fungsi,
menyusun peraturan jenjang karier, menyusun dan menentukan karyawan untuk melaksanakan pelatihan sesuai jadwal dan kebutuhan, menyempurnakan sistem
imbal jasa dan menyusun rencana pensiun dan pensiun dini. 10. Bidang
umum Kebijakan bidang umum adalah pengamanan asset perusahaan
dilakukan dengan biaya paling efisien. Strateginya adalah meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya mengamankan aset perusahaan,
meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk penyelesaian HGU perusahaan, dan meningkatkan koordinasi pelayanan kerumahtanggaan,
keamanan dan sarana komunikasi. Program kerja bidang umum
adalah mengiventarisasi areal HGU perusahaan yang akan habis masa berlakunya, melakukan perpanjangan HGU
sesuai jadwal yang ditetapkan dan melaksanakan pengamanan aset. 11. Bidang pembinaan usaha kecil dan koperasi
Kebijakan bidang pembinaan usaha kecil dan koperasi adalah penyaluran dana pengembangan usaha kecil dan koperasi dan pemberdayaan masyarakat
harus didasarkan pada kebutuhan sesuai sasaran agar memberikan manfaat paling besar bagi perusahaan, dan membuat Surat Keputusan Bersama SKB
dengan BUMN lain dalam rangka pengalihan mitra binaan di luar provinsi Sumatera Utara.
Strategi bidang pembinaan usaha kecil dan koperasi meningkatkan
koordinasi dengan instansi terkait dan kebun unit untuk penyaluran, penagihan dana pengembangan usaha kecil dan koperasi, pemberdayaan masyarakat,
mengalihkan mitra binaan yang berada di luar provinsi Sumatera Utara ke BUMN lain, meningkatkan pelaksanaan evaluasi dan monitoring kepada mitra kerja,
56 menggambarkan tindakan hukum kepada mitra binaan yang tidak mempunyai
itikad baik dalam membayar kembali pinjamannnya. Program kerja bidang pembinaan usaha kecil dan koperasi adalah
menyalurkan dana pengembangan usaha kecil dan koperasi dan pemberdayaan masyarakat, melaksanakan evaluasi dan monitoring secara efektif dan efisien,
melakukan penjadwalan terhadap mitra binaan yang akan dialihkan pembinaannya ke BUMN lain dan meminta persetujuan kemitraan BUMN untuk
penagihan mitra binaan di luar provinsi Sumatera Utara. 12. Bidang
kesehatan Kebijakan bidang kesehatan adalah pengiriman pasien ke rumah sakit
rujukan diupayakan seminimal mungkin dan pemakaian obat diupayakan seoptimal mungkin obat generik. Strateginya adalah meningkatkan pelayanan
kesehatan karyawan, mengadakan penyuluhan yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan dan meningkatkan kemampuan rumah sakit
perusahaan. Program kerja bidang kesehatan adalah melaksanaan pemeriksaan umum general check up bagi karyawan, melaksanakan program imunisasi bagi
karyawan dan melaksanakan penyuluhan program keluarga berencana dan gizi sehat.
13. Bidang pabrik mesin tenera Kebijakan bidang pabrik mesin tenera adalah pemeliharaan mesin dan
peralatan-peralatan pabrik diupayakan seoptimal mungkin oleh petugas di bagian pabrik mesin tenera sendiri. Strategi bidang pabrik mesin tenera adalah
meningkatkan keahlian dan keterampilan karyawan, meningkatkan kualitas hasil pekerjaan dengan biaya yang bersaing, dan meningkatkan mutu pelayanan
terhadap kebununit kebun. Program kerja bidang pabrik mesin tenera adalah melaksanakan pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan pabrik sesuai jadwal
yang ditetapkan dan membuat peralatan mesin sesuai pesanan. Berdasarkan kerangka kebijakan, strategi dan program kerja PTPN IV,
yang ada hubungannya dengan pengelolaan limbah hanya terdapat pada bidang tanaman serta pada bidang perencanaan, pengkajian dan pengembangan. Pada
bidang tanaman kebijakan yang dirumuskan perusahaan adalah upaya peningkatan kualitas struktur tanah dengan pemberian limbah cairpadat limbah
cair kelapa sawit, tandan kosong dan kompos. Namun kebijakan tersebut tidak
57 diterjemahkan dalam bentuk strategi dan program kerja pada bidang ini.
Akibatnya, kebijakan tersebut tidak dapat secara nyata dijalankan. Bidang perencanaan, pengkajian dan pengembangan, strategi
dirumuskan secara jelas oleh pihak manajemen perusahan tapi tidak didasari oleh kebijakan dan juga tidak diikuti dalam bentuk uraian program kerja. Secara
rinci, ketidaklengkapan antara kebijakan, strategi dan program kerja yang ada hubungannya dengan pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit dapat dilihat pada
Tabel 9. Tabel
9. Kebijakan, strategi dan program kerja PTPN IV yang ada hubungannya dengan pengelolaan limbah
Bidang Kebijakan Strategi
Program Kerja
Tanaman Upaya peningkatan
kualitas struktur tanah dengan pemberian
limbah cairpadat LCKS tandan kosong, dan
kompos Tidak ada
Tidak ada
Perencanaan, Pengkajian, dan
Pengembangan Tidak ada
- Melaksanakan land
application atas limbah PKS
- Pengkajian dan
pengembangan tentang
pemanfaatan limbah menjadi
pupuk dan pemanfaatan pupuk
organik Tidak ada
Sumber: Rencana kerja dan anggaran perusahaan 2005
4.2 Review Kebijakan Pengelolaan Limbah Pabrik Kelapa Sawit