5 tersebut. Hal ini disebabkan adanya persepsi bahwa pengelolaan limbah akan
menambah beban biaya produksi. Selain itu sistem kerja perusahaan selama ini belum memperlihatkan kinerja perusahaan secara cepat dalam periode waktu
tertentu sehingga tidak terlihat dampak dari pengelolaan limbah secara konvensional. Penerapan produksi bersih masih dilakukan secara sukarela untuk
memenuhi permintaan pasar global, bukan karena adanya keinginan untuk menerapkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan urairan tersebut dirumuskan masalah penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana kinerja pabrik kelapa sawit PTPN IV terutama yang terkait
dengan limbah yang dihasilkan 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penerapan teknologi pengelolaan
limbah pabrik kelapa sawit menuju nir limbah? 3. Bagaimana model pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pemupukan sehingga dapat meningkatkan produksi kebun yang dapat diterapkan secara terpadu?
4. Bagaimana strategi pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit menuju nir limbah yang sekaligus dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan dengan pemanfataan limbah secara ekonomis?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah merumuskan kebijakan pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit menuju nir limbah. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui
tahapan sebagai berikut : 1. Menilai kinerja pabrik kelapa sawit terutama yang terkait dengan limbah yang
dihasilkan. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan teknologi
pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit menuju nir limbah. 3. Menyusun skenario pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit yang dapat
meningkatkan produksi kebun dan diterapkan secara terpadu. 4. Merumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit
menuju nir limbah yang sekaligus dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan dengan pemanfataan limbah secara ekonomis.
6
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat ilmiah penelitian ini adalah aplikasi cara berpikir sistem dalam
merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan limbah industri PKS berkelanjutan diharapkan dapat menambah khasanah “model analisis
kebijakan publik” dalam ilmu lingkungan. Selain itu penerapan metode simulasi sistem untuk analisis kebijakan dapat memperkaya metodologi ilmu
lingkungan. 2. Manfaat praktis kepada pembangunan dalam bentuk saran kebijakan dan
instrumen kebijakan yang dapat dipakai pengambil keputusan dalam bidang kebijakan pengelolaan limbah industri berkelanjutan pada umumnya dan
pabrik kelapa sawit khususnya.
1.5. Kerangka Pikir Penelitian
Sistem pengelolaan limbah industri minyak sawit sudah sangat maju. Pemerintah dan kalangan industri telah memanfaatkan teknologi pengelolaan
limbah yang didapatkan baik dari pengembangan riset sendiri maupun adopsi teknologi-teknologi dari negara lain. Berdasarkan intensitas pemahaman dan
pemilikan teknologi tersebut, seharusnya industri sudah dapat menyelesaikan permasalahan di bidang pengelolaan limbah industri sawit, namun demikian pada
kenyataannya pengelolaan limbah industri minyak sawit di Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Pokok permasalahan terletak pada pemahaman, pengembangan dan pemilikan sistem yang tidak sama oleh pemerintah dan kalangan industri. Hal ini
berakibat pada penerapan yang tidak sesuai harapan. Sistem yang ditawarkan oleh pemerintah tidak dapat diterima oleh kalangan industri minyak sawit. Di
samping itu, dalam pengelolaan limbah PKS menuju nir limbah melibatkan berbagai pihak dengan berbagai kepentingan yang berbeda sehingga
permasalahan yang menjadi kompleks. Penelitian dilakukan dalam rangka mencari suatu solusi kebijakan yang dapat menjembatani perbedaan
kepentingan dan pencapaian tujuan sistem secara optimal. Guna memenuhi tuntutan kebutuhan pengelolaan lingkungan secara
global, pemerintah telah mengembangkan sistem yang mengarah pada zero waste nir limbah. Kalangan industri minyak sawit lebih banyak menanggapi
masalah pengelolaan limbah industri minyak sawit dari sisi kepentingan bisnis yang berorientasi pada keuntungan usaha maupun tuntutan pasar global. Sistem
7 yang dikembangkan atau diadopsi masih berkisar pada sistem pengelolaan
limbah. Pendekatan sistem diharapkan dapat memberikan penyelesaian masalah dengan metode dan alat yang mampu mengidentifikasi, menganalisis,
mensimulasi, dan mendesain sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait, yang diformulasikan secara lintas-disiplin dan komplementer untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan Eriyatno, 2002. Model pengelolaan limbah PKS yang dibangun melalui pendekatan
sistem dibandingkan dengan kondisi pengelolaan limbah PKS yang berlaku saat ini. Jika ternyata antara model yang dibangun dengan kondisi pengelolaan
limbah PKS saat ini sesuai, maka model pengelolaan tersebut dapat dijadikan alat bagi para pengambil keputusan. Namun sebaliknya, jika ada perbedaan
gap antara model yang dihasilkan dengan kondisi pengelolaan limbah PKS saat ini, maka perlu dirumuskan kebijakan dan strategi pengelolaan yang sesuai.
Melalui analisis prospektif diharapkan dapat dirumuskan strategi pengelolaan limbah PKS dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang telah
diperhitungkan kemungkinan perubahannya pada masa yang akan datang. Secara skematis, kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Kebijakan Pengelolaan
Lingkungan
Kinerja Perusahaan Teknologi
Pengelolaan Limbah
Model Pengelolaan Limbah Berkelanjutan
Kebutuhan stakeholder
Strategi Implementasi dan Rekomendasi
Kondisi Umum
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
8
1.6 Nilai Kebaruan