Pengertian Pemadatan Tanah Pemadatan Tanah 1. Sifat fisik Tanah

8 tinggi bila kandungan bahan organik tinggi, struktur tanah dan tekstur tanah. Tanah-tanah yang memiliki struktur remah granuler mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah yang memiliki struktur pejal massive Hardjowigeno, 1992. Kerapatan kering dry density merupakan keadaan khusus dari kerapatan menyeluruh bulk density suatu tanah, dengan menganggap air dihilangkan seluruhnya dari tanah tersebut. Nilai kerapatan kering dihitung dari nilai kerapatan menyeluruh dan nilai kadar air. Tingkat kepadatan tanah umumnya diukur dari nilai kerapatan kering Smith, 1992. Tingkat pemadatan tanah diukur dari nilai kerapatan kering tanah yang dipadatkan. Nilai kerapatan kering dari suatu tanah akan naik bila kandungan air dalam tanah tersebut meningkat Das, 1993.

2. Pengertian Pemadatan Tanah

Pemadatan tanah biasanya didefenisikan sebagai peningkatan kerapatan limbak tanah, merapatnya partikel-partikel solid tanah, dan penurunan nilai porositas tanah Glinski and Lipiec,1990 dalam Jorge et. al, 1992. Pemadatan tanah dalam arti sebenarnya yang diinginkan adalah untuk fondasi jalan angkutan, sedangkan pemadatan tanah hutan atau pertanian akibat pergerakan kendaraan seperti traktor tidak diinginkan. Dari sudut pandang teknik engineering pemadatan tanah cenderung meningkatkan kekuatan tanah shear strength dan menurunkan kompresibilitas tanah Craig, 1983 dalam Jorge et. al , 1992. Dari sudut pandang pertanian agricultural, kepadatan tanah cenderung untuk menurunkan kuantitas air dan unsur hara yang dibutuhkan akar tanaman dalam tanah Bowen, 1981 dalam Joerge et. al. 1992. Kepadatan tanah soil compaction merupakan proses pergerakan partikel-partikel tanah yang secara mekanis bergerak ke posisi keadaan yang lebih rapat satu sama lain. Pemadatan tanah merupakan fungsi dari jenis tanah, kadar air dan jenis lalu lintas yang ada di permukaan tanah. Pada tiap lintasan traktor cenderung terjadi pemadatan tanah pada bekas lintasan ban dan akan semakin menjadi padat pada lintasan berikutnya. Pukulan air hujan dan injakan kaki hewan pada tanah merupakan gaya yang dapat memadatkan tanah Miles dalam Abbas, 1990. 9 Menurut Markwick 1944 dalam Matangaran 1992, pemadatan tanah itu adalah proses dimana partikel-partikel tanah secara mekanis bergerak ke posisi yang lebih rapat satu sama lain. Tingkat kepadatan tanah yang yang dicapai dinyatakan dalam kgm 3 . Herujito dalam Abbas 1990 mengistilahkan pemadatan tanah dengan “kekompakan” yaitu kenaikan kerapatan limbak tanah sebagai akibat dari beban atau tekanan yang dialami oleh tanah tersebut. Untuk menduga tingkat pemadatan tanah hutan yang terjadi, dilakukan dengan pengukuran kerapatan limbak tanahnya Hamzah, 1983. Poerwowidodo 1992 mengemukakan kerapatan limbak tanah dapat digunakan sebagai petunjuk tidak langsung aras kepadatan tanah. Kepadatan tanah akan langsung mengendalikan kesarangan tanah, kapasitas sekap air, dan penerobosan perakaran tanaman ke dalam tubuh tanah untuk mengintensifkan penyerapan udara, air dan hara. Pada aras kepadatan tanah yang tinggi, dapat mengganggu perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman. Greacen dan Sans 1986 dalam Sambas 1994 mengatakan bahwa pemadatan tanah hutan setelah kegiatan pembalakan secara mekanik terjadi karena adanya gaya tekan dan getaran alat-alat seperti traktor. Menurut Sowers dan Sowers dalam Gaultney et. al., 1982, perubahan tingkat kepadatan tanah disebabkan oleh gaya dari luar maupun dari dalam tanah sendiri. Gaya dari dalam berupa pengeringan, pengembangan maupun pendinginan tanah, sedangkan gaya dari luar dikenakan pada tanah oleh kegiatan yang ada pada permukaan tanah. Pemadatan tanah sebagai akibat bekerjanya suatu alat berat berkaitan erat dengan gaya tekan terhadap tanah dari alat yang bersangkutan. Gaya tekan terhadap tanah merupakan faktor kunci proses terjadinya pemadatan tanah. Gaya tekan ground pressure diukur dari berat alat rata-rata dibagi luas permukaan tanah yang menopang alat tersebut. Semakin kecil luas permukaan tanah yang menopang, akan semakin besar gaya tekan pada tanah yang dihasilkan. Semakin besar gaya tekan pada tanah semakin intensif proses pemadatan yang terjadi Lowman et. al . dalam Matangaran, 1992. Kepadatan tanah diketahui dari perhitungan pengaruh jumlah rit terhadap kerapatan limbak tanah. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan 10 kerapatan limbak tanah yang tidak dilalui traktor tanah tidak terusik sebagai gambaran tegakan hutan tumbuh pada kondisi kerapatan limbak tanah di TPn diukur juga. Kriteria Hovland et. al. 1966 dalam Hamzah 1983, yaitu hasil dari penyaradan 1-2 rit tergolong kerapatan longgar. Penyaradan 3-32 rit kerapatan sedang kecuali pada penyaradan 27 rit, dan lebih dari 33 rit termasuk tanah padat compact soil.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan Tanah