Swietenia macrophylla King Sifat Fisik dan Biologi Tanaman 1. Gmelina arborea

17 kekerasannya baik sebagai bahan kerajinan kayu serta kandungan komponen kimia kayu gmelina sesuai sebagai bahan pulp dan kertas. Selanjutnya Al-Rasyid 1991 menyatakan ketertarikan para pengusaha hutan untuk mengembangkan Gmelina arborea disebabkan rentang pemanfaatan dan tempat tumbuhnya yang cukup luas dan cepat tumbuh. Namun demikian tingkat pertumbuhan dan produksinya ditentukan oleh faktor kualitas lahan. Lamb 1968 dalam Al-Rasyid 1991 menyatakan bahwa unsur-unsur dari sifat tanah yang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan atau produksi tanaman Gmelina arborea adalah kandungan unsur nitrogen dalam tanah yang tinggi, reaksi tanah lapisan olah sedikit asam sampai netral pH 6-7, solum tanah dalam, kelembaban tanah tinggi, kejenuhan basa tinggi dan drainase tanah baik. Ditambahkan Al-Rasyid 1991 untuk pertumbuhan Gmelina arborea juga diperlukan unsur fosfor dan kalsium.

2. Swietenia macrophylla King

Marga Swietenia yang termasuk dalam suku Meliaceae, terdiri dari tiga jenis, yaitu S. macrophylla King, S. humillis Zucc dan S. mahagoni L Jack. Pengenalan taksonomi dapat diamati melalui perbedaan-perbedaan fisik dari ketiga jenis tersebut. Penjelasan secara biologi sulit dilakukan, karena terjadinya persilangan bebas antara ketiga jenis tersebut Mahyew dan Newton, 1998. Tinggi pohon mencapai 35 meter, tajuk rapat, lebat, hijau tua. Kulit kelabu gelap, beralur, mengelupas dan cabang coklat kekelabuan, kuncup besar, tertutup oleh sisik tebal berwarna coklat muda dengan ujung berlipat, sering kali beresin, daun tua gugur dengan warna guram tidak berbulu Samingan, 1982. Selanjutnya Martawijaya 1981 menambahkan, bahwa tinggi pohon mahoni daun besar sekitar 25 meter dengan diameter 125 cm, bentuk silindris, tidak berbanir, tajuk membulat. Kulit batang pohon mahoni daun besar mengandung tanin yang dapat berfungsi sebagai antipyretic, tonic dan astrigent. Menurut Ardhikusumah dan Dilmy 1956 dalam Kusuma 1989, dibandingkan dengan mahoni daun kecil, mahoni daun besar lebih ringan, serat-seratnya kurang halus, lebih tahan terhadap hama penggerek pucuk, berwarna lebih muda dan serat-serat melintangnya lebih sedikit. 18 Menurut Sutisna, Purnadjaja dan Kalima 1998, tiga jenis Swietenia tersebut, tersebar di Amerika Tropika, dari Mexico Tengah, Amerika Tengah, Hindia Barat termasuk Florida bagian selatan, Bolivia, Peru dan Brazil. Sekarang ini Mahoni datanam di seluruh daerah tropika, termasuk Malaysia, Indonesia dan Filipina. Heyne 1987 lebih spesifik mengatakan bahwa mahoni daun besar berasal dari daerah Honduras, sedangkan di Indonesia ditanam di Jawa dan Aceh. Mahoni daun besar merupakan jenis pohon yang berasal dari Amerika Tengah Honduras, Meksiko, Kolombia, Venezuela, West Indies. Mahoni daun besar pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1872, dan mulai dikembangkan secara luas di Pulau Jawa pada tahun 1897-1902. Pada zaman penjajahan di Pulau Jawa, jenis ini ditanam pada lapangan yang telah menurun kesuburannya yang tidak baik ditanami dengan tanaman jati Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi, 1980 S. macrophylla King termasuk ke dalam pohon gugur daun dengan tajuk berbentuk tajuk menyerupai payung. Jenis ini dapat tumbuh mencapai ketinggian sampai lebih 30 meter dan diameter setinggi dada lebih dari 1,5 meter. Umur dari jenis ini belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa pohon yang mampu hidup hingga ratusan tahun Mahyew dan Newton, 1998. Di alam, Mahoni tumbuh baik di hutan gugur daun atau hutan yang selalu hijau, terpencar atau dalam kelompok kecil hingga 4-8 pohonha Sutisna, dkk., 1998. Menurut Mahyew dan Newton 1998, S. macrophylla dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan. Jenis ini dapat ditemukan pada tipe hutan tropis kering dan hutan tropis basah, dengan curah hujan tahunan 1.000-2.000 mm. Di Peru dan Bolivia, jenis ini ditemukan sampai di ketinggian lebih dari 1.400 mdpl dan mampu tumbuh pada tanah yang sedikit liat serta kurus. Tempat tumbuh mahoni daun besar adalah daerah beriklim basah maupun kering dengan tipe hujan A-D, tanah agak liat dan kurus, dengan ketinggian 0- 800 mdpl Martawijaya, 1981. Selanjutnya Tampubolon 1985 dalam Kusuma 1989 menegaskan bahwa mahoni daun besar masih dapat tumbuh baik pada tanah dengan drainase terganggu. Pohon mahoni tahan terhadap naungan sehingga mahoni mampu bersaing dengan alang-alang atau belukar dalam mendapatkan sinar matahari, khususnya bila digunakan pada areal 19 alang-alang rapat. Daunnya sukar terbakar sehingga dapat dipakai sebagai tanaman sekat bakar bagi jenis tanaman reboisasi yang peka terhadap bahaya kebakaran Anonim, 1980 dalam Kusuma, 1989. Mahoni daun besar merupakan salah satu jenis pohon komersial yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan perkakas. Tanaman mahoni daun besar adalah salah satu jenis tanaman yang digunakan untuk mereboisasi lahan kering yang tidak cocok untuk tanaman jati Al-Rasyid dan Mangsud, 1973.

3. Acacia mangium