Memetakan Pola Jalan Sarad Forwarder Dalam Satu Setting

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di HPHTI PT. Musi Hutan Persada, Wilayah II Benakat, Sumatera Selatan pada Bulan Juli sampai September 2003.

B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1 Tanah jenis Podsolik Merah Kuning Ultisol. 2 Serasah daun, ranting, cabang, dan batang dengan diameter kurang dari 8 cm dan panjang kurang dari 0,5 m yang merupakan kayu sisa pemanenan. 3 Bibit Acacia mangium, Swietenia machrophylla, Gmelina arborea.

2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 6-Wheel Forwarder Timberjack 1010D , ring sample, plastik, isolasi, timbangan, kompas, oven, pisau, golok, mistar, meteran, kamera, kalkulator, komputer, dan alat-alat tulis.

C. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan dalam satu setting pemanenan yang sedang dilakukan kegiatan penyaradan. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Memetakan Pola Jalan Sarad Forwarder Dalam Satu Setting

Pemanenan Pemanenan hutan di HTI menggunakan sistem tebang habis, dimana proses penebangan dilakukan per jalur dan langsung diproses sebelum penebangan di jalur selanjutnya. Proses tersebut adalah pembersihan cabang dan ranting serta pembagian batang dengan menggunakan chain saw. Selanjutnya sisa batang pohon yang tidak terpakai dengan diameter kurang dari 22 8 cm beserta cabang dan ranting pohon dipotong-potong dengan panjang kurang dari 0,5 m dan disusun sedemikian rupa di antara tumpukan kayu sehingga membentuk suatu jalur yang akan dilewati forwarder dalam menyarad kayu. a b Gambar 2. Skema Jalan Sarad forwarder Keterangan : a = jalur serasah sebagai jalan sarad forwarder b = tumpukan kayulog Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam memetakan pola jalan sarad forwarder adalah sebagai berikut : 1 Mengumpulkan data tentang setting pemanenan yang akan dilakukan penelitian antara lain; luas setting pemanenan, potensi tegakan, umur tegakan, jarak tanam, lokasi dan luas TPn, arah jalur sarad, lebar jalur sarad, jarak antara jalur sarad dengan jalur sarad selanjutnya. 2 Mengumpulkan data tentang tipe forwarder dan spesifikasinya, kualifikasi operator, dan mekanisme penyaradan SOP penyaradan. 3 Membuat pancangpatok sebagai alat bantu dalam pengambilan data pergerakan forwarder dan untuk menandai jumlah rit yang dilewati forwarder. b 23 4 Memulai pengukuran dengan terlebih dahulu menentukan titik ikat atau titik awal pengukuran titik awal pergerakan forwader ketika memasuki setting pemanenan. 5 Memperhatikan pergerakan forwarder dari titik awal sampai jarak tertentu hingga forwarder tersebut berbelok dan menandai titik belokan tersebut dengan pancang. 6 Membidik dengan kompas kemudian mencatat azimut yang tertera pada kompas dan mengukur jarak dari titik awal ke titik belokan forwarder dengan menggunakan meteran dan memasukkannya ke tally sheet tally sheet terlampir 7 Melanjutkan pengukuran pergerakan forwarder dari titik belokan ke titik belokan selanjutnya dengan cara yang sama sampai rit tersebut selesai. 8 Melakukan pengukuran untuk rit selanjutnya dengan cara yang sama sampai penyaradan di jalur sarad tersebut selesai dan pindah ke jalur sarad selanjutnya. 9 Menandai jalan sarad yang dilewati forwarder dengan pancang yang sudah disiapkan sebelumnya untuk tiap-tiap rit yang diterima jalan sarad. Hal ini untuk mempermudah dalam pengambilan contoh tanah tiap rit. 10 Kegiatan di atas dilakukan tiap hari sampai kegiatan penyaradan dalam setting pemanenan tersebut selesai. 11 Memplotkan data yang diperoleh ke dalam bentuk gambar kertas milimeter blok yang hasilnya adalah peta pola jalan sarad forwarder. 12 Dari peta tersebut dapat dilakukan perhitungan persentase luas areal terpadatkan jalan sarad terhadap luas total setting pemanenan dan persertase luas areal terpadatkan berdasarkan rit terhadap luas total setting pemanenan.

2. Perhitungan Jumlah Rit Penyaradan yang Diterima Jalan Sarad