Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan Tanah

10 kerapatan limbak tanah yang tidak dilalui traktor tanah tidak terusik sebagai gambaran tegakan hutan tumbuh pada kondisi kerapatan limbak tanah di TPn diukur juga. Kriteria Hovland et. al. 1966 dalam Hamzah 1983, yaitu hasil dari penyaradan 1-2 rit tergolong kerapatan longgar. Penyaradan 3-32 rit kerapatan sedang kecuali pada penyaradan 27 rit, dan lebih dari 33 rit termasuk tanah padat compact soil.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemadatan Tanah

Pergerakan traktor melewati permukaan tanah akan menghasilkan tekanan ban atau roda traktor yang cenderung memadatkan lapisan atas tanah topsoil. Tingkat kepadatan tanah yang disebabkan oleh traktor tergantung pada rit yang dilewati traktor, berat traktor, tipe ban atau roda, tekanan ban terhadap tanah, kandungan air tanah, dan kecepatan traktor Glinski and Lipiec,1990 dalam Jorge et.al, 1992. Efek utama yang dihasilkan oleh tekanan ban traktor terhadap tanah adalah penurunan daya aliran air tanah hydraulic conductivity, peningkatan kepadatan tanah bulk density dan penurunan porositas tanah Klute and Jacob, 1949 dalam Jorge, 1992 dan perubahan dalam status aerasi tanah, perubahan dalam karakteristik air tanah, dan menghalangi penetrasi akar Glinski dan Lipiec, 1990 dalam Jorge et.al, 1992. Jumikis dalam Abbas 1990, menjelaskan pemadatan tanah tergantung kadar air, jumlah energi pemadatan dan sifat alami tanah. Menurut Raghavan et. al ; Mekyes dalam Abbas 1990, bahwa di samping jumlah lintasan, besar tekanan pada tanah setiap lintasannya menentukan besarnya kepadatan tanah yang terjadi. Gaultney et. al. dalam Solihin H. Z. 1995, menyatakan ada empat faktor yang dapat menyebabkan meningkatnya pemadatan tanah yaitu penggunaan lahan untuk penanaman yang terus menerus, melakukan kegiatan pada lahan yang terlalu dini sementara kelembaban tanah tinggi, penggunaan traktor dan peralatannya yang terlalu berat dan kurangnya penggunaan limbah hewan pada pertanian. Lenhard 1986 dalam Matangaran 1992, meneliti tingkat kepadatan tanah akibat intensitas penggunaan alat penyarad traktor beroda karet. Luas areal percobaan 0,25 ha, contoh tanah diambil dari bekas jejak roda traktor 11 tanpa muatan pada berbagai intensitas penyaradan yaitu 0, 1, 2, 4, 8, 16, dan 32 rit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kerapatan limbak tanah menunjukkan nilai maksimum pada intensitas 4 rit. Di atas intensitas 4 rit tersebut ternyata nilai kerapatan limbak tanahnya menjadi konstan. Markwick dalam Matangaran 1992 mengemukakan beberapa prinsip dasar dari pemadatan tanah, yaitu : 1 Kerapatan limbak tanah merupakan ukuran kerapatan partikel tanah. 2 Secara umum pengeluaran air tanah dapat meningkatkan volume bagian padatnya dan pemadatan merupakan peningkatan kerapatan partikel tanah. 3 Pada kondisi kadar air tanah tertentu, kepadatan tanah akan bertambah jika daya pemadatan bertambah dan laju pertambahannya akan menurun sampai udara sisa di dalam tanah kurang dari 3. 4 Jika tanah diberi pemadatan pada variasi kadar air yang berbeda maka akan terdapat kerapatan limbak maksimum tanah tersebut pada kadar air tertentu. Kadar air ini merupakan kadar air optimum. 5 Kerapatan limbak tanah maksimum dan kadar air optimum bervariasi antara tipe tanah dan besarnya daya pemadatan tanah yang diberikan. 6 Penggilasan tanah bermanfaat bagi tanah yang relatif kering dan digilas pada kadar air di bawah optimum. 7 Penggilasan terhadap tanah liat yang sangat lunak akan mengaduk tanah tersebut dan hasilnya akan merusak tanah. 8 Kenaikan kepadatan tanah akan meningkatkan pula kekuatan dan stabilitas tanah dan mengurangi penurunan tanah. Kemampuan menyerap air menjadi menurun dengan meningkatnya kepadatan tanah. 9 Umumnya efektivitas peralatan pemadatan tanah menurun dengan bertambah tebalnyadalamnya lapisan tanah yang dipadatkan. Itulah sebabnya diperlukan pemadatan tanah lapis demi lapis dan tiap lapis tidak terlalu tebal. 10 Jika semua faktor sama, makin berat alat pemadat tanah makin efektif pemadatan tanah dan makin dalam tanah yang ikut terpadatkan. Lowman et. al. dalam Matangaran 1992 mengemukakan bahwa tingkat pemadatan tanah yang terjadi akibat kegiatan pemanenan kayu tergantung dari 12 sifat fisik tanah dan daya luar yang bekerja pada tanah tersebut. Sifat-sifat tanah hutan bervariasi dalam tekstur, struktur, kandungan mineral, kandungan bahan-bahan organik, dan kadar air. Interaksi dari sifat-sifat tersebut pada suatu tanah hutan tertentu menentukan perubahan tingkat kepadatan tanah yang akan terjadi akibat aktivitas pemanenan kayu. Hamzah 1983 mengemukakan bahwa untuk menduga derajat pemadatan tanah hutan akibat pembalakan, dapat dilakukan dengan mengukur kerapatan limbak tanahnya. Kerapatan limbak tanah ada kaitannya dengan kedudukan alamiah, yaitu berat tanah itu tiap satuan volume gcm 3 dalam keadaan belum terganggu. Hovland et. al., 1966 dalam Hamzah 1983 membedakan kelas pemadatan tanah sebagai berikut : 1 Tanah longgar loose soil dengan kerapatan limbak tanah 0,9-1,3 gcm 3 2 Tanah normal normal soil dengan kerapatan limbak tanah 1,3-1,5 gcm 3 3 Tanah padat compact soil dengan kerapatan limbak tanah 1,5-1,8 gcm 3 Menurut Buckman dan Brady 1964, tingkat kepadatan tanah erat kaitannya dengan kerapatan massa tanah bulk density dan kerapatan butir tanah particle density. Semakin tinggi kerapatan massa tanah dan kerapatan butir tanah maka semakin padat tanah tersebut Hamzah, 1983. Gaya tekan pada tanah dari manusia, hewan dan beberapa tipe mesin penyarad dapat dilihat pada Gambar 1. Adams dan Froehlich dalam Matangaran, 1992, tetapi gaya tekan pada tanah tidak merupakan petunjuk penting tentang kepadatan yang diduga. Getaran, dynamic pressure selama bermuatan dapat menghasilkan tingkat pemadatan yang relatif tidak menunjukkan respon yang berbeda antara gaya tekan pada tanah oleh hewan dan alat mesin. Pemadatan tanah yang terjadi akibat pemanenan kayu ternyata menyebabkan kerusakan fisik tanah hutan. Bila hal ini terjadi dan diserahkan pada alam saja akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memulihkannya. 13 Gaya Tekan Pada Tanahlbinc2 5 10 15 20 25 30 Manusia Crawler Kuda Rubber Tire Skidder Gambar 1. Gaya Tekan Pada Tanah Manusia, Crawler, Kuda dan Rubber Tired Skidder Adams dan Froehlich dalam Matangaran, 1992 Koshi dan Fryrear 1973 mengadakan penelitian tentang efek dari lintasan traktor, pemberian serasah mulch dan konfigurasi tempat tumbuh benih pada tanah. Kepadatan tanah dilihat pada tiga ke dalaman yaitu 0-7.5, 7.5-15, dan 22.5-30 cm pada lintasan traktor baik yang diberi serasah maupun yang tidak diberi serasah. Serasah terdiri dari tiga ukuran yaitu 0.56, 11.2, dan 22.4 tonha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serasah besar dari 11.2 tonha secara signifikan menurunkan kepadatan tanah, meningkatkan hydraulic conductivity , porositas tanah, kandungan bahan organik tanah pada lintasan traktor pada ke dalaman 15 cm. Peningkatan kandungan bahan organik dan porositas, penurunan kepadatan tanah cenderung memperbaiki hubungan antara tanah-air-tanaman. Faktor yang menyebabkan terjadinya pemadatan tanah pada tanah hutan adalah kegiatan pembalakan secara mekanis yang akan merusak struktur tanah. Penggunaan input tenaga mekanis dalam waktu tertentu dapat berakibat buruk terhadap produktivitas tanah dan pertumbuhan tanaman khususnya perakaran Lumintang dan Hidayat, 1982. Pengoperasian alat-alat berat menyebabkan perubahan sifat sifat tanah yang bervariasi pada berbagai jenis tanah. Perubahan ini akan menyebabkan pengaruh terhadap produktivitas hutan. Laju pertumbuhan benih dan tegakan akan berkurang, serta memberi pengaruh yang berjangka panjang terhadap produktivitas tanah hutan Matangaran, 1992. Pengawasan atau pembatasan lalu lintas traktor di atas permukaan tanah adalah metode manajemen yang penting yang bisa digunakan untuk 14 meminimalisasi pemadatan tanah Gupta and Larson, 1985 dalam Jorge et. al, 1992.

C. Pemadatan Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman