14 meminimalisasi pemadatan tanah Gupta and Larson, 1985 dalam Jorge et. al,
1992.
C. Pemadatan Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Traktor berban karet yang digunakan untuk pemanenan kayu bisa menyebabkan kepadatan tanah dan meninggalkan bekas tapak roda traktor
yang mengganggu pertumbuhan pohon Dickerson, 1976; Froehlich, 1978 dalam
Wronski, 1984. Efek ini muncul dari meningkatnya kekuatan tanah soil strength dan menurunnya aerasi tanah, kedua hal ini akan menghalangi
pertumbuhan akar baru Russel and Goss, 1974; Greacen and Sands, 1980 dalam
Wronski, 1984. Selain mengganggu pertumbuhan akar, pemadatan dan perusakan tanah akan merubah sifatbentuk fisik tanah physical properties
yang mengakibatkan terjadinya run off dan erosi tanah Wooldridge, 1960 dalam
Wronski, 1984. Penggunaan traktor untuk menyarad kayu akan meningkatkan kepadatan
tanah, dan diduga dengan meningkatnya kepadatan tanah ini menyebabkan pertumbuhan anakan pohon akan terganggu. Beberapa penelitian tentang hal
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepadatan tanah dan pertumbuhan akar tanaman. Hill dan Cruse 1985 mengemukakan bahwa
meningkatnya kepadatan tanah menyebabkan pertumbuhan akar tanaman terganggu, terutama untuk pertumbuhan anakan pohon sampai dengan
kedalaman 5 cm. Matangaran 1992 menyatakan bahwa nilai kritis kerapatan limbak tanah
terhadap pertumbuhan benih adalah 1,4 gcm
3
, sedangkan kerapatan limbak tanah 1,3 gcm
3
sudah memberikan respon yang jelek terhadap pertumbuhan benih. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa sebaiknya hanya
dilakukan penyaradan 2 rit saja. Jika lebih dari 2 rit pada jalan sarad yang sama maka benih alami yang jatuh dan berkecambah kemungkinan sangat terganggu
pertumbuhannya dan kemungkinan akan mati. Dengan adanya tekanan traktor pada tanah, elemen tanah akan tertekan
sampai mencapai keseimbangan baru, sebagai akibatnya tanah menjadi padat dan kerapatan limbak tanahnya bertambah. Kepadatan adalah penyebab
kerusakan fisik tanah. Pada tanah yang padat ruang pori yang berisi air dan
15 udara kecil, sehingga porositasnya rendah. Air dan udara sukar bergerak
melalui tanah, karena hanya sedikit pori-pori yang berukuran besar. Penyediaan air dan oksigen untuk pertumbuhan tanaman sangat erat dengan
jumlah dan ukuran pori-pori tanah. Di musim hujan, pada kerapatan limbak tanah yang tinggi menyebabkan aliran permukaan tinggi, akibatnya air tidak
bisa diserap secara optimal oleh tanah. Bertambahnya berat isi dan berkurangnya porositas total berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan tanaman Lutz dan Chandler, 1985; Matangaran, 1992. Penurunan variabel respon pertumbuhan tanaman terjadi
seiring dengan kepadatan tanah yang semakin tinggi dan porositas tanah yang semakin randah Matangaran, 1992 .
Penetrasi akar yang terhambat akan mengakibatkan berat, volume dan panjang akar tanaman menurun dengan meningkatnya tingkat kepadatan tanah
Hamzah, 1983. Hill dan Cruise 1985 dalam Matangaran 1992 mengatakan bahwa ke dalaman penetrasi akar berkorelasi kuat dengan tingkat kepadatan
tanah yaitu semakin tinggi tingkat kepadatan tanah maka penetrasi akar semakin dangkal. Tanah yang padat mengurangi kapasitas menyekap air,
mengurangi kandungan udara dan memberikan hambatan fisik yang besar pada penerobosan akar sehingga mengendalikan kapasitas kemampuannya
memanen air, udara dan hara, seperti: pengecilan matra daun dan batang, pemendekan ruas batang, pembesaran pangkal batang, pemudaran warna hijau
daun dan pengguguran daun lebih dini sehingga tanaman berpenampilan kerdil dan memperlihatkan bentuk reset Hasckaylo, 1960; Kramer dan Kozlowski,
1960; Grable dan Siemer, 1968; Champion dan Barley, 1969 dalam Poerwowidodo, 1992.
D. Sifat Fisik dan Biologi Tanaman 1. Gmelina arborea