Kepadatan Tanah Akibat Penyaradan

41 Gambar 8. Spesifikasi Forwarder 1010D

B. Kepadatan Tanah Akibat Penyaradan

Perkembangan sistem pemanenan hutan dan kemajuan teknologi serta konsep pengusahaan hutan modern memacu peningkatan penggunaan alat-alat berat kehutanan seperti traktor dalam kegiatan pengusahaan hutan. Walaupun memiliki beberapa kelebihan, penggunaan traktor dalam pemanenan hutan terutama dalam penyaradan juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan berupa kerusakan vegetasi hutan tegakan tinggal dan tumbuhan bawah dan kerusakan tanah terutama pemadatan tanah. Kontak yang terjadi antara permukaan tanah dengan tapak traktor akan mengkibatkan pemadatan tanah. Pemadatan tanah Soil Compaction merupakan proses pergerakan 4045H-115SAE gross hp Sumber : www.timberjack.comproductsforwarder1010D.htm 42 partikel-partikel tanah yang secara mekanis bergerak ke posisi keadaan yang lebih rapat satu sama lain Markwick, 1944 dalam Matangaran, 1992. Kepadatan tanah akibat penyaradan dengan menggunakan traktor sangat berhubungan erat dengan ground pressure yang diterima tanah. Semakin besar ground pressure yang diterima tanah maka akan semakin intensif pemadatan yang dialami tanah. Ground pressure yang dihasilkan oleh ban 6-wheel Forwarder Timberjack 1010D adalah sebesar 7,8 psi 54 kPA untuk ban depan dan 4,2 psi 29 kPA untuk ban belakang pada saat tidak bermuatan. Ground pressure pada saat bermuatan adalah 7,8 psi 54 kPA untuk ban depan dan 11,5 psi 79 kPA untuk ban belakang. Dimensi ban depan dan belakang forwarder 1010D adalah 600x34 dan 600x26,5 www.timberjack.com. Untuk mengetahui intensitas kenaikan kepadatan tanah akibat penyaradan dengan menggunakan forwarder 1010D maka dilakukan pengukuran nilai kerapatan limbak tanah pada setiap intensitas penyaradan rit pada bekas jalur sarad forwarder. Contoh tanah diambil pada tiga tingkat kedalaman yaitu lapisan permukaan 0-5 cm, kedalaman 5-10 cm dan kedalaman 10-15 cm dengan 10 kali ulangan. Sebagai kontrol, diambil contoh tanah pada tanah yang tidak dilewati forwarder tanah tidak terusik. Sedangkan untuk melihat pengaruh pemberian serasah terhadap kepadatan tanah di jalur sarad, maka diambil juga contoh tanah pada bekas jalur sarad tanpa serasah. Contoh tanah diambil tepat pada bekas tapak roda kiri dan tapak roda kanan forwarder. Pengambilan contoh tanah dilakukan setelah proses penyaradan selesai. Pada jalur sarad yang menggunakan serasah, contoh tanah diambil tiap rit hingga rit 10 dan diambil juga contoh tanah untuk intensitas penyaradan lebih dari 10 rit. Sedangkan pada jalur sarad tanpa serasah, contoh tanah diambil tiap rit hingga intensitas penyaradan 5 rit. Sedangkan untuk rit 6, 7, 8, 9, 10 dan 10 tidak dilakukan pengambilan contoh tanah untuk tiap ritnya karena setelah proses penyaradan selesai hampir tidak ada tanah bekas lintasan forwarder yang terlewati lebih dari 5 rit pada bekas jalur sarad. Untuk mewakili intensitas penyaradan lebih dari 5 rit pada jalur tanpa serasah, contoh tanah diambil di sekitar TPn. Hal ini karena sebagian besar area tanpa serasah yang dilalui forwarder lebih dari 5 rit berada di sekitar TPn tidak di jalur sarad. 43 Tabel 5. Rata-rata Kerapatan Massa Tanah dan Porositas Tanah pada Berbagai Intensitas Penyaradan di Jalur Serasah Intensitas Penyaradan rit Kedalaman Contoh Tanah cm Kerapatan Massa Tanah Rata-rata gcm 3 Porositas Tanah Rata-rata Tanah Kontrol 0 rit 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,29 1,33 1,34 51,41 49,99 49,28 1 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,40 1,44 1,44 48,22 46,90 46,98 2 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,46 1,48 1,47 44,84 44,13 44,63 3 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,49 1,50 1,49 43,80 43,56 43,91 4 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,52 1,52 1,54 42,80 42,77 41,99 5 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,53 1,55 1,55 42,35 41,70 41,36 6 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,53 1,56 1,55 42,34 41,07 41,54 7 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,55 1,55 1,55 41,69 41,67 41,54 8 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,56 1,55 1,56 41,19 41,60 41,01 9 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,55 1,57 1,56 41,32 40,64 41,30 10 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,57 1,56 1,56 40,87 41,06 41,05 10 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,61 1,59 1,60 39,20 39,86 39,79 . 44 Tabel 6. Rata-rata Kerapatan Massa Tanah dan Porositas Tanah pada Berbagai Intensitas Penyaradan di Jalur Tanpa Serasah Intensitas Penyaradan rit Kedalaman Contoh Tanah cm Kerapatan Massa Tanah Rata-rata gcm 3 Porositas Tanah Rata-rata Tanah Kontrol 0 rit 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,29 1,33 1,34 51,41 49,99 49,28 1 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,44 1,45 1,44 45,73 45,12 45,50 2 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,48 1,48 1,49 44,20 43,97 43,69 3 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,53 1,52 1,54 42,27 42,59 41,99 4 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,57 1,56 1,56 40,92 41,06 41,10 5 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,58 1,57 1,57 40,42 40,77 40,91 5 0 – 5 5 – 10 10 – 15 1,58 1,58 1,59 40,52 40,39 40,18 Keterangan : Untuk rit 5, contoh tanah diambil di sekitar TPn. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kepadatan tanah meningkat seiring dengan kenaikan intensitas penyaradan. Hal ini terlihat dengan naiknya nilai kerapatan massa tanah untuk setiap rit yang diterima tanah baik pada jalur serasah maupun jalur tanpa serasah. Terjadi kenaikan kerapatan massa tanah yang signifikan pada intensitas penyaradan 1 rit. Nilai kerapatan massa tanah pada tanah kontrol pada lapisan permukaan 0-5 cm, kedalaman 5-10 cm, dan kedalaman 10-15 cm berturut-turut adalah 1,29 gcm 3 , 1,33 gcm 3 dan 1,34 gcm 3 . Nilai ini meningkat pada rit pertama penyaradan, berturut-turut adalah 1,40 gcm 3 , 1,44 gcm 3 dan 1,44 gcm 3 pada jalur serasah dan 1,44 gcm 3 , 1,45 gcm 3 dan 1,44 gcm 3 pada jalur tanpa serasah. Kerapatan massa tanah terus meningkat hingga rit kelima baik pada jalur serasah maupun jalur tanpa serasah dan kenaikannya cenderung konstan untuk rit selanjutnya. Lapisan permukaan 0-5 cm 45 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 Intensitas Penyaradan rit K e ra p a ta n M a s s a T a n a h g c m 3 0-5 cm 5-10 cm 10-15 cm 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1 2 3 4 5 10 Intensitas Penyaradan rit K e ra p a ta n M a s s a T a n a h g c m 3 0-5 cm 5-10 cm 10-15 cm mengalami peningkatan kerapatan massa tanah yang lebih besar bila dibandingkan dengan kedalaman 5-10 cm dan kedalaman 10-15 cm. Hal ini disebabkan karena lapisan permukaan tanah 0-5 cm adalah lapisan paling pertama dan paling banyak menerima beban langsung bila dibandingkan dengan lapisan berikutnya sehingga mengalami proses pemadatan yang lebih intensif. Distribusi gaya berat dalam tanah yang sebagian menyebar ke arah sisi menyebabkan tanah pada lapisan yang lebih dalam menerima gaya pemadatan yang lebih sedikit Matangaran, 1992. Kenaikan nilai kepadatan tanah, secara grafis dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10. Gambar 9. Grafik Hubungan Kerapatan Massa Tanah pada Jalur Serasah Dengan Intensitas Penyaradan pada Tiga Tingkat Kedalaman Gambar 10. Grafik Hubungan Kerapatan Massa Tanah pada Jalur Tanpa Serasah Dengan Intensitas Penyaradan pada Tiga Tingkat Kedalaman 46 Tabel 7. Analisis Ragam Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Tingkat Kepadatan Tanah pada Tiga Tingkat Kedalaman. Ftabel Sumber Keragaman Fhitung 0,01 0,05 Jumlah rit terhadap kepadatan tanah di jalur serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 14,767 9,837 8,268 2,47 2,47 2,47 1.91 1.91 1.91 Jumlah rit terhadap kepadatan tanah di jalur sarad tanpa serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 16,190 12,889 11,244 3,12 3,12 3,12 2,25 2,25 2,25 Jumlah rit terhadap kepadatan tanah di jalur serasah dan tanpa serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 9,354 6,953 8,318 3,17 3,17 3,17 2,29 2,29 2,29 Keterangan: Berpengaruh sangat nyata pada selang kepercayaan 99 . Hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa pengaruh intensitas penyaradan rit terhadap kenaikan kepadatan tanah baik di jalur serasah maupun jalur tanpa serasah berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 . Peningkatan intensitas penyaradan rit berbanding lurus dengan tingkat kepadatan tanah, dimana semakin banyak jumlah rit yang diterima tanah maka nilai kepadatan tanah semakin meningkat. Dari hasil analisis ragam tersebut maka dilakukan uji lanjut untuk mengetahui sejauh mana perbedaan pengaruh jumlah rit terhadap tingkat kepadatan tanah, dan uji yang digunakan adalah uji beda nyata Duncan. Tabel 8. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Kepadatan Tanah pada Kedalaman 0-5 cm pada Jalur Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 6 7 9 8 10 10 Rataan = 0,05 = 0,01 47 Intensitas penyaradan 1 dengan 2 rit, 3 dengan 4, 5, 6 rit, serta 7 dengan 8, 9 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1, dengan 2 dan 3 rit, 4 dengan 5, 6, 7, 9 rit serta 8 dengan 10 rit pada tingkat kepercayaan 99 . Tabel 9. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Kepadatan Tanah pada Kedalaman 5-10 cm pada Jalur Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 7 8 10 6 9 10 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2, 3 rit, 4 dengan 5, 7, 8 rit, serta 10 dengan 6 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1, dengan 2, 3 dan 4 rit, serta 5 dengan 6, 7, 8 , 9, 10 rit pada tingkat kepercayaan 99 . Tabel 10. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Kepadatan Tanah pada Kedalaman 10-15 cm pada Jalur Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2, 3 rit, dan 5 dengan 6, 7, 8, 9, 10 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 0, dengan 1 rit, 2 dengan 3 rit serta 4 dengan 5, 6, 7, 8 , 9, 10 rit pada tingkat kepercayaan 99 . Tabel 11. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Kepadatan Tanah pada Kedalaman 0-5 cm pada Jalur Tanpa Serasah Intensitas Penyaradanrit 0 1 2 3 4 5 5 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2 rit serta 4 dengan 5, 5 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1 dengan 2, 3 rit, serta 4 dengan 5, 5 rit pada tingkat kepercayaan 99 . 48 Tabel 12. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Kepadatan Tanah pada Kedalaman 5-10 cm pada Jalur Tanpa Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 5 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2, 3 rit serta 4 dengan 5, 5 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 99 . Tabel 13. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Kepadatan Tanah pada Kedalaman 10-15 cm pada Jalur Tanpa Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 5 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2 rit serta 3 dengan 4, 5 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1 dengan 2, 3 rit serta 4 dengan 5, 5 rit pada tingkat kepercayaan 99 . Dari uji beda nyata Duncan di atas terlihat bahwa kepadatan tanah sudah berbeda nyata dengan kontrol semenjak rit pertama penyaradan baik pada jalur serasah maupun jalur tanpa serasah. Setelah rit ke-4 dan seterusnya nilai kepadatan tanah cenderung konstan tidak berbeda jauh dengan kepadatan tanah pada rit ke-4. Kecenderungan ini disebabkan karena kondisi tanah yang telah padat karena telah dilewati forwarder beberapa kali sehingga pori-pori tanah semakin mengecil dan semakin berkurangnya kadar air tanah 15 - 16 . Finney et.al. 1993 menyatakan bahwa tanah yang kering sulit untuk terpadatkan. 49 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 Intensitas Penyaradan rit P o ro s it a s 0 - 5 cm 5 - 10 cm 10 - 15 cm Tabel 14. Model Hubungan Antara Intensitas Penyaradan rit Dengan Tingkat Kepadatan Tanah pada Jalur Serasah dan Jalur Tanpa Serasah Jalur Sarad Model Regresi R 2 Jalur Serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Y = - 0,0027X 2 + 0,0512X + 1,3366 Y = - 0,0027X 2 + 0,0472X + 1,3685 Y = - 0,0026X 2 + 0,0457X + 1,3743 90,71 90,87 92,60 Jalur Tanpa Serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Y = - 0,0062X 2 + 0,0867X + 1,3202 Y = - 0,0049X 2 + 0,0172X + 1,3537 Y = - 0,0046X 2 + 0,0677X + 1,3644 95,40 95,06 96,74 Keterangan : Y = Kerapatan Limbak Tanah gcm 3 X = Intensitas Penyaradan rit Meningkatnya nilai kepadatan tanah akibat penyaradan akan menyebabkan berkurangnya porositas tanah. Dengan adanya tekanan traktor pada tanah, elemen tanah akan tertekan sampai mencapai keseimbangan baru, sebagai akibatnya tanah menjadi padat dan kerapatan limbak tanahnya bertambah. Kepadatan adalah penyebab kerusakan fisik tanah. Pada tanah yang padat ruang pori yang berisi air dan udara kecil, sehingga porositas tanah rendah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. Sedangkan model hubungan antara intensitas penyaradan dengan porositas tanah dapat dilihat pada Tabel 15. Gambar 11. Grafik Hubungan Porositas Dengan Intensitas Penyaradan pada Jalur Serasah pada Tiga Kedalaman 50 30 35 40 45 50 55 1 2 3 4 5 10 Intensitas Penyaradan rit P o ro s it a s T a n a h 0-5 cm 5-10 cm 10-15 cm Gambar 12. Grafik Hubungan Porositas Dengan Intensitas Penyaradan pada Jalur Tanpa Serasah pada Tiga Kedalaman Tabel 15. Model Hubungan Antara Intensitas Penyaradan rit Dengan Porositas Tanah pada Jalur Serasah dan Jalur Tanpa Serasah Jalur Sarad Model Regresi R 2 Jalur Serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Y = 0,1094X 2 - 2,0478X + 49,985 Y = 0,1080X 2 - 1,8946X + 48,778 Y = 0,1045X 2 - 1,8371X + 48,563 91,86 92,58 93,93 Jalur Tanpa Serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Y = 0,2323X 2 – 3,2724X + 50,182 Y = 0,1848X 2 – 2,6869X + 48,919 Y = 0,1735X 2 – 2,5530X + 48,513 95,40 95,06 96,74 Keterangan : Y = Porositas Tanah X = Intensitas Penyaradan rit Porositas tanah pada tanah kontrol adalah 51,41 pada lapisan permukaan tanah dan 49,99 pada kedalaman 5-10 cm serta 49,28 untuk kedalaman 10-15 cm. Nilai tersebut menurun menjadi 40,87 pada lapisan permukaan dan 41,06 pada kedalaman 5-10 cm serta 41,05 untuk kedalaman 10-15 cm pada intensitas penyaradan 10 rit pada jalur serasah, dan nilai ini terus menurun untuk rit penyaradan selanjutnya. Penurunan ini lebih besar lagi pada jalur sarad tanpa serasah, karena nilai kenaikan kepadatan tanah pada jalur tanpa serasah juga lebih besar. 51 Tabel 16. Analisis Ragam Pengaruh Pengaruh Intensitas Penyaradan terhadap Porositas Tanah pada Tiga Tingkat Kedalaman. Ftabel Sumber Keragaman Fhitung 0,01 0,05 Jumlah rit terhadap porositas tanah di jalur serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 14,883 10,435 8,240 2,47 2,47 2,47 1.91 1.91 1.91 Jumlah rit terhadap porositas tanah di jalur sarad tanpa serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 16,261 13,796 11,734 3,12 3,12 3,12 2,25 2,25 2,25 Jumlah rit terhadap porositas tanah di jalur serasah dan tanpa serasah - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 9,498 6,803 8,625 3,17 3,17 3,17 2,29 2,29 2,29 Keterangan: Berpengaruh sangat nyata pada selang kepercayaan 99 . Hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa pengaruh intensitas penyaradan terhadap porositas tanah baik di jalur serasah maupun jalur tanpa serasah berpengaruh sangat nyata pada taraf kepercayaan 99 . Peningkatan intensitas penyaradan berbanding terbalik dengan tingkat porositas tanah, dimana semakin tinggi jumlah rit maka nilai porositas tanah semakin menurun. Dari hasil analisis ragam tersebut dilakukan uji lanjut Duncan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan pengaruh intensitas penyaradan terhadap porositas tanah. Tabel 17. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Porositas Tanah pada Kedalaman 0-5 cm pada Jalur Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 6 7 9 8 10 10 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2 rit, 3 dengan 4, 5, 6 rit, serta 7 dengan 8, 9 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1, dengan 2 dan 3 rit, 4 dengan 5, 6, 7, 9 rit serta 8 dengan 10 rit pada tingkat kepercayaan 99 . 52 Tabel 18. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Porositas Tanah pada Kedalaman 5-10 cm pada Jalur Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 7 8 10 6 9 10 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2, 3 rit, 4 dengan 5, 7, 8 rit, serta 10 dengan 6 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1, dengan 2, 3 dan 4 rit, serta 5 dengan 6, 7, 8 , 9, 10 rit pada tingkat kepercayaan 99 . Tabel 19. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Porositas Tanah pada Kedalaman 10-15 cm pada Jalur Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2, 3 rit, dan 5 dengan 6, 7, 8, 9, 10 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 0, dengan 1 rit, 2 dengan 3 rit serta 4 dengan 5, 6, 7, 8 , 9, 10 rit pada tingkat kepercayaan 99 . Tabel 20. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Porositas Tanah pada Kedalaman 0-5 cm pada Jalur Tanpa Serasah Intensitas Penyaradanrit 0 1 2 3 4 5 5 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2 rit serta 4 dengan 5, 5 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1 dengan 2, 3 rit, serta 4 dengan 5, 5 rit pada tingkat kepercayaan 99 . 53 Tabel 21. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Porositas Tanah pada Kedalaman 5-10 cm pada Jalur Tanpa Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 5 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2, 3 rit serta 4 dengan 5, 5 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 99 . Tabel 22. Uji Beda Nyata Duncan Pengaruh Intensitas Penyaradan rit Terhadap Porositas Tanah pada Kedalaman 10-15 cm pada Jalur Tanpa Serasah Intensitas Penyaradan rit 0 1 2 3 4 5 5 Rataan = 0,05 = 0,01 Intensitas penyaradan 1 dengan 2 rit serta 3 dengan 4, 5 rit tidak memberikan respon yang berbeda pada tingkat kepercayaan 95 dan 1 dengan 2, 3 rit serta 4 dengan 5, 5 rit pada tingkat kepercayaan 99 . Berdasarkan uji lanjut Duncan di atas terlihat bahwa pada intensitas penyaradan rit pertama, nilai porositas tanah sudah berbeda nyata dengan kontrol pada setiap kedalaman baik pada jalur serasah maupun jalur tanpa serasah. Nilai porositas tanah cenderung konstan setelah intensitas penyaradan 4 rit . Untuk melihat sejauh mana pengaruh pemberian serasah di jalan sarad terhadap kenaikan nilai kepadatan tanah dan penurunan nilai porositas tanah maka dilakukan analisis ragam seperti yang tertera pada Tabel 23. 54 Tabel 23. Analisis Ragam Pengaruh Penggunaan Serasah terhadap Tingkat Kepadatan dan Porositas Tanah. Sumber Keragaman Fhitung Sumber Keragaman Fhitung Pengaruh Serasah terhadap kepadatan tanah Rit 1 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 2 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 3 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 4 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 5 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 1,326 0,208 0,044 0,241 0,210 0,599 1,142 0,443 1,929 1,210 1,305 0,331 0,000 0,000 0,000 Pengaruh Serasah Terhadap Porositas tanah Rit 1 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 2 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 3 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 4 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm Rit 5 - Kedalaman 0-5 cm - Kedalaman 5-10 cm - Kedalaman 10-15 cm 1,425 0,191 0,036 0,216 0,003 0,524 1,114 0,456 2,040 1,211 1,383 0,500 0,000 0,000 0,000 Ftabel 0,05 : 1 ; 18 = 4,41 0,01 : 1 ; 18 = 8,29 Berdasarkan hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa tingkat kepadatan tanah dan porositas tanah pada jalur sarad yang menggunakan serasah dengan tidak menggunakan serasah tidak berbeda nyata Fhitung Ftabel, berarti pada penelitian ini serasah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepadatan tanah dan porositas tanah. Kenaikan nilai kerapatan massa tanah pada jalur serasah dan jalur tanpa serasah pada rit 1 sampai rit kelima pada kedalaman 0-5 cm hanya berbeda 0,03-0,05 gcm 3 dan cenderung konstan untuk rit selanjutnya. Sedangkan untuk kedalaman 5-10 cm dan 10-15 cm hampir tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti 0,01-0,02 gcm 3 , terkecuali pada rit kelima pada kedalaman 10-15 cm perbedaan kerapatan massa tanah adalah 0,05 gcm 3 . Hal ini berhubungan dengan kondisi serasah yang diberikan dijalur sarad. 55 Pengamatan di lapangan memperlihatkan bahwa serasah tidak diatur rapi dan kondisi serasah sebelum proses penyaradan dilakukan sudah mengering dan pada saat dilewati forwarder untuk rit pertama dan kedua penyaradan, serasah mulai hancur karena tidak mampu menahan beban yang ditimbulkan oleh forwarder. Sebagian dari serasah di jalur sarad bergeser ke kiri dan ke kanan jalur sarad ketika dilewati forwarder karena ada cabang dan ranting pohon dengan diameter lebih dari 8 cm yang tidak dipotong-potong. Mengeringnya serasah sebelum proses penyaradan dikarenakan oleh suhu di lokasi penelitian yang tinggi karena bertepatan dengan musim kering. Selain hal di atas, jumlah dan ketebalan serasah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemampuan serasah untuk menahan beban dari forwarder. Koshi dan Fryrear 1973 mengadakan penelitian tentang efek dari lintasan traktor, pemberian serasah mulch dan konfigurasi tempat tumbuh benih pada tanah. Serasah terdiri dari tiga ukuran yaitu 0,56; 11,2 dan 22,4 tonha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serasah besar dari 11,2 tonha secara signifikan menurunkan nilai kepadatan tanah, meningkatkan hydroulic conductivity , porositas tanah, kandungan bahan organik tanah pada lintasan traktor pada kedalaman 15 cm. Pada tanah yang padat ruang pori yang berisi air dan udara kecil, sehingga porositasnya rendah. Air dan udara sukar bergerak melalui tanah, karena hanya sedikit pori-pori yang berukuran besar. Penyediaan air dan oksigen untuk pertumbuhan tanaman sangat erat kaitannya dengan jumlah dan ukuran pori-pori tanah. Menurunnya porositas tanah akibat pemadatan tanah akan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman.

C. Respon Pertumbuhan Tanaman di Tanah Padat