Pengaruh Jumlah Rit Penyaradan Terhadap Tingkat Kepadatan Tanah Pengaruh Kepadatan tanahJalan Sarad forwarder Terhadap

29 kering total dan nisbah pucuk dan akar. Berat kering total adalah penjumlahan dari berat kering batang dan berat kering akar. Sedangkan nisbah pucuk akar adalah perbandingan antara berat kering pucuk dan berat kering akar, kemudian hasil perhitungan dibandingkan dengan kontrol.

D. Analisis Data

Data dianalisis berdasarkan nilai rata-rata dari data yang diperoleh, yaitu nilai rata-rata tingkat kepadatan tanah tiap rit penyaradan dan nilai rata-rata respon pertumbuhan tanaman. Data tersebut dibandingkan dengan data kontrol. Analisis data menggunakan persamaan rancangan acak lengkap RAL.

1. Pengaruh Jumlah Rit Penyaradan Terhadap Tingkat Kepadatan Tanah

Model umum dari Rancangan Acak Lengkap RAL yang digunakan adalah : Y ij = U + P i + E ij Dimana : Y ij = Tingkat kepadatan tanah pada faktor jumlah rit ke-i, ulangan ke-j U = Rata-rataan umum dari data yang diperoleh Pi = Pengaruh jumlah rit ke-i Eij = Galat dari jumlah rit ke-i, dan ulangan ke-j Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji F. Hipotesa yang digunakan adalah sebagai berikut : H = Jumlah ritpemberian serasah tidak berpengaruh terhadap tingkat kepadatan tanah H 1 = Jumlah ritpemberian serasah berpengaruh terhadap tingkat kepadatan tanah Kriteria pengambilan keputusan dari hipotesis yang diuji adalah : F hitung ≤ F tabel, maka terima H F hitung ≥ F tabel, maka terima H 1 30

2. Pengaruh Kepadatan tanahJalan Sarad forwarder Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Persamaan umum rancangan acak lengkapnya adalah sebagai berikut : Y ij = U + P i + E ij Dimana : Y ij = Respon pertumbuhan tanaman pada faktor perlakuan ke-i, ulangan ke-j U = Rata-rataan umum dari data yang diperoleh Pi = Pengaruh perlakuan ke-i Eij = Galat dari perlakuan ke-i, ulangan ke-j Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji F. Hipotesa yang digunakan adalah sebagai berikut : H = Perlakuan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap respon pertumbuhan tanaman. H 1 = Perlakuan yang berbeda berpengaruh terhadap respon pertumbuhan tanaman. Kriteria pengambilan keputusan dari hipotesis yang diuji adalah : F hitung ≤ F tabel, maka terima H F hitung ≥ F tabel, maka terima H 1 31 Gambar 5. Bagan Alur Langkah Kerja Penelitian Pengambilan Data Respon Pertumbuhan Tanaman Studi Literatur Penyusunan Proposal Pengambilan Data Lapangan Penentuan Lokasi Penelitian Pemetaan Pola Jalan Sarad forwarder Penentuan Titik-titik Pengambilan Data Kepadatan Tanah Pengukuran Kepadatan Tanah Pada Jalur Serasah, Jalur Tanpa Serasah, Dan Tanah Kontrol Kerapatan Massa Tanah, Kadar Air, Porositas dan Sifat fisik Tanah Berat Kering Tanaman, dan NPA Analisis Laboratorium Pengolahan dan Analisis Data Tanah dan Tanaman Penanaman Acacia mangium, Swietenia macrophylla, dan Gmelina arborea Pengukuran Data Kepadatan Tanah 32

IV. KONDISI UMUM LOKASI

A. Letak, Luas dan Keadaan Wilayah

PT. Musi Hutan Persada MHP merupakan hasil kerjasama antara PT. Enim Musi Lestari dan satu perusahaan BUMN Inhutani V. Secara geografis PT. Musi Hutan Persada ini terletak pada 03 o 00’- 04 o 20’ LS dan 103 o 10’- 104 o 30’ BT. Areal konsesi PT. MHP terdiri atas tiga 3 Kelompok Hutan KH masing-masing Subanjeriji, Benakat dan Martapura. Untuk kebutuhan pengelolaan hutan, areal tersebut dibagi ke dalam wilayah, unit, blok, sub blok dan petak. Petak adalah unit manajemen terkecil dari HTI PT. MHP. Tabel 1. Batas Areal Kerja Tiap Kelompok Hutan Batas KH Benakat KH Subanjeriji KH Martapura Utara Selatan Barat Timur HP HPHPK HP HP Pemukiman HPTHP, S.Enim Pemukiman, S.Enim Pemukiman HP HPK, S. Komering HP HPK, S. Komering Ket: HP = Hutan Produksi tetap, HPK = Hutan Produksi Konversi, HPT = Hutan Produksi Terbatas Luas HPHTI PT. MHP berdasarkan SK Departemen Kehutanan No. 626Kpts-II1992 dan rekomendasi Gubernur Propinsi Sumatra Selatan No. 522 Tanggal 16 Juni 1995 adalah 407.224 ha, yang terdiri dari 343.190 ha dari SK Departemen Kehutanan dan 64.034 ha dari rekomendasi Gubernur Propinsi Sumatra Selatan. Sedangkan luas areal efektif untuk hutan tanaman, sarana dan prasarana, serta areal koservasi hanya sekitar 300.000 Ha. Kondisi awal areal HTI PT. MHP adalah padang alang-alang, belukar tua dan lahan hutan bekas tebangan yang merupakan ciri dari perladangan berpindah dengan pembakaran berulang dan tanpa pengelolaan tanaman. Kondisi tersebut menyebabkan erosi yang berkepanjangan dan pengurasan unsur hara tanah. Hutan alam yang ada ditebang dan yang tinggal hanya sekelompok hutan saja seperti sepanjang lebung, sungai, dan aliran air yang masih di bawah tutupan vegetasi alami yang kemudian dijadikan sebagai kawasan konservasi.