33
B. Topografi
Bentuk lahan di HPHTI Musi Hutan Persada berkisar dari datar hingga bergelombang dengan kemiringan dari 0-25 . Setiap kelompok hutan KH
mempunyai luasan yang berbeda berdasarkan kemiringannya, hal itu dapat dilihat pada Tabel 2. Ketinggian berkisar antara 100-400 mdpl.
Tabel 2. Luasan Kelompok Hutan Berdasarkan Kelas Kemiringan Lahan Kelas kelerengan
KH Benakat Ha
KH Subanjeriji Ha
KH Martapura Ha
Datar 0-8 Landai 8-15
Agak curam15-25 6.572
191.343 2.948
22.831 79.667
10.351 6.799
18.636 8.289
C. Geologi dan Jenis Tanah
Jenis tanah pada HPHTI PT. MHP umumnya didominasi oleh tanah podsolik merah kuning ultisol. Tanah jenis ini dicirikan dengan pH yang
rendah dan kandungan liat yang tinggi. Tabel 3. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah
Nomor Parameter
Nilai 1
Tekstur : - Pasir
- Debu - Liat
Berliat 13,24
32,63 54,13
2 pH
- H
2
O - KCl
4,39 3,44
3 Kandungan Zat Organik :
- C-organik - N-total
2,06 0,25
4 Kandungan Mineral:
- Ca - Mg
- K - Na
1,29 me100g 0,73 me100g
0,21 me100g 0,29 me100g
5 Kapasitas Tukar Kation
15,27 me100g
Sumber : Hasil Analisis Tanah di Laboratorium Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Keterangan : Berdasarkan hasil analisis tanah di laboratorium diketahui bahwa jenis tanah di
lokasi penelitian adalah podsolik merah kuning ultisol.
34
D. Hidrologi
Areal konsesi termasuk dalam daerah aliran sungai DAS Musi dan beberapa sungai utama di areal konsesi yaitu Sungai Lengi, Niru, Uwal,
Rambang, Keruh dan Semangus. Untuk daerah KH Benakat termasuk dalam DAS Musi dengan Sub DAS-nya adalah Sub DAS Sungai Kikim, Keruh,
Semangus, dan Lematang. Untuk KH Subanjeriji termasuk dalam DAS Musi dan Sub DAS Lematang, Ogan, Komering dan untuk KH Martapura termasuk
dalam DAS Musi dan Sub DAS Ogan dan Komering.
E. Iklim
Curah hujan rata-rata tiap bulan pada wilayah HPHTI MHP adalah 241 mmbulan. Berdasarkan klasifikasi Schmidt Ferguson, 1952 dalam HPHTI PT.
MHP termasuk tipe iklim A. Pada bulan basah curah hujan 100 mmbulan, dan hujan hampir terjadi sepanjang tahun. Rata-rata suhu harian adalah 29-
30
o
C dan kelembaban rata-rata harian adalah 70 .
F. Kondisi vegetasi hutan
Kegiatan PT. MHP dimulai sejak awal tahun 1990 dan pada musim tanam 19961997 telah menyelesaikan sekitar 193.500 Ha dan sebagian besar
adalah Acacia mangium. Target PT. MHP adalah menghasilkan kayu sebagai bahan baku industri pulpbubur kayu dengan kapasitas olah sebesar 2.1 juta
meter kubik kayu untuk menghasilkan 450.000 ton pulp putih per tahun. Tanaman ini dipilih sebagai tanaman utama karena jenis ini diangap sebagai
tanaman yang memiliki kemampuan memperbaiki kondisi tanah yang baik, cepat tumbuh dan rotasi yang pendek, mudah penanganannya baik di
persemaian maupun di lapangan, pembungaan dan produksi benih yang cepat dan aman terhadap penyakit dan hama yang serius.
Acacia mangium berasal dari benih dan diproduksi di persemaian. Pada
awalnya PT. MHP menggunakan benih sembarang yang ada di sekitar HTI, tetapi selanjutnya PT. MHP menggunakan benih unggul hasil dari program
pemuliaan pohon. Jarak tanam yang digunakan adalah 3x3 m, 3x2 m, 4x3 m, dan 4x2 m, dan jarak tanam standar adalah jarak 3x3 m.
35 HTI PT. MHP sangat berdekatan dengan pengguna lahan lainnya.
Terdapat banyak kebun rakyat dan beberapa kebun kelapa sawit yang besar, perladangan, dan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak serta pertambangan
batu bara. Daerah konsesi PT. MHP sudah terbuka sejak lama. Selain dari kawasan yang efektif itu, pada kawasan lindung dan kawasan
konservasi dibiarkan tumbuh vegetasi yang tadinya adalah sisa-sisa dari peladangan berpindah pada masa lalu yang berada pada sempadan sungai yaitu
seluas 4.100 ha pada KH Benakat, 1.325 ha pada KH Subanjeriji, dan 651 ha pada KH Martapura. Untuk hutan konservasi sebagai pelindung plasma nutfah
dan satwa liar seluas 60.854 ha pada KH Benakat, 5.750 ha pada KH Subanjeriji dan 13.770 ha pada KH Martapura.
KH Benakat Wilayah II Benakat secara geografis terletak pada 103°10’ - 104° BT dan 3°00’ - 3°40’ LS. Untuk kegiatan operasional, KH Benakat
dibagi menjadi 9 unit, 32 blok dan 105 sub blok. KH Benakat termasuk dalam sub DAS Keruh, MusiKikim, Semangus dan Lematang. KH Benakat berada
pada ketinggian 100-400 mdpl. Sebagian besar areal KH Benakat berdasarkan kelas kelerengannya termasuk dalam kelas kelerengan landai 8-15 yaitu
sekitar 191.343 ha. Keadaan tanah di KH Benakat didominasi oleh asosiasi podsolik merak kekuningan dan coklat serta podsolik kekuningan serta coklat
kekuningan.
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN