ii
1.6 Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana problem solving dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia siswa XI IA2 SMA N 3 Magelang
20122013.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu: 1
Siswa mengalami peningkatan aktivitas belajar dengan proporsi tiga per empat jumlah siswa di kelas XI IA2 mendapat kategori baik
2 Siswa mengalami peningkatan hasil belajar kognitif dengan proporsi tiga per
empat jumlah siswa di kelas XI IA2 mencapai ketuntasan KKM. 3
Siswa mengalami peningkatan hasil belajar afektif dan psikomotorik dengan proporsi tiga per empat jumlah siswa di kelas XI IA2 mendapat kategori baik
1.7 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang penerapan problem solving untuk
meningkatkan hasil dan aktivitas belajar pada mata pelajaran kimia.
2. Manfaat Praktis
1 Bagi Siswa
ii Meningkatkan minat dan motivasi belajar pada mata pelajaran kimia,
meningkatkan pemahaman, aktivitas belajar siswa, prestasi belajar dan siswa pada mata pelajaran kimia.
2 Bagi Guru
Menjadi bekal untuk mengatasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran kimia demi meningkatkan mutu pendidikan yang
lebih baik . Juga sebagai masukan kepada guru untuk membuat variasi dalam proses pembelajaran guna menghindari kejenuhan siswa dalam menggunakan
media yang bersifat statis. 3
Bagi Peneliti Dapat memperoleh pengalaman langsung dalam meneliti pembelajaran yang
menggunakan problem solving.
ii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar untuk mencapai tujuan belajar. Hal ini diperjelas oleh Prawiradilaga Siregar
2004 yang mengartikan pembelajaran sebagai upaya untuk menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan belajar dapat dipermudah pencapaiannya. Pencapaian tujuan
pembelajaran sendiri dapat dilihat dari proses dan hasil belajar yang dicapai siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan
dengan bagaimana cara mengorganisasi materi pelajaran, dengan mengelola pembelajaran.
Kedudukan guru didalam proses pembelajaran, tidak lagi sebagai penguasa tunggal dalam kelas, tetapi dianggap sebagai manager of learning pengelola belajar
yang siap membimbing dan membantu para siswa. Peran guru berubah dari: 1 sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala
jawaban, menjadi sebagai fasilisator pembelajara, pelatih kolaborator, dan mitra belajar; 2 dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih
banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan peran siswa berubah menjadi: 1 dari penerima informasi yang
pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, 2 dari mengungkapkan
9