ii 2.
Jika di dalam kelompok kemampuan anggota kelompok heterogen, maka siswa yang pandai akan mendominasi dalam diskusi sedang siswa yang kurang pandai
menjadi pasif sebagai pendengar saja. 3.
Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan,
kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
2.3 Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan
dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi,
mengukur, menyimpulkan
dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi
variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian,
menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar
mengajar Sardiman, 2001. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern.
ii Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut
pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
2.4 Kaitan antara Problem Solving dengan Hasil dan Aktivitas Belajar
Model problem solving memberikan peluang pemberdayaan potensi berpikir pebelajar dalam aktivitas - aktivitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
dalam konteks kehidupan dunia nyata yang kompleks. Model problem solving dapat dilaksanakan dengan lima langkah pembelajaran, yaitu: 1 membaca 2 merencanakan
pemecahan, 3 menseleksi strategi pemecahan, 4 menemukan jawaban 5 refleksi Santyasa, 2004.
Pada tahap membaca siswa diajak memahami konsep, pada tahap merencanakan pemecahan masalah siswa diajak menganalisis, pada tahap menseleksi strategi
pemecahan dan menemukan siswa diajak untuk mensintesa, pada tahap refleksi siswa diajak untuk mengevaluasi. Dengan tahap-tahap tersebut, siswa diajak untuk berfikir
secara sistematis dan terbuka untuk memperluas pemahaman mereka. Sehingga tahap- tahap metode problem solving bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir
anak. Meningkatnya kemampuan untuk berpikir anak, diharapkan hasil belajar siswa juga akan meningkat. Pada pembelajaran dengan metode problem solving, bermacam kegiatan
aktivitas belajar dapat dilakukan oleh siswa tidak hanya mendengarkan atau mencatat, sehingga kegiatan belajar aktivitas belajar siswa juga akan meningkat.
ii
2.5 Analisis Materi