ii 4.
Refleksi Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap tes siklus II. Dari hasil tersebut yang
nantinya akan dibandingkan dengan hasil tes siklus III. Masalah-masalah yang timbul pada sikus II akan dicarikan alternatif pemecahanya pada siklus III.
Sedangkan kelebihanya akan dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
3.5 Sumber dan jenis data
3.5.1 Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa IA 2 SMA N 3 Magelang, guru mata pelajaran kimia SMA N 3 Magelang selaku guru kolaborator dan
observer serta peneliti selaku guru dalam penelitian ini.
3.5.2 Jenis data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa dan hasil
observasi, sedang data kualitatif adalah data aktifitas siswa.
3.6 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:
3.6.1 Metode Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data mengenahi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, kinerja siswa sebagai nilai
psikomotorik dan kemampuan afektif siswa saat mengikuti pembelajaran
ii dalam pelaksanaan pembelajaran dengan problem solving pada siswa XI IA2
SMA N 3 Magelang.
3.6.2 Metode Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan, daftar nilai, dan daftar hadir siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan problem solving.
Dokumen ini digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung.
3.6.3 Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai hasil belajar kognitif siswa. Tes dilakukan tiap akhir siklus. Soal yang digunakan dalam metode ini
merupakan soal uraian.
3.7 Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah instrumen non tes dan instrumen tes.
3.7.1 Instrumen non tes
Intrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan. Ada tiga lembar pengamatan, yaitu lembar pengamatan psikomotorik, lembar pengamatan
afektif, dan lembar pengamatan aktivitas. Aspek-aspek pengamatan dapat dilihat pada lampiran 15 untuk pengamatan psikomotorik, lampiran 17 untuk
pengamatan afektif, dan lampiran 19 untuk pengamatan aktivitas siswa. Masing-masing lembar pengamatan dihitung reliabiltasnya. Tabel 3.1
menunjukkan ringkasan hasil analisis realibitas masing-masing lembar
ii pengamatan. Untuk perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 untuk
perhitungan lembar pengamatan psikomotorik, lampiran 18 untuk perhitungan lembar pengamatan afektif , dan lampiran 20 untuk perhitungan lembar
pengamatan aktivitas siswa. Tabel 3.1 Reliabilitas lembar pengamatan
Lembar pengamatan Nilai r
Kriteria reliabilitas Psikomotorik
0,91 Reliabel
Afektif 0,89
Reliabel Aktivitas
0,94 Reliabel
3.7.2 Instrumen Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Validitas instrument pada soal tes uraian meliputi beberapa pengujian yaitu uji tingkat kesukaran soal,
daya beda soal, validitas dan reliabilitas. 3.7.2.1
Tingkat kesukaran Teknik perhitungan dengan menghitung berapa persen siswa yang gagal
menjawab benar untuk tiap-tiap item. Rumus yg digunakan: =
ℎ � � �
ℎ ℎ
P = tingkat kesukaran Tabel 3.2 Kriteria taraf kesukaran
Interval Reliabilitas Kriteria
P 0 0 P 0,3
0,3 P 0,7 0,7 P 1
P 1 Terlalu sukar
Sukar Sedang
Mudah Terlalu mudah
Arifin, 1991 Soal yang diujicobakan sebanyak 15 soal larutan penyangga dan 10 soal
hidrolisis garam. Uji coba dilakukan terhadap siswa di luar subjek
ii penelitian yaitu kelas XII IA3 SMA Negeri 3 Magelang. Tabel 3.3
menunjukkan ringkasan hasil analisis tingkat kesukaran untuk masing- masing nomor. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 6 dan lampiran 12. Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran masing-masing nomor
LARUTAN PENYANGGA
HIDROLISIS GARAM
Nomor Kriteria
Nomor Kriteria
1 Sedang
1 Sukar
2 Sedang
2 Sedang
3 Sedang
3 Sedang
4 Mudah
4 Sedang
5 Sedang
5 Sedang
6 Sedang
6 Sedang
7 Sedang
7 Sedang
8 Sedang
8 Sedang
9 Sedang
9 Sedang
10 Sedang
10 Sedang
11 Sedang
12 Sedang
13 Sedang
14 Sedang
15 Sedang
3.7.2.2 Daya pembeda
Teknik yang digunakan dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata yaitu antara rata-rata kelas atas dengan rata-rata kelas bawah untuk tiap-
tiap item. Kelas atas adalah 27 bagian atas dari peserta test setelah nilai test diurutkan dari terbesar ke kecil. Sedangkan batas bawah adalah 27
bagian bawah dari peserta test setelah nilai test diurutkan dari besar ke kecil. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
ii =
� −
1 2
+
2 2
− 1 Keterangan:
t = daya beda MH = rata-rata kelas atas
ML = rata – rata kelas bawah
1 2
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelas atas
2 2
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelas bawah = 27 x N kelas atas dan kelas bawah sama besar
N = jumlah peserta test.
Hasil t perhitungan dibandingkan dengan t tabel dengan taraf signifikan 5, butir soal dikatakan memiliki daya beda signifikan jika t hitung lebih
besar dari t tabel. Arifin, 1991. Berdasarkan hasil uji coba setelah dianalisis tingkat kesukaran, soal yang
memenuhi kriteria mudah, sedang dan sukar kemudian dianalisis pada daya pembeda. Soal yang digunakan dipilih dari soal yang memiliki daya
beda signifikan sedangkan soal yang daya pembedanya tidak signifikan tidak digunakan. Tabel 3.4 menunjukkan ringkasan hasil analisis daya
pembeda untuk masing-masing nomor. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 dan lampiran 12.
Tabel 3.4 Daya Pembeda masing-masing nomor LARUTAN
PENYANGGA HIDROLISIS
GARAM Nomor
Kriteria Nomor
Kriteria 1
Signifikan 1
Signifikan 2
Signifikan 2
Signifikan 3
Signifikan 3
Signifikan 4
Tidak Signifikan 4
Signifikan 5
Signifikan 5
Tidak Signifikan 6
Signifikan 6
Signifikan 7
Signifikan 7
Signifikan 8
Signifikan 8
Signifikan
ii 9
Signifikan 9
Signifikan 10
Signifikan 10
Signifikan 11
Tidak Signifikan 12
Signifikan 13
Signifikan 14
Signifikan 15
Signifikan
3.7.2.3 Validitas soal uraian
Validitas instrumen tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal.
1. Validitas Isi Soal
Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
2. Validitas Butir Soal
Untuk menghitung validitas butir soal uraian digunakan perhitungan Korelasi product moment Winarti, 2005.
Soal yang memiliki daya pembeda signifikan kemudian dianalisis validitasnya. Tabel 3.5 menunjukkan ringkasan hasil analisis validitas
untuk masing-masing nomor. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 dan lampiran 13.
Tabel 3.5 Validitas masing-masing nomor LARUTAN
PENYANGGA HIDROLISIS
GARAM Nomor
Kriteria Nomor
Kriteria 1
Valid 1
Valid 2
Valid 2
Valid 3
Valid 3
Valid 4
Valid 4
Valid 5
Valid 5
Valid 6
Valid 6
Valid 7
Valid 7
Valid
ii 8
Valid 8
Valid 9
Valid 9
Valid 10
Valid 10
Valid 11
Valid 12
Valid 13
Valid 14
Valid 15
Valid
3.7.2.4 Realibilitas
Selain validitas, soal uraian yang digunakan dalam penelitian ini juga harus memenuhi realibilitas instrumen. Realibitas yang digunakan adalah
realibilitas Alpha dari Cronbach. Setelah diuji validitas soal, soal yang memiliki kriteria valid kemudian diuji reliabilitasnya. Soal yang
digunakan diuji reliabilitasnya untuk menunjukkan keajegan soal tes tersebut apabila digunakan pada kesempatan lain. Tabel 3.6 menunjukkan
reliabilitas masing-masing materi. Untuk perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8 dan lampiran 14.
Tabel 3.6 Reliabilitas masing-masing materi Materi
Nilai r Kriteria reliabilitas
Larutan Penyangga 0,77
Tinggi Hidrolisis Garam
0,49 Sedang
Berdasarkan hasil analisis soal uji coba dipilih dua kriteria soal uji coba, yaitu: dipakai dan dibuang seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kriteria soal
Materi Kriteri soal
Dipakai nomor soal
Dibuang nomor soal
Larutan penyangga 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 12, 14, 15 11, 13
Hidrolisis garam 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8,
9 5, 10
ii
3.8 Metode Analisis Data