5.3. Pengaruh Faktor Pengelolaan Sampah terhadap Kejadian Diare pada Balita
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare, hasil penelitian didapat nilai OR = 4,643
95 CI=1.896- 11.370. Menunjukan bahwa pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya diare akut pada balita. Anak yang berasal dari keluarga yang tidak mengelola sampah rumah tangga nya dengan baik mempunyai resiko 4,6 kali lebih
besar terkena diare dibanding anak yang keluarganya mengelola sampah dengan baik. Sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan terjadinya perindukan
vektor, seperti kebiasaan responden menumpuk sampah di halaman belakang rumah, membakar atau membuangnya setelah beberapa hari, menempatkan sampah pada
ember atau tempat sampah yang tidak tertutup sehingga menimbulkan bau dan mengundang lalat sebagai pembawa kuman yang bisa mencemari makanan dan
minuman. Hal ini sejalan dengan penelitian Azizah dan Lindayani 2013 di Desa
ngunut Kabupaten Tulungagung. dari hasil statistik uji chi-square diketahui bahwa p = 0,004 p
α berarti ada hubungan antara sarana pembuangan sampah dengan kejadian diare pada balita. Menurut Sutomo, 2013 Sampah padat yang tidak dikelola
dengan baik akan menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit. Sampah
padat yang mengandung makanan yang disukai lalat mengundang hinggapnya lalat
Universitas Sumatera Utara
dan bahkan bertelur di tumpukan sampah. Sampah padat yang kotor juga juga bisa menjadi sarang kecoak yang sama halnya dengan lalat bisa meluaskan bibit penyakit
diare.
5.4. Pengaruh Faktor Risiko Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL terhadap Kejadian Diare pada Balita
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara saluran pembuangan limbah dengan kejadian diare, hasil penelitian didapat nilai OR = 6.444
95 CI=2.585- 16.067. Menunjukan bahwa saluran pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya diare akut pada balita. Anak yang berasal dari keluarga yang saluran pembuangan air limbah rumah tangga nya memenuhi syarat mempunyai resiko 6,444
kali lebih besar terkena diare dibanding anak yang keluarganya memiliki saluran pembuangan limbah yang memenuhi syarat.
Hasil observasi terhadap saluran pembuangan limbah responden, ada yang tidak memenuhi syarat, banyak responden yang masih mengalirkan limbah nya begitu
saja di belakang rumah, ke saluran got terbuka, tidak lancar dan ada yang menimbulkan bau, hasil observasi ini sejalan dengan penelitian Azizah dan Lindayani
2013 dari hasil statistic uji chi-square bahwa p = 0,048 yang dapat disimpulkan bahwa sarana pembuangan air limbah berpengaruh nyata terhadap kejadian diare
pada balita. Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan
penyakit bawaan air waterborne diseases.Limbah yang tidak dikelola dengan baik
Universitas Sumatera Utara
dapat menjadi sarang vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, kecoa dan lain-lain Mulia, 2005. Pembuangan air limbah yang dilakukan secara tidak sehat dapat
menyebabkan pencemaran pada permukaan tanah dan sumber air. Begitu juga dengan hasil penelitian Azizah dan Taosu 2013 di Desa Bena Nusa Tenggara Timur
yang membuktikan ada hubungan saluran pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita dengan nilai p= 0,003.
5.5. Pengaruh Faktor Risiko Konstruksi Fisik Sumur terhadap Kejadian Diare pada Balita