BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu daerah yang berada di bagian barat Propinsi Sumatera Utara yang berada di ketinggian 260-1.100 meter diatas
permukaan laut berada pada posisi 01°28’00”Lintang Utara, dan 99° 13’00”- 99°20’00” Bujur Timur. Kontour tanah datar sehingga bergelombang. Luas wilayah
sesuai sesuai dengan UU No.4 Tahun 2001 adalah 14.684,680 Hektar Ha atau sekitar 146,85 Km² dan merupakan Kota terluas di bagian barat Provinsi Sumatera
Utara. Kota Padangsidimpuan terdiri dari 6 Kecamatan, 42 Desa dan 37 Kelurahan
dengan batas wilayah sebagai berikut : 1.
Utara : Kecamatan Padangsidimpuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan 2.
Timur : Kecamatan Padangsidimpuan Kabuapten Tapanuli Selatan 3.
Selatan : Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan 4.
Barat : Kecamatan Padangsidimpuan Barat dan Siais Kabupaten Tapanuli Selatan
Sebagaimana Kabupaten Kota lain, Kota Padangsidimpuan tergolong daerah beriklim tropis, sehingga daerah ini memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Muism kemarau biasanya terjadinya pada bulan September sampai dengan Februari, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba. Suhu
56
Universitas Sumatera Utara
udara berkisar 22,5°C sampai dengan 24°C.Kota Padangsidimpuan mempunyai sembilan 9 Puskesmas, yaitu Puskesmas Hutaimbaru, Puskesmas Sadabuan,
Puskesmas Sidangkal, Puskesmas Padangmatinggi, Puskesmas Pokenjior, Puskesmas Pintu Langit dan Puskesmas Labuhan Rasoki. Mempunyai 79 desa siaga , 22
poskesdes dan 137 posyandu.
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padangsidimpuan Tahun 2013
No Kecamatan
Jumlah penduduk
1.
Padangsidimpuan Tenggara 32.698
15,98
2. Padangsidimpuan Selatan
64.712 31,63
3. Padangsidimpuan Batunadua
20.483 10,1
4. Padangsidimpuan Utara
62.756 30,67
5. Padangsidimpuan Hutaimbaru
16.019 7,83
6.
Padangsidimpuan Angkola Julu 7.947
3,88
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel terikat yaitu karakteristik responden ibu kasus dan kontrol pendidikan, pekerjaan,
keadaan sosial ekonomi , sarana sanitasi yaitu jamban keluarga, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah SPAL, dan konstruksi fisik sumur, cuci
tangan pakai sabun CTPS dan pengelolaan air minum serta variabel terikat yaitu kejadian diare.
4.2.1. Karakteristik Responden Ibu
Responden dalam penelitian ini berjumlah 105 orang terdiri dari 35 ibu dari kasus penderita diare dan 70 ibu dari kontrol tidak menderita diare. Distribusi
Universitas Sumatera Utara
karakteristik responden pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden ibu di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No. Variabel
Kasus Kontrol
Total n
n n
1. Pendidikan
a. Dasar SD-SMP
21 60,0
39 55,7
60 57,1
b.Tinggi SMA-PT 14
40,0 31
45,3 45
42,9 2.
Pekerjaan a.
PNSTNIPolriKa ryawan
3 8,6
3 4,3
6 4,3
b. SwastaRTLain-
lain 32
91,4 67
95,7 99
95,7 3.
Penghasilan a.
Rp.1.505.850. 28
80,0 55
78,6 83
78,6 b.
Rp. 1.505.850 7
20,0 15
21,4 22
22,4
Total 35
100 70
100 105
100
Berdasarkan tabel 4.2. Variabel pendidikan, responden yang berpendidikan
dasar pada kelompok kasus ada 21 orang responden 60,0 sedangkan kelompok kontrol yaitu 39 responden 55,7, pada variabel pekerjaan yang mempunyai
pekerjaan sebagai PNSkaryawan berjumlah 3 orang 8,6 dan pada kontrol juga 3 orang 4,3, sedangkan yang mempunyai pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga dari
kasus berjumlah 32 91,4 dan pada kontrol berjumlah 67 95,7
4.2.2. Sarana Sanitasi
Distribusi variabel sarana sanitasi yang terdiri dari jamban keluarga, air bersih, pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah SPAL dapat dilihat pada
tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sarana Sanitasi di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No. Variabel
Tidak Memenuhi
Syarat Memenuhi
Syarat Total
n n
n
1. Jamban keluarga
22 21
83 79
105 100
2. Pengelolaan sampah
31 29,5
74 70,5
105 100
3. SPAL
32 30,5
73 69,5
105 100
4. Konstruksi fisik sumur
30 37
51 63
81 100
Berdasarkan tabel 4.3. responden yang jambannya tidak memenuhi syarat
berjumlah 22 orang 21 dan yang memenuhi syarat 83 orang 79 Berdasarkan Berdasarkan pengelolaan sampah, yang tidak memenuhi syarat dari responden
berjumlah 31 orang 29,5 dan yang memenuhi syarat berjumlah 74 orang 70,5. Berdasarkan saluran pembuangan limbah, yang tidak memenuhi syarat berjumlah 32
orang 30,5 dan memenuhi syarat berjumlah 73 orang 69,5. Berdasarkan konstruksi fisik sumur responden yang tidak memenuhi syarat berjumlah 30 sumur
37 dan yang memenuhi syarat 51 sumur 63.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jamban Keluarga di Kota Padangsidimpuan tahun
2015 No
Variabel Tidak
Ya Total
n n
n
1 Jamban berfungsi dengan
baik 25
23,8 80
76,2 105
100 2
Lubang klosed memiliki tutup
31 29,5
74 70,5
105 100
3 Memiliki septic tank
28 26,7
77 73,3
105 100
4 Jarak ke sumur gali 10 M
33 31,4
72 68,6
105 100
5 Klosed terbuat dari bahan
kuat 26
24,8 79
75,2 105
100 6
Tinja bayilansia dibuang ke klosed
21 20
84 80
105 100
7 Setiap orang menggunakan
WC 30
28,6 75
71,4 105
100 8
Tidak ada feaces dilantaidudukan
22 21
83 79
105 100
9 Ada air dan sabun di jamban
25 23,8
80 76,2
105 100
10 Tidak ada feaces di halaman 15
14,3 90
85,7 105
100 Berdasarkan tabel 4.4. Hasil observasi terhadap responden, di dapatkan
jamban yang tidak berfungsi dengan baik berjumlah 25 23,8 dan yang berfungsi dengan baik berjumlah 80 76,2. Lubang klosed yang tidak memiliki tutup 31
29,5 dan memiliki tutup 74 70,5. Responden yang tidak memiliki septik berjumlah 28 26,7 dan yang memiliki septic tank berjumlah 77 73,3. Yang
mempunyai jamban jarak dari 10 meter ke sumur gali berjumlah 33 31,4 dan yang mempunyai jamban dengan jarak 10 meter berjumlah 72 68,6.
Responden yang mempunyai klosed yang terbuat dari bahan yang tidak kuat berjumlah 26 24,8 dan yang mempunyai klosed terbuat dari bahan yang kuat
Universitas Sumatera Utara
berjumlah 79 75,2. Responden yang tinja bayilansia tidak dibuang ke klosed berjumlah 21 20 dan yang tinja bayilansia dibuang ke klosed berjumlah 84
80. Responden yang setiap anggota keluarga tidak menggunakan WC berjumlah 30 28,6 dan yang menggunakan WC 75 71,4. Responden yang berdasarkan
hasil observasi terdapat feaces di lantaidudukan berjumlah 22 21 dan yang tidak ada feaces dilantaidudukan berjumlah 83 79,0. Responden yang tidak
mempunyai air dan sabun di jamban berjumlah 25 23,8 dan yang mempunyai air dan sabun di jamban berjumlah 80 76,2. Dari hasil observasi responden yang
terdapat feaces anak di halaman berjumlah 15 14,3 dan yang tidak terdapat feaces di halaman berjumlah 90 85,7 .
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengelolaan Sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Tidak Ya
Total n
n n
1 Sampah tidak berserakan di
halaman 29
27,6 76
72,4 105
100 2
Ada perlakuan menimbun, kompos
56 53,3
49 46,7
105 100
3 Terbuat dari bahan yang kuat
17 16,2
88 83,8
105 100
4 Tempat sampah memiliki
tutup 23
21,9 82
78,1 105
100 5
Tempat sampah tidak bocor, bisa menampung 2-3 hari
67 63,8
38 36,2
105 100
Berdasarkan tabel 4.5. Hasil observasi terhadap responden di dapat sampah yang berserakan dihalaman berjumlah 29 27,6 dan yang tidak berserakan
berjumlah 76 72,4. Yang tidak ada perlakuan seperti menimbun dan membuat kompos berjumlah 56 53,3 dan yang membuat perlakuan berjumlah 4946,7.
Universitas Sumatera Utara
Responden yang tidak mempunyai tempat sampah dari bahan yang kuat berjumlah 17 16,2 dan yang mempunyai tempat sampah dari bahan yang kuat berjumlah 88
83,8. Yang memiliki tempat sampah tanpa tutup berjumlah 23 21,9 dan yang memiliki tutup 78,1 dan yang tempat sampahnya bocor 67 63,8 dan yang tidak
bocor dan bisa menampung 2-3 hari sampah berjumlah 38 36,2.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Saluran Pembuangan Air Limbah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Tidak Ya
Total n
n n
1 Tidak terlihat genangan air
limbah disekitar rumah 31
29,5 74
70,5 105
100 2
Terhubung dengan saluran limbah got
25 23,8
80 76,2
105 100
3 Tidak menimbulkan bau
31 29,5
74 70,5
105 100
4 Air limbah tidak bercampur
dengan air dari jamban 47
44,8 58
55,2 105
100 5
Jarak spal dengan sumber air 10 M
50 47,6
55 52,4
105 100
Berdasarkan tabel 4.6.Hasil observasi terhadap Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL responden di dapat yang terlihat genangan air limbah di sekitar
rumah berjumlah 31 29,55 yang tidak terdapat genangan di sekitar rumah berjumlah 74 70,5. Yang tidak terhubung dengan saluran limbah umum got
berjumlah 31 29,5 dan yang terhubung ke saluran limbah umumgot berjumlah 80 76,2. Dari observasi responden yang menimbulkan bau berjumlah 31 29,5 dan
yang tidak menimbulkan bau berjumlah 74 70,5. Air limbah kamar mandi yang bercampur dengan air dari jamban berjumlah 47 44,8 dan yang tidak bercampur
dengan air dari jamban berjumlah 58 55,2 dan yang mempunyai jarak SPAL
Universitas Sumatera Utara
10 meter dari kamar mandi berjumlah 50 47,6 dan yang 10 meter berjumlah 55 52,4.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konstruksi Fisik Sumur di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Tidak Ya
Total n
n n
1 Tidak ada jamban pada radius
10 meter disekitar sumur 14
17,3 67
82,7 81
100 2
Ada sumber pencemar lain kotoran
hewan,sampah,genangan air 19
23,5 62
76,5 81
100
3 Sewaktu-waktu ada genangan
air pada jarak 2 meter 21
25,9 60
74,1 81
100 4
Saluran limbah rusaktidak ada
25 30,9
56 69,1
81 100
5 Lantai semen 1 meter
25 30,9
56 69,1
81 100
6 Ada genangan air di atas
lantai 28
34,6 56
69,1 81
100 7
Ada keretakan sekitar lantai sumur
27 33,3
54 66,7
81 100
8 Ember dan tali timba
diletakkan dilantai 51
63 30
37 81
100 9
Bibir sumurcincin tidak sempurna
27 33,3
54 66,7
81 100
10 Dinding semen 3 meter tidak di plester cukup rapat
34 42
47 58
81 100
Berdasarkan tabel 4.7. Hasil observasi terhadap sumur gali yang dimiliki responden didapat yang mempunyai sumur dengan jarak 10 meter berjumlah 14
17,3 dan yang mempunyai sumur 10 meter dari jamban berjumlah 67 82,7. Yang ada pencemar lain 10 meter berjumlah 19 23,5 dan yang 10 meter
berjumlah 62 76,5, yang ada genangan air pada jarak 2 meter berjumlah 21 25,9 dan yang tidak ada genangan pada jarak 2 meter berjumlah 60 74,1.
Universitas Sumatera Utara
Yang saluran limbah rusaktidak ada berjumlah 25 30,9 dan yang saluran limbah tidak rusak ada berjumlah 56 69,1. Yang mempunyai lantai sumur kurang dari 1
meter berjumlah 25 30,9 dan yang mempunyai lantai lebih dari 1 meter berjumlah 56 69,1, yang mempunyai sumur dengan air tergenang dilantai berjumlah 28
34,6 dan yang mempunyai sumur air tidak tergenang dilantai berjumlah 53 65,4, yang lantai sumurnya retak berjumlah 27 33,3 dan yang tidak retak
lantai sumur berjumlah 54 66,7. Ember dan tali timba yang diletakkan di lantai berjumlah 51 63 dan yang tidak meletakkan ember dan tali timba di lantai
berjumlah 30 37,0, yang mempunyai bibir sumur tidak sempurna berjumlah 27 33,3 dan bibir sumur yang sempurna berjumlah 54 66,7 dan yang
mempunyai dinding semen tidak sempurna berjumlah 34 42,0 dan yang mempunyai dinding semen yang sempurna berjumlah 47 58.
4.2.3.Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS
Distribusi sarana dan prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dan dari kasus dan kontrol secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS di Kota Padangsidimpuan
Tahun 2015 No.
Variabel Tidak Memenuhi
Syarat Memenuhi
Syarat Total
n n
n 1.
Sarana CTPS 24
22,9 81
77,1 105
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.8. Hasil observasi terhadap sarana CTPS, yang tidak memenuhi syarat berjumlah 24 22,9 dan yang memenuhi syarat berjumlah 81
77,1.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS di Kota Padangsidimpuan
Tahun 2015 No.
Variabel Tidak baik
Baik Total
n n
n
1. Prilaku CTPS
40 38,1
65 61,9
105 100
Berdasarkan tabel 4.9.Hasil kuesioner prilaku CTPS, yang tidak baik berjumlah 40 38,1 dan yang baik berjumlah 65 61,9.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Item Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Tidak Ya
Total n
n n
1. Tersedia air mengalir 12
11,4 93
88,6 105
100 2. Tersedia sabun
12 11,4
93 88,6
105 100
3 Ada perlengkapan CTPS 100
100 105
100 Berdasarkan tabel 4.10. hasil observasi sarana CTPS yang tidak tersedia air
mengalir berjumlah 12 11,4 dan yang selalu menyediakan air mengalir berjumlah 93 88,6. Yang tidak selalu menyediakan sabun untuk mencuci tangan berjumlah
12 11,4 dan yang selalu menyediakan sabun untuk cuci tangan berjumlah 93 88,6 dan yang ada perlengkapan CTPS berjumlah 105 100.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Tidak Ya
Total n
n n
1 Selalu mencuci tangan pakai sabun
80 76,2
25 23,8
105 100
2 Selalu cuci tangan dengan
air mengalir 56
53,3 49
46,7 105
100 3
Sebelum makan 69
65,7 36
34,3 105
100 4
Setelah menceboki anak 48
45,7 57
54,3 105
100 5
Sebelum menyiapkan makanan
34 32,4
71 67,6
105 100
6 Setiap kali tangan kotor
56 53,3
49 46,7
105 100
7 CTPS dapat mencegah
diare 57
54,3 48
45,7 105
100 8
Setelah BAB 27
25,7 78
74,3 105
100 9
Setelah bepergian 35
33,3 70
66,7 105
100 10 Sebelum menyuapi anak
46 43,8
59 56,2
105 100
Berdasarkan tabel 4.11. responden yang menjawab tidak, selalu mencuci
tangan pakai sabun adalah berjumlah 80 orang 76,2 yang menjawab ya 25 orang 23,8 ,untuk pertanyaan selalu mencuci tangan dengan air yang mengalir, yang
menjawab tidak berjumlah 56 orang 53,3 yang menjawab ya berjumlah 49 orang 46,7. untuk pertanyaan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, yang
menjawab tidak berjumlah 69 orang 65,7 dan yang menjawab ya berjumlah 36 orang 34,3, untuk pertanyaan mencuci tangan dengan sabun setelah menceboki
anak, responden yang menjawab tidak berjumlah 48 orang 45,7 dan yang menjawab ya berjumlah 57 orang 54,3, pertanyaan mencuci tangan dengan sabun
sebelum menyiapkan makanan, dijawab tidak oleh responden berjumlah 34 orang
Universitas Sumatera Utara
32,4 dan dijawab ya berjumlah 71 orang 67,6, untuk pertanyaan mencuci tangan dengan sabun setiap kali tangan kotor, yang menjawab tidak berjumlah 56
orang 53,3 dan yang menjawab ya berjumlah 49 orang 46,7. untuk pertanyaan diare dapat dicegah dengan mencuci tangan pakai sabun, yang menjawab tidak
berjumlah 57 orang 54,3 dan yang menjawab ya berjumlah 48 orang 45,7,. Pertanyaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar , yang menjawab
tidak berjumlah 27 orang 25,7 dan yang menjawab ya berjumlah 78 orang 74,3. Pertanyaan mencuci tangan pakai sabun sehabis bepergian, yang menjawab
tidak berjumlah 35 orang 33,3 dan yang menjawab ya berjumlah 70 orang 66,7. Untuk pertanyaan mencuci tangan dengan sabun sebelum menyuapi anak,
yang menjawab tidak berjumlah 46 orang 43,8 dan yang menjawab ya berjumlah 59 orang 56,2 .
4.2.4. Pengelolaan Air Bersih
Distribusi pengelolaan air bersih dari kasus dan kontrol secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengelolaan Air Bersih di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Tidak Memenuhi Syarat
Memenuhi Syarat
Total n
n n
1 Pengelolaan air bersih
29 27,6
76 72,4
105 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.12. pengelolaan air bersih , responden yang mengelola air minum tidak memenuhi syarat adalah 29 27,6, yang memenuhi syarat
berjumlah 76 72,4 .
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Observasi Berdasarkan Item Pengelolaan Air Bersih di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Tidak Ya
Total n
n n
1 Air tidak berasa, bewarna dan berbau
11 10,5
94 89,5
105 100
2 Menguras penampungan
minimal 1 kali seminggu 24
22,9 81
77,1 105
100 3
Selalu merebus sebelum diminum
105 100
105 100
Berdasarkan tabel 4.13. Responden yang mempunyai air bersih masih berasa,
bewarna dan berbau berjumlah 11 10,5 dan yang mempunyai air bersih tidak berasa, bewarna dan berbau berjumlah 95 89,5. Yang tidak selalu membersihkan
penampungan air bersih berjumlah 24 22,9 dan yang selalu membersihkan tempat penampungan. Responden yang selalu merebus air bersih sebelum diminum
berjumlah berjumlah 100 100.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat menggambarkan hubungan masing-masing faktor risiko dengan kejadian diare pada balita di Kota Padangsidimpuan menggunakan analisis
tabulasi silang, untuk mengetahui besarnya nilai Odds Ratio OR dengan tingkat kemaknaan statistik nilai p 0,05. Hasil analisis bivariat disajikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
4.3.1. Hubungan Karakteristik Responden Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita
Hubungan karakteristik responden dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas di Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.14. Hubungan Karakteristik Responden Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel
Kasus Kontrol
p OR
CI 95
n n
1. Pendidikan a. Dasar
21 60,0
39 55,7
0,676 1,192
0,523-2,719 b.Tinggi
14 40,0
31 45,3
2. Pekerjaan
a. SwastaRTLain- lain
32 91,4
67 95,7
0,107 0,155
0,015-1,544 b.PNSTNIPolri
Karyawan 3
8,6 1
4,3 3. Penghasilan
a. Rp.1.505.850. 28
80,0 55
78,6 0,865
1,091 0,399-2,983
b. Rp. 1.505.850 7
20,0 15
21,4
Total 35
100 70
100
Berdasarkan Tabel 4.14. Variabel pendidikan, responden yang berpendidikan dasar pada kelompok kasus ada 21 orang responden 60,0 sedangkan kelompok
kontrol yaitu 39 responden 55,7. Hasil dari analisis bivariat dengan uji chi square tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian diare pada balita dengan hasil
OR = 1,192; dengan nilai p = 0,676 p 0,05. Tetapi karena OR 1 maka pendidikan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kejadian diare pada balita.
Variabel pekerjaan, responden paling banyak sebagai ibu rumah tangga pada kelompok kasus ada 32 responden 91,4 sedangkan kelompok kontrol yaitu 67
Universitas Sumatera Utara
responden 95,7. Hasil dari analisis bivariat dengan uji chi square tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR =
0,155; dengan nilai p = 0,015 p 0,05. karena OR 1 maka pekerjaan bukan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kejadian diare pada balita. Variabel
penghasilan, responden yang berpenghasilan rendah pada kelompok kasus ada 28 responden 80 sedangkan kelompok kontrol yaitu 55 responden 78,6. Hasil
dari analisis bivariat dengan chi square tidak ada hubungan antara penghasilan dengan kejadian diare pada balita dengan hasil OR = 1,091; dengan nilai p = 0,865
p 0,05.Tetapi karena OR 1 maka hubungan antara penghasilan dengan diare merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kejadian diare pada balita.
4.3.2. Hubungan Sarana Sanitasi dengan Kejadian Diare pada Balita
Hubungan sarana sanitasi yang terdiri dari jamban keluarga, pengelolaan sampah dan saluran pembuangan air limbah SPAL dan konstruksi fisik sumur
dengan kejadian diare pada balita di Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Hubungan Sarana Sanitasi dengan Kejadian Diare pada Balita di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No. Variabel
Kasus Kontrol
p OR
CI 95 n
n
1. Jamban keluarga
a. Tidak memenuhi
Syarat b. Memenuhi syarat
13 22
37,1 62,9
9 61
12,9 87,1
0,004 4,005
1,504-10,669 2.
Pengolahan Sampah a. Tidak memenuhi
syarat b. Memenuhi syarat
18 17
51,4 48,6
13 57
18,6 81,4
0,001 4,643
1.896-11.370
3. SPAL
a. Tidak memenuhi syarat
b. Memenuhi syarat 20
15 57,1
42,9 12
58 17,1
82,9 0,001
6,444 2.585-16,067
4. Konstruksi fisik sumur
a. Tidak memenuhi syarat
b. Memenuhi syarat 13
10 56,5
43,5 8
50 13,8
86,2 0,001
8,125 2.672-24,705
Berdasarkan tabel 4.15. Hasil analisis jamban keluarga terhadap kejadian
diare pada balita, kelompok kasus yang mempunyai jamban tidak memenuhi syarat ada sebanyak 13 orang 37,1 dan pada kelompok kontrol yang mempunyai jamban
tidak memenuhi syarat ada 9 orang 12,9 .Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita dimana
nilai p=0,004 dan OR sebesar 4,005 CI 95 =1,504-10,669, menunjukkan bahwa jamban yang tidak memenuhi syarat 4,0 kali kecenderungan berpeluang
menyebabkan diare pada balita dibanding dengan jamban keluarga yang memenuhi syarat. Hasil analisis antara pengelolaan sampah terhadap kejadian diare pada balita,
kelompok kasus yang pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat sebanyak 18
Universitas Sumatera Utara
orang 51,4 dan pada kelompok kontrol pengelolaan sampah yang tidak memenuhi syarat ada 13 orang 18,6 .Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan
antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare pada balita dimana nilai p=0,001 dan OR sebesar 4,643 CI 95 =1,896-11,370, menunjukkan bahwa pengelolaan
sampah yang tidak memenuhi syarat 4,6 kali kecenderungan berpeluang menyebabkan diare pada balita dibanding dengan pengelolaan sampah yang
memenuhi syarat. Hasil analisis antara saluran pembuangan air limbah SPAL terhadap
kejadian diare pada balita, Kelompok kasus yang saluran pembuangan air limbah SPAL tidak memenuhi syarat sebanyak 20 orang 57,1 dan pada kelompok
kontrol yang saluran pembuangan air limbah SPAL tidak memenuhi syarat ada 12 orang 18,6 .
Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara saluran pembuangan air limbah SPAL dengan kejadian diare pada balita dimana nilai
p=0,000 dan OR sebesar 6,444 CI 95 =2,585-16,067, menunjukkan bahwa saluran pembuangan limbah SPAL yang tidak memenuhi syarat 6,4 kali
kecenderungan beresiko menyebabkan diare pada balita dibanding dengan saluran pembuangan air limbah SPAL yang memenuhi syarat. Hasil analisis antara
konstruksi fisik sumur terhadap kejadian diare pada balita, kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat sebanyak 13 orang 56,5 dan pada kelompok kontrol yang
tidak memenuhi syarat konstruksi fisik sumur ada 8 orang 29,3 . Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara konstruksi fisik sumur dengan
Universitas Sumatera Utara
kejadian diare pada balita dimana nilai p= 0,001 dan OR sebesar 8,125 CI 95 =2,672-24,705, menunjukan konstruksi fisik sumur yang tidak memenuhi syarat 8,1
kali kecenderungan beresiko menyebabkan diare pada balita dibanding dengan konstrusi fisik sumur yang memenuhi syarat.
4.3.3. Hubungan Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS dengan Kejadian Diare pada Balita
Hubungan cuci tangan pakai sabun CTPS dengan kejadian diare pada balita di Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.16. Hubungan Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS dengan Kejadian Diare pada Balita di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No. Variabel
Kasus Kontrol
p OR
CI 95 n
n
1. Sarana CTPS
a. Tidak memenuhi syarat 17 48,6 7
10,0 0,001 8,500
b. Memenuhi Syarat 18 51,4
63 90,0
3,052-23,673 2
Prilaku CTPS a. Tidak baik
20 57,1 20
28,6 0,004 3,333
b. Baik 15 42,9
50 71,4
1.429-7,774 Berdasarkan tabel 4.16. Hasil analisis antara sarana Cuci Tangan Pakai Sabun
CTPS terhadap kejadian diare pada balita, Kelompok kasus yang Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS tidak memenuhi syarat sebanyak 17 orang 48,6 dan pada
kelompok kontrol yang tidak memenuhi syarat Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS ada 7 orang 10,0. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara
Cuci Tangan pakai sabun CTPS dengan kejadian diare pada balita dimana nilai p=0,000 dan OR sebesar 8,500 CI 95 =3,052-23,673, menunjukan Cuci Tangan
Pakai Sabun CTPS yang tidak baik 8,5 kali kecenderungan beresiko menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
diare pada balita dibanding dengan Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS yang tidak baik.Berdasarkan Hasil analisis kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS terhadap
kejadian diare pada balita, Kelompok kasus yang Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS tidak baik sebanyak 20 orang 57,1 dan pada kelompok kontrol yang tidak
memenuhi syarat Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS ada 20 orang 28,6. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara Cuci Tangan pakai sabun CTPS
yang baik dengan kejadian diare pada balita dimana nilai p=0,004 dan OR sebesar 3,33 CI 95 =1,429-7,774, menunjukan Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS yang
tidak baik 3.3 kali kecenderungan beresiko menyebabkan diare pada balita dibanding
dengan Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS yang tidak baik 4.3.4 . Hubungan Pengelolaan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita
Hubungan pengelolaan air bersih dengan kejadian diare pada balita di Kota
Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.17. Hubungan Pengelolaan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada
Balita di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015
No Variabel Kasus
Kontrol P
OR CI 95
n n
1. Pengelolaan air bersih
a. Tidak memenuhi syarat b. Memenuhi syarat
14 21
40,0 60,0
14 56
20,0 80,0
0,029 2,667
1.090-6.524 Berdasarkan tabel 4.17. Hasil analisis antara pengelolaan air bersih terhadap
kejadian diare pada balita, kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat sebanyak 14 orang 40,0 dan pada kelompok kontrol yang tidak memenuhi syarat ada 14 orang
20,0 . Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara pengelolaan air
Universitas Sumatera Utara
bersih dengan kejadian diare pada balita dimana nilai p= 0,029 dan OR sebesar 2,667 CI 95 =1,090-6,524, menunjukan pengelolaan air bersih yang tidak
memenuhi syarat 2,6 kali kecenderungan beresiko menyebabkan diare pada balita dibanding dengan pengelolaan air minum yang memenuhi syarat.
4.4. Analisis Multivariat
Analisis multivariat merupakan analisis lanjutan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara
bersama-sama sehingga diketahui variabel yang lebih beresiko terhadap kejadian diare pada balita dengan uji regresi logistik berganda.
4.4.1. Analisis Faktor Risiko yang Paling Berpengaruh terhadap Kejadian Diare pada Balita di Kota Padangsidimpuan
Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik berganda adalah variabel yang memiliki nilai p0,05 yaitu jamban keluarga, pengelolaan
sampah, saluran pembuangan air limbah SPAL sarana cuci tangan pakai sabun CTPS dan kuesioner CTPSVariabel yang terpilih dalam model akhir regresi
logistik berganda dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.18. Hasil Analisis Multiple Logistic Regression dengan Memasukkan
Seluruh Variabel Kandidat dalam Model No.
Variabel B
Sig. Exp B
CI 95
1.
Jamban keluarga
1.492 .021
4.446 1.255 -15.749
2.
Pengelolaan sampah
1.813 .002
6.128 1.915- 19.611
3.
SPAL
1.493 .010
4.452 1.426-13.896
4.
Sarana CTPS
2.207 .001
9.092 2.510-32.932
5.
Constant
-4.821 .008
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.18. diatas dapat diketahui dari 4 variabel yaitu jamban keluarga, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah SPAL, sarana cuci
tangan pakai sabun CTPS p0,05 terhadap kejadian diare pada balita di wilayah di Kota Padangsidimpuan. Variabel yang paling dominan memiliki pengaruh paling
besar terhadap kejadian diare pada balita di Kota Padangsidimpuan adalah sarana cuci tangan pakai sabun CTPS dengan nilai EXPB 9,092. Berdasarkan hasil
analisis multivariat di atas, maka dapat diketahui model persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut :
x4 2,207
+ x3
1,492 +
x2 1,813
+ x1
1,492 +
-4,821 -
1 1
P e
+ =
= 0,8987 x 100 = 89,87
Dimana: p
= Probabilitas kejadian diare pada balita α
= Konstanta -4,821 β1X1
= Jamban keluarga, koefisien regresi 1,492 β2X2
= Pengelolaan sampah, koefsien regresi 1,813 β3X3
= Saluran pembuangan air limbah , koefsien regresi 1,493 β4X4
= Sarana Cuci tangan pakai sabun,koefisien regresi 2,207 e
= Bilangan natural 2,14 ......
2 2
1 1
1
1
P
i i
x b
x b
x b
a
e
+ +
+ −
+ =
Universitas Sumatera Utara
Persamaan di atas diketahui bahwa masyarakat yang yaitu mempunyai jamban keluarga, pengelolaan sampah, Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL,
Cuci Tangan Pakai Sabun CTPS tidak memenuhi syarat kesehatan beresiko mengalami diare pada balita sebesar 89, 87 .
Berdasarkan nilai OR, kita dapat memperkirakan kekuatan pengaruh variabel jamban keluarga, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah SPAL, cuci
tangan pakai sabun CTPS, Makin besar nilai OR, makin kuat pengaruh variabel tersebut terhadap kejadian diare pada balita. Variabel dengan nilai OR terbesar
merupakan variabel paling dominan atau berisiko dalam pengaruhnya terhadap kejadian diare pada balita.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan seberapa besarkah diare pada balita dapat dicegah bila cuci tangan pakai sabun menjadi lebih baik , dapat dilihat dari
Population Attributable Risk PAR:
1 1
1 -
r b
PAR +
− =
r b
x 100 PAR = 0,499,092-1 x 100
0,499,092-1+1 = 79,86
Sehingga dari hasil perhitungan PAR yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa 79,86 risiko yang terjadi diare pada balita dapat dicegah dengan
menghilangkan faktor risiko yaitu cuci tangan pakai sabun.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN