Ruang Terbuka Hijau TINJAUAN PUSTAKA

skala mikro karena itu, hal ini memainkan peranan kecil jika dibanding adveksi dispersi polutan untuk beberapa kondisi atmosfer. Pada malam hari, Tanaman berperan sebagai penahan panas sehingga suhu udara di bawah tajuk akan lebih hangat dibandingkan suhu udara di atas area terbuka tanpa vegetasi. Tajuk tanaman akan menyerap dan menahan sebagian energi yang dipancarkan oleh permukaan tanah dan akan mengurangi fluktuasi suhu siang dan malam hari Lakitan, 1994. Penyerapan energi radiasi matahari oleh sistem tajuk tanaman akan memacu tumbuhan untuk meningkatkan laju transpirasinya terutama menjaga stabilitas suhunya. Setiap gram air yang diuapkan menggunakan energi sebesar 580 kalori. Karena besarnya energi yang digunakan untuk menguapkan air dalam transpirasi ini, maka hanya sedikit panas yang tersisa yang dipancarkan udara sekitarnya. Hal ini yang menyebabkan suhu udara sekitar tanaman tidak meningkat secara drastis pada siang hari. Pada kondisi kecukupan air, kehadiran pohon diperkirakan dapat menurunkan suhu udara dibawahnya kira-kira 3.5 o C pada siang hari yang terik Lakitan, 1994. Kemampuan tanaman menyerap radiasi yang diterima dipengaruhi oleh kerapatan dan perkembangan daunnya. Dengan memperhatikan sifat vegetasi, para perencana dapat memanipulasi iklim mikro Robinette, 1983 dalam Sitawati, 1994.

C. Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau adalah Ruang Terbuka baik dalam bentuk area kawasan maupun dalam bentuk area memanjangjalur yang penggunaannya lebih bersifat terbuka tanpa bangunan. Ruang terbuka hijau pemanfaatannya lebih bersifat pengisian tanaman dan tumbuh-tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan lain sebagainya Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 tahun 1988 dalam Nasihin, 2003. Bagian dan bentuk Ruang Terbuka Hijau Anonius, 2004 : a. Jalur Hijau, merupakan pohon peneduh jalan raya, pada kawasan riparian seperti delta sungai, kanal, saluran irigasi, tepian danau, dan tepian pantai. Pembuatan jalur hijau diharapkan dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas air. b. Taman Kota, merupakan tanaman yang ditanam sedemikian rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah. c. Kebun dan Halaman, jenis tanaman yang ditanam di kebun biasanya dari jenis yang dapat menghasilkan buah. d. Kebun Raya, Hutan Raya dan Kebun Binatang, dalam hal ini dapat dimasukan ke dalam hutan kota. Tanaman dapat berasal dari daerah setempat maupun daerah lain. e. Hutan Lindung, kawasan hutan yang mempunyai lereng yang curam dan daerah rawan abrasi. f. Kuburan dan Taman Makam Pahlawan Grey dan Deneke 1987 serta Dibyosuwarno 1986 dalam Harahap 1987 berpendapat bahwa hutan kota penting untuk penduduk kota dengan berbagai kegunaan sebab pohon dapat berfungsi sebagai pencegah pencemaran yang berperan sebagai saringan, memberi naungan dan estetika. Grey dan Deneke 1987 mengelompokkan berbagai kegunaan hutan kota menjadi empat kategori yaitu kegunaan-kegunaan arsitektur, kegunaan-kegunaan rekayasaan engineering uses, kegunaan-kegunaan estetika dan untuk perbaikan iklim. Ukuran serta tata letak kawasan perlindungan di dunia seringkali ditentukan faktor- faktor seperti sebaran manusia, nilai potensial lahan, upaya politik oleh para warga yang berjiwa konservasi. Seringkali, lahan disisihkan bagi kepentingan konservasi hanya karena lahan tersebut tidak memiliki nilai komersial secara langsung; kawasan perlindungan tersebut berlokasi pada “lahan-lahan yang tidak diminati siapapun” Runte 1979; Pressey 1994 dalam Primack et al. 1998.

D. Sistem Informasi Geografis SIG