Sifat Hukum Administrasi Negara Fungsi Hukum Administrasi Negara Ruang Hukum Administrasi Negara Lingkup

20

2.1.2.2 Sumber Sosiologis atau Antropologis

Dari sudut sosiologis atau antropologis di tegaskan bahwa sumber hukum materiil itu adalah seluruh masyarakat beserta lembaga-lembaga sosial yang ada di lingkungannya.

2.1.2.3 Sumber Filosofis

Dari sudut filsafat ada dua masalah penting yang menjadi sumber hukum, yaitu : 1. Ukuran untuk menentukan bahwa sesuatu itu bersifat adil, karena hukum di maksudkan antara lain untuk menciptakan keadilan maka hal-hal yang secara filosofis dianggap adil dijadikan juga sumber hukum materiil. 2. Faktor-faktor yang mendorong seseorang mau tunduk pada hukum, karena hukum diciptakan untuk ditaati.

2.1.3 Sifat Hukum Administrasi Negara

Sifat-sifat Hukum Administrasi Negara HAN adalah sebagai berikut: 1. Peraturan-peraturan HAN tidak seragam, hal ini di sebabkan karena pembuatan peraturan HAN tidak pada satu tangan. Banyak Badan Administrasi Negara yang berwenang membuatnya. 2. Peraturan HAN sukar atau tidak mungkin di kodifikasi. 3. HAN adalah peka terhadap politik, dalam arti sebagai kebijaksanaan kenegaraan sedang Pemerintah sebagai penguasa negara. 4. HAN menelusup atau merembes ke segala aspek kehidupan masyarakat. Siti Soetami, 2000:13 21

2.1.4 Fungsi Hukum Administrasi Negara

Fungsi HAN sama halnya dengan fungsi hukum-hukum yang lain, adalah mencoba mengatur hubungan-hubungan dalam masyarakat, akan tetapi ada sedikit perbedaan. Adapun fungsi dari HAN itu sendiri yang membedakan dengan hukum yang lain adalah : 1. S ebagai jenis peraturan Perundang-undangan yang mengkoordinasikan kepentingan dalam masyarakat. 2. M enjaga agar supaya pelaksanaan Administrasi Negara berjalan sebagaimana mestinya, dengan adanya pengawasan atau kontrol terhadap pelaksanaanya. aparat pemerintah atau pejabat administrasi negara. Siti Soetami, 2000:14

2.1.5 Ruang Hukum Administrasi Negara Lingkup

Hukum administrasi adalah hukum yang berkenaan dengan pemerintahan dalam arti sempit, yaitu hukum yang cakupannya secara garis besar mengatur : 1. Perbuatan pemerintah pusat dan daerah dalam bidang publik 2. Kewenangan pemerintahan dalam melakukan perbuatan di bidang publik tersebut, di dalamnya mengatur mengenai dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah menggunakan kewenangannya, cara penggunaan kewenangan ini di tuangkan dalam bentuk instrumen hukum, karena itu diatur pula tentang pembuatan dan penggunaan instrumen hukum. 3. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atau penggunaan kewenangan pemerintahan itu. 4. Penegakan hukum dan penerapan sanksi-sanksi dalam bidang pemerintahan. Ridwan, HR, 2003:33 Sehubungan dengan adanya hukum administrasi tertulis, yang tertuang dalam berbagai peraturan-peraturan perundang-undangan, dan hukum administrasi tidak tertulis, yang lazim disebut asas-asas umum pemerintahan yang layak, maka 22 keberadaan dan sasaran dari hukum administrasi adalah sekumpulan peraturan hukum tentang pemerintahan yang layak dalam suatu negara.

2.2 Kantor PPT Sebagai Pelaksana Penerapan Sistem One Stop Service

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu KPPT merupakan salah satu unsur pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sistem pelayanan yang di gunakan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus adalah Sistem Pelayanan Satu Pintu One Stop Service. Dengan berdirinya Kantor PPT maka diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat sekaligus meningkatkan citra aparatur kearah yang lebih positif melalui peningkatan kemampuan profesionalisme aparatur, perubahan penilaian dan sikap mental sampai kepada penyempurnaan sistem.

2.3 Penerapan sistem One Stop Service

2.3.1 Pengertian, Tujuan, dan Pelayanan Satu Pintu

Berbicara soal pelayanan publik sekarang ini tentunya masih sangat jauh dari idealnya. Dimana seharusnya pelayanan publik diselenggarakan secara efesien, cepat, murah, dan tidak berbelit-belit akan tetapi kenyataan yang terjadi sistem pelayanan publik kita masih saja berbelit-belit dan menghabiskan banyak biaya, menurut Fitzsimons 1982. Di dalam suatu pelayanan publik tentunya mengandung suatu prinsip mudah, murah, cepat, dan aman, untuk itu ditetapkan peraturan Kepala PPT. Di