47
penelitian berlangsung. Dalam penarikan kesimpulan ini di dasarkan pada reduksi data yang merupakan jawaban atas masalah yang di angkat dalam penelitian.
Reduksi data, penyajian data, menarik simpulan, dan pengambilan keputusan sebagai suatu yang berkaitan pada saat sebelum, selama, dan sesudah
pengumpulan data berlangsung. Dalam hal ini peneliti mengoreksi kembali hasil penelitian dengan catatan yang terdapat di lapangan selama penelitian. Setelah
data tersebut sesuai, maka dapat ditarik simpulan dari setiap item yang ada. Tahapan analisis data kualitatif di atas melibatkan beberapa komponen data
interaktif yang merupakan suatu proses siklus dalam melakukan analisa data.
3.7 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini membagi empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data, dan penulisan laporan. Pada tahap
sebelum ke lapangan, peneliti mempersiapkan segala macam yang diperlukan sebelum peneliti terjun ke dalam kegiatan penelitian yaitu:
1. Menyususun rancangan penelitian
2. Mempertimbangkan secara konseptual teknis serta praktis terhadap
tempat yang akan digunakan dalam penelitian 3.
Membuat surat ijin penelitian 4.
Menentukan informan yang akan membantu peneliti 5.
Mempersiapkan perlengkapan penelitian
48
6. Dalam penelitian, peneliti harus bertindak sesuai etika yang berkaitan
dengan tata cara penelitian yaitu di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus.
Adapun pelaksanaannya yaitu: a. Melakukan wawancara dengan PimpinanStaf dan Pegawai kantor
penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu Kabupaten Kudus terkait tentang strategi peningkatan PAD di bidang investasi
studi yuridis di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus.
b. Mengambil data-data di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus.
c. Mengambil foto yang diperlukan untuk sarana penunjang penelitian dan sebagai bukti.
49
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kudus
Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi, Pemerintah Kabupaten Kudus memberikan perhatian yang lebih besar
pada peran usaha mikro, kecil, dan menengah. Dimana dalam pelaksanaanya pelaku dunia usaha sangat membutuhkan informasi investasi, dan perizinan.
Pada tahun 2001 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kudus Nomor : 6 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan satu Atap. Pemerintah
Kabupaten Kudus membentuk UPPSA Unit Pelayanan Satu Atap. Realita yang ada saat itu menunjukkan bahwa masyarakat dalam memperoleh pelayanan
perizinan dirasa masih lama, hal ini dikarenakan UPPSA hanya bertugas mengkoordinir beberapa Fungsi Teknis Instansi Penyelenggara Pelayanan Umum.
Dengan demikian kesan yang timbul adalah proses pelayanan yang lamban, mekanisme kerja yang tidak efektif dan efisien, tidak transparannya prosedur
pelayanan dan biaya pelayanan yang tidak pasti. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten kudus
berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan kepastian hukum dan meningkatkan kualitas layanan publik terutama pelayanan prima di
bidang Penanaman Modal dan Perizinan kepada masyarakat dengan Penyelenggaraan “ Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu One Stop Service “
sehingga investasi di Kabupaten Kudus diharapkan semakin berkembang.