62
oleh orang lain, dan 5 bersikap psimis terhadap kompetisi. Dari tanda-tanda konsep diri negatif tersebut digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini.
3.4 Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah siswa broken home di SMP Negeri 2 Bantarbolang Pemalang Tahun Ajaran 20102011. Subyek
penelitian ini sebanyak dua orang siswa, dengan kriteria : 1.
Siswa SMP Negeri 2 Bantarbolang 2.
Siswa SMP Negeri 2 Bantarbolang yang memiliki latar belakang broken home dan memiliki konsep diri negatif.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang akurat, relevan, dan reliabel. Untuk memperoleh data yang dimaksud maka
menggunakan teknik dan prosedur pengumpulan data yang akurat, peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.
3.5.1 Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2007:186. Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
63
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil Sugiyono, 2008: 137.
Pada awal pengungkapan data diagnosis banyak dilakukan melalui pendekatan impresionistik dengan teknik-teknik non tes. Yang perlu mendapat
perhatian untuk dikembangkan sebagai metode utama adalah wawancara. Melalui pendekatan impresionistik, teknik wawancara akan sangat membantu
perolehan data diagnosis dari berbagai variabel. Menurut Supriyo 2008: 14 ada beberapa catatan untuk teknik wawancara antara lain:
a. Upayakan wawancara terarahkan. Dapat dimulai dengan wawancara tak
terstruktur bebas agar menimbulkan suasana akrab, kemudian dilanjutkan dengan wawancara terstruktur sehingga pembicaraan terarah pada sasaran.
b. Perhatikan kebaikan keunggulan maupun kelemahan keterbatasan dar i
metode wawancara. c.
Wawancara mempunyai kedudukan yang amat penting dalam proses diagnosis konseling, meskipun bukan satu-satunya.
d. Sangat efektif untuk kepentingan konseling individual.
e. Dapat sebagai metode utama dapat pula sebagai metode pelengkap atau
penguat. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan bersifat mendalam in
depth interview, tujuannya untuk mencari informasi dan mendalami permasalahan yang sedang dihadapi konseli. Berikut ini kisi-kisi instrumen
wawancara yang digunakan peneliti untuk mengetahui konsep diri negatif siswa broken home :
64
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Seleksi Subyek
Variabel Indikator Deskriptor No
Item
Konsep Diri Negatif
a Peka terhadap
kritik
- Marah bila dikritik -
Menganggap kritikan sesuatu hal yang salah
karena dapat menjatuhkan diri
- Mempertahankan
pendapat dengan logika yang keliru
1,2 3
4
b Responsif sekali
terhadap pujian - Antusias saat menerima
pujian -
Segala macam embel- embel yang menjunjung
harga dirinya menjadi pusat perhatianya
1,2,3 4
c Cenderung
bersikap hiperkritis
- Selalu mengeluh -
Selalu mencela atau meremehkan apapun
atau siapapun -
Tidak bisa mengungkapkan
penghargaan atau pengakuan pada
kelebihan orang lain 1,2
3 4
d Cenderung
merasa tidak disenangi oleh
orang lain - Merasa tidak
diperhatikan -
Kurang bisa berteman dengan baik
- Menganggap orang lain
sebagai musuh -
Rendah diri -
Berperilaku yang tidak 2
1 3
5 4
65
Variabel Indikator Deskriptor No
Item
disenangi misal berkelahi
e Bersikap pesimis
terhadap kompetisi
- Tidak mau bersaing dengan orang lain dalam
membuat prestasi
- Menganggap persaingan
hanya akan merugikan dirinya
1,2
3
3.5.2 Observasi