Hasil Pengamatan Observation Siklus Tindakan I

105 No Pertemuan Evaluasi Understanding Comfort Action arah dan tindakan direction and doing selama ini yaitu selalu melampiaskan masalah dengan pergi bermain, merokok dan begadang sampai pagi. Mencoba belajar tapi belum bisa. mencapai keinginannya tepat untuk mencapai keinginannya 4. Keempat Fase keempat: evaluasi diri self evaluation dan Fase 5: Rencana dan tindakan planning Memahami dengan adanya dorongan dalam diri dapat mengurangi perilaku negatif dengan mengatur waktu belajar dengan baik. Memahami dan menerima kenyataan perceraian ayah dan ibu yang terbaik. Konseli senang dapat menilai tindakan yang telah dilakukan dalam menghadapi masalahnya. Dan konseli merasa senang karena mendapat solusi untuk menyelesaikan masalahnya. Konseli akan menjalankan hasil konseling yang didapat dengan sebaik- baiknya agar bisa menyelesaikan masalahnya.

4.1.3.3 Hasil Pengamatan Observation

Pengamatan dilakukan selama proses konseling, untuk mengetahui sejauh mana proses konseling berjalan dengan baik dan mengamati perubahan yang terjadi pada konseli. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 106 Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Observation Siklus I Tindakan Konseli 1 MA Konseli 2 IF Pertemuan Pertama Tahap keterlibatan. Peneliti membangun hubungan baik dengan konseli menciptakan hubungan baik dan keterlibatan antara peneliti dengan konseli selama proses konseling berlangsung hingga mencapai tujuan yang diinginkan. MA terlihat canggung dan kaku. Berbicara sambil menundukkan kepala. Membangun keterlibatan dan hubungan baik dengan konseli dan menjelaskan tujuan serta prosedur dalam konseling. Pada awalnya IF terlihat masih malu dan ragu-ragu, tetapi setelah dijelaskan maksud dan tujuan dari konseling yang akan dilakukan, konseli terlihat tertarik untuk mengikuti konseling, karena konseli ingin dibantu dalam memecahkan masalahnya. Konseli mulai terbuka dalam mengungkapkan masalahnya, meskipun masih malu-malu. Pertemuan Kedua Konseli mulai terlibat dalam proses konseling dengan menceritakan secara terbuka apa yang menjadi keinginan, kebutuhan dan persepsi yang konseli harapkan selama ini. Konseli dapat bercerita lebih santai, namun konseli masih lebih sering tidak melihat lawan bicara. Konseli mulai terlibat dalam proses konseling. Konseli mampu mengungkapkan segala keinginan kebutuhan dan persepsi yang konseli harapkan selama ini. Konseli mulai aktif dalam kegiatan konseling. Pertemuan Ketiga Konseli mampu mengungkapkan semua tindakan yang konseli lakukan selama ini dan dapat mengungkapkan tindakan selanjutnya untuk mengatasi masalahnya. Konseli mulai nyaman dan aktif dalam mengikuti kegiatan konseling. Konseli mampu mengungkapkan semua tindakan yang konseli lakukan selama ini dan dapat mengungkapkan tindakan selanjutnya untuk mengatasi masalahnya. 107 Pertemuan Keempat Konseli mampu mengevaluasi dirinya terhadap masalahnya dan alternatif untuk mengatasi masalahnya. Namun, konseli masih terkesan bingung dengan tindakan yang akan konseli putuskan, oleh karena itu peneliti membantu konseli dengan mengemukakan dampak positif dan negatif dari setiap alternatif tindakan. Akhirnya konseli memilih untuk berusaha memahami dan menerima kondisi keluarga konseli secara positif. Konseli mampu mengevaluasi tindakan konseli selama ini yang kurang tepat dalam mengatasi masalahnya. Konseli mengambil keputusan untuk mencoba memahami dan menerima kondisi keluarga, ayah dan ibu bercerai. Konseli akan mengurangi perilaku negatifnya. Konseli sedang sakit, sehingga konseli kurang aktif mengikuti konseling.

4.1.5.4 Refleksi Reflection

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF ACCEPTANCE) SISWA KELAS VIII MELALUI KONSELING REALITA DI SMP NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2012 2013

16 114 231

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 JATIBARANG BREBES TAHUN AJARAN 2010 2011

5 75 186

Mengatasi Kenakalan Remaja Pada Siswa Broken Home Melalui Konseling Realita Di SMA Negeri 4 Kota Pekalongan

8 86 136

PENDAHULUAN Subjective Well Being Pada Siswa SMP Yang Mengalami Broken Home.

0 2 7

PERANAN GURU PKn DALAM MEMBINA PERILAKU MENYIMPANG PADA SISWA DARI KELUARGA BROKEN HOME Peranan Guru Pkn Dalam Membina Siswa Berperilaku Menyimpang Dari Keluarga Broken Home (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 01 Kunduran Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2012

0 3 15

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 2 JATIYOSO Hubungan Konsep Diri Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Kepercayaan Diri Siswa Smp Negeri 2 Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

0 2 18

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN KECERDASAN INTERPERSONAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP NEGERI 2 JATIYOSO Hubungan Konsep Diri Dan Kecerdasan Interpersonal Dengan Kepercayaan Diri Siswa Smp Negeri 2 Jatiyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

0 2 12

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN SPLDV MELALUI PENDEKATAN PAIR CHECKS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 2 Banyudono Tahun Ajaran 2009/2010).

1 2 7

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 JATIBARANG BREBES TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

(ABSTRAK) PENDEKATAN KONSELING REALITA DALAM MENGUBAH KONSEP DIRI NEGATIF SISWA BROKEN HOME (Penelitian Pada Siswa SMP Negeri 2 Bantarbolang Pemalang Tahun Ajaran 2010/2011).

0 0 2