109
4.1.4.2 Tindakan
4.1.4.2.1 Konseli I MA
Pertemuan kelima : HariTanggal
: Senin,28 Februari 2011 Tempat
: Ruang Osis SMP Negeri 2 Bantarbolang Dalam pertemuan ini, peneliti memulai dengan membangun keterlibatan
kembali dengan konseli. Peneliti mulai mencairkan suasana dengan membahas masalah netral. Setelah suasana mulai mencair, peneliti mulai memasuki tahap
konseling dengan mengulas kembali hasil konseling yang telah dilakukan sebelumnya. Mulai dari tahap eksplorasi kebutuhan, keinginan dan persepsi
konseli, sampai dengan tahap rencana dan tindakan. Konseli ingin menjadi anak yang baik agar orang lain mengatakan bahwa
konseli anak baik, bisa diterima orang lain. Konseli juga ingin agar teman- temannya tidak mengejek konseli lagi, tidak membeda-bedakan antar teman.
konseli ingin sekali bertemu dengan ayahnya, ia sering berpikir mengenai ayahnya, karena sejak kecil konseli belum pernah bertemu dengan ayahnya.
Konseli ingin sekali mempunyai keluarga yang utuh seperti teman-teman yang lainnya, ada ayah dan ibu, sehingga tidak diejek teman lagi. Konseli juga
menginginkan kakeknya agar tidak memarahi konseli terus, karena kakek orangnya cepat marah jadi konseli sering dimarahi. Konseli ingin prestasinya
bertambah baik agar ibu konseli senang. Konseli mulai menyadari pentingnya memiliki konsep diri positif dalam
dirinya dan mengungkapkan komitmen untuk mengusahakan sebaik mungkin
110
menerima dan selalu berpikir positif terhadap kenyataan yang ada pada diri saya. Keinginan konseli yaitu dapat berinteraksi dengan lingkungan dan
temannya dalam berbagai situasi tanpa perasaan dan pikiran negatifnya terhadap keadaan dirinya dan keluarganya. Konseli mengungkapkan semua
tindakan yang pernah dilakukan sehingga konseli mengetahui arah dan tindakan dalam pencapaian kebutuhannya.
Kemudian konseli beranggapan dengan kondisi konseli yang tidak memiliki ayah, konseli merasa berbeda dengan orang lain, konseli tidak bisa
diterima orang lain, dan itu menjadi suatu masalah bagi konseli. Sehingga konseli berlaku seperti teman-temannya, meskipun perilaku tersebut negatif,
yang terpenting bagi konseli adalah dia bisa diterima teman-temannya. Konseli menganggap perilakunya sekarang belum membantunya dalam
memenuhi keinginannya dan konseli merasa apa yang dilakukannya sekarang tidak seperti apa yang konseli inginkan. Konseli juga sadar apa yang dilakukan
ada yang melanggar aturan dan apa yang menjadi keinginan konseli belum tentu sesuai dengan keinginan terbaiknya dan orang lain.
Konseli menyadari bahwa selama ini tindakan konseli kurang tepat sehingga konseli ingin berubah untuk lebih baik. Konseli cenderung berpikir
irrasional, bahwa seseorang yang tidak bisa menjadi seperti yang diinginkan orang lain merupakan suatu masalah. Padahal secara rasional, tidak mungkin
setiap orang harus menjadi seperti yang orang lain inginkan. Jika setiap orang menginginkan hal yang berbeda pada diri kita, maka kita akan bingung untuk
111
menjadi diri yang seperti apa. Dan kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri, menjadi seperti yang kita inginkan, sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Kemudian setelah mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan konseli, maka dilanjutkan dengan fase rencana dan tindakan. Tindakan yang akan
konseli lakukan diantaranya: konseli akan berusaha menerima kenyataan yang harus konseli terima dan jalani, bahwa kondisi keluarganya saat ini tidak utuh,
meskipun konseli tidak tahu bagaimana dan dimana ayah konseli berada, konseli tetap akan menerimanya. Konseli berusaha untuk memahami kondisi
tersebut bukan suatu alasan utama untuk tidak diterima orang lain dan bukan merupakan pembatas konseli dalam bergaul. Konseli akan berusaha menjadi
diri konseli yang baik, sesuai dengan keadaan diri konseli. Untuk itu konseli akan berusaha menjauhi teman-teman konseli yang selalu mengajak dan
mempengaruhi konseli bersikap nakal. Sebagai gantinya konseli akan berteman dengan teman-teman yang baik, yang berprestasi agar konseli lebih termotivasi
dalam belajarnya dan lebih bersikap baik. Konseli juga akan mengurangi untuk tidak bercanda yang terlalu serius, jadi tidak akan menyinggung teman atau
konseli sehingga tidak sampai bertengkar atau berkelahi. Konseli juga akan lebih rajin sholat melatih agar lebih sabar, rajin berangkat sekolah, tidak
membolos, tidak berkelahi, rajin belajar, berpakaian rapi di sekolah, berbuat baik kepada ibu, kakek, teman, guru dan orang lain.
Dari beberapa tindakan yang akan konseli lakukan, konseli mengevaluasi semua tindakannya tersebut tidak ada yang negatif yang akan merugikan
konseli maupun orang lain dan tindakan tersebut dapat membuat konseli lebih
112
baik lagi. Oleh karena itu, konseli mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang sudah direncanakan tersebut dengan sebaik-baiknya. Agar
konseli lebih yakin menjalankan rencananya tersebut maka diadakan komitmen yaitu dengan cara menuliskan komitmennya pada selembar kertas dan berjanji
akan menjalankan keputusannya yang diambil dengan baik dan apabila dilanggar konseli akan mendapat konsekuensinya. Rencana dan tindakan yang
akan dilakukan konseli pertama kali adalah konseli akan berusaha menerima kenyataan yang harus konseli terima dan jalani, bahwa kondisi keluarganya
saat ini tidak utuh, meskipun konseli tidak tahu bagaimana dan dimana ayah konseli berada, konseli tetap akan menerimanya.
Hasil Konseling : Konseli mampu mengevaluasi dirinya terhadap masalahnya dan
alternatif untuk mengatasi masalahnya. Konseli menyadari bahwa permasalahan yang muncul selama ini adalah akibat dari pikiran negatif
konseli sendiri terhadap diri konseli dan kondisi keluarga konseli. Kondisi tersebut menjadikan konsep diri konseli menjadi negatif, sehingga
memunculkan perilaku negatif yang konseli lakukan selama ini. Konseli mengambil tindakan untuk berusaha memahami dan menerima kondisi
keluarga konseli secara positif, menjauhi teman-teman yang mengajak konseli berperilaku negatif dan akan lebih rajin belajar lagi.
4.1.4.2.2 Konseli II IF