76
konseli tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, mungkin dengan mencontek jawaban teman.
Berdasarkan pemaparan masing-masing konseli maka dapat disimpulkan bahwa MA dan IF memiliki konsep diri negatif dengan berbagai kondisi yang
berbeda pada setiap konseli. Oleh karena itu, konsep diri negatif yang dimiliki konseli saat ini harus diubah menjadi konsep diri positif, agar konseli dapat
menemukan identitas diri yang sukses dan bisa menerima takdir hidupnya.
4.1.3 Siklus Tindakan I
Berdasarkan gambaran kondisi konseli yang telah disebutkan diatas, maka peneliti akan melakukan tindakan untuk mengubah konsep diri negatif konseli.
Siklus tindakan yang dilakukan, dimulai dari perencanaan Planning, tindakan Action, pengamatan Observation, dan refleksi Reflection. Berikut penjabaran
dari siklus tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini :
4.1.3.1 Perencanaan Planning
Sebelum memulai melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu membuat suatu perencanaan agar tindakan yang dilakukan peneliti dapat berjalan dengan
baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Berikut ini adalah perencanaan yang disusun peneliti :
1. Tindakan yang akan dilakukan peneliti yaitu melakukan konseling individu
dengan menggunakan pendekatan realita. Peneliti memilih menggunakan konseling realita karena tujuan dari konseling realita sama dengan tujuan
hidup, yaitu individu mencapai kehidupan dengan success identity, untuk itu dia harus bertanggung jawab memiliki kemampuan mencapai kepuasan
77
terhadap kebutuhan personalnya. Oleh karena itu diharapkan dengan menggunakan konseling realita, konseli dapat memiliki konsep diri yang
positif, sehingga konseli dapat mencapai identitas yang sukses sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan dapat menerima keadaan konseli secara
realita. 2.
Peneliti menggunakan pendekatan konseling realita dengan sistem WDEP. Merupakan sistem penyampaian untuk membantu diri sendiri dan orang lain
meniliki kembali kekurangan, membuat pilihan yang tepat, dan menjadi lebih matang dalam bertindak. Setiap huruf dari WDEP mengacu pada kumpulan
strategi: W=wants and needs keinginan-keinginan dan kebutuhan- kebutuhan konselor membantu konseli untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan mereka, D=direction and doing arah dan tindakan konseli menggambarkan arah hidup mereka sama seperti apa yang saat ini mereka
lakukan atau bagaimana mereka menghabiskan waktu, E=self evaluation evaluasi diri peneliti membantu konseli pengevaluasian diri konseli dengan
bertanya “apakah aktivitasmu efektif?”, dan P=planning perencanaan konseli kemudian membuat perencanaan yang simple dan mudah dicapai.
Konseling realita harus diawali dengan pengembangan keterlibatan, selama proses konseling sampai akhir proses konseling keterlibatan konseli dan
peneliti harus tetap terjaga. 3.
Tindakan diberikan dalam 5 kali tahapan sesuai dengan prosedur konseling realita, kurang lebih 4 kali pertemuan. Masing-masing konseli dalam 1 kali
pertemuan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
78
4. Proses konseling dilakukan di ruang osis SMPN 2 Bantarbolang, karena
sekolah belum memiliki ruang khusus untuk konseling. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang mengganggu jalannya konseling dan kerahasiaan masalah
konseli tetap terjaga. 5.
Pengumpulan data konseli melalui wawancara dengan konseli, guru pembimbing, wali kelas, dan teman satu kelas konseli. Selain wawancara,
teknik pengumpulan data juga melalui observasi dan dokumentasi.
4.1.3.2 Tindakan Proses Konseling